MAKASSAR, BKM — Dalam upaya meningkatkan akuntabiltas pelaksanaan anggaran pada Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Inspektur Utama (Irtama) BKKBN Ari Dwikora Tono AK, M.Ec. Dev melakukan Pembinaan Pengawasan bertempat di Ruang Pola Kantor BKKBN Sulsel, Jumat, 6 Juli 2022.
Dalam arahannya, Ari Dwikora menyampaikan Sulawesi Selatan sebagai salah satu perwakilan provinsi terbesar di Indonesia. Dalam pengelolaan anggaran harus dilakukan secara efektif dan efisien, serta akuntabel dengan mematuhi seluruh peraturan yang berlaku.
”Saya berharap seluruh komponen bidang dan pokja yang terbentuk bekerja secara optimal, agar ZI WBK WBBM di BKKBN Sulsel dapat diwujudkan,” ujar Ari Dwikora.
Selain itu, irtama berharap penyerapan anggaran khusunya Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan BOKB juga terus ditingkatkan dalam mendorong pelaksaan program Bangga Kencana melalui berbagai inovasi.
“Tim pengendali DAK provinsi harus mengembangkan strategi untuk meningkatkan serapan anggaran DAK. Penggunaan dan pemanfaatannya betul-betul dilaksanakan secara terencana, akuntabel, efektif dan tepat sasaran, sehingga bisa mendorong capaian program Bangga Kencana, khususnya mendukung penurunan Stunting,” terangnya
Dalam kesempatan itu, Ari Dwikora menyampaikan apresiasi atas prestasi BKKBN Sulsel meraih Juara Satu Nasional Piawai DAK tahun 2022. “Keberhasilan ini harus berbanding lurus dengan serapan DAK. Tidak hanya di predikat juara, tetapi BOKB dan DAK fisik betul-betul dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh kabupaten/kota untuk pelayanan maupun untuk sarana dan prasarana penunjang” ungkap Ari Dwikora.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan Dra Hj Andi Ritamariani,MPd menyampaikan, pihaknya akan terus mengembangkan berbagai inovasi dalam pelaksanaan dan pengelolaan DAK, guna meningkatkan capaian pelaksanaan Program Bangga Kencana di 24 kabupaten/kota dan mendukung percepatan penurunan stunting di Sulawesi Selatan.
“Dalam penggunaan dan pemanfaatan dana DAK, kami telah melakukan berbagai inovasi. Salah satunya melalui monitoring DAK secara berkala dengan melibatkan seluruh pembina wilayah,” terangAndi Rita.
Untuk memaksimalkan pelaksanaan kegaitan dan anggaran, lanjutnya, BKKBN Sulsel telah melakukan pendampingan bersama BPKP melalui kegiatan pembinaan serta penerapan manajemen risiko secara tepat dan berkelanjutan.
“Setiap ASN harus mampu mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat terjadi di bidangnya masing-masing. Kita telah melakukan internalisasi melalui kegiatan pembinaan secara rutin maupun apel pagi,” ungkap Andi Rita.
Untuk mewujudlkan ZI WBK/WBBM, lanjut Andi Rita, dimulai dari diri sendiri. Untuk itu seluruh pegawai harus selalu menjunjung integritas dalam bekerja, bersama-sama berkomitmen mewujudkan ZI-WBK WBBM di BKKBN Sulsel.
“Saya harap setiap bidang melakukan terobosan-terobosan, terutama dalam memberikan layanan kepada publik. Selain sebagai implementasi pelaksanaan ZI-WBK dan WBBM, juga menjadi bagian dari wujud integritas kita dalam menjalankan pemerintahan yang baik,” tandas Andi Rita. (rls)