pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Antara Kesetiaan dan Massampo Siri

Lipa Sabbe, Film Produksi Sineas Muda Asal Wajo

SINEAS muda di Sulawesi Selatan terus menunjukkan kerja-kerja kreatifnya. Bukan hanya di Makassar, tapi juga di kabupaten. Salah satunya Wajo. Melalui Irwandi Irgantara Pictures, film berjudul Lipa Sabbe pun dihasilkan. Bahkan menjadi salah satu peserta dalam Festival Film Makassar tahun 2022 yang dihelat, Sabtu (30/7).

MENGENAKAN baju kaus warna hitam bertuliskan judul film Lipa Sabbe di bagian depan, lima orang pria dan seorang wanita berkunjung ke redaksi Harian Berita Kota Makassar, Senin (1/8). Mereka adalah Irwandi Irgantara, Rini Aprilia Wulandari, Rusman Hidayat, A Muh Rafi Alfila, Baso Ikram Rabil Tsani, dan Ronal Deni Arjuna.
Anak muda ini merupakan pemain dan kru Irwandi Irgantara Picture. Tiga di antaranya, yakni Irwandi, Rini, dan Rusman Hidayat kemudian menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar.

Dalam film bergenre drama romantis ini, Irwandi selaku penulis, sutradara, editor, dan kameramen, sekaligus sebagai pemeran Hasan. Sementara Rini berlakon sebagai Intan, dan Rusman Hidayat memerankan Jamal, kakak Hasan.
Irwandi kemudian menuturkan tentang filosofi lipa sabbe. ”Lipa sabbe merupakan sarung sutra khas asal Sengkang. Kenapa diangkat menjadi judul film? Karena dalam proses pembuatannya membutuhkan keterampilan dan kesabaran tingkat tinggi untuk mendapatkan tenunan yang berkualitas,” ujarnya.
Selain itu, nenek moyang suku Bugis Wajo menjadikan keahlian menenun lipa sabbe dalam mendidik anak perempuannya agar tidak berbuat hal-hal yang negatif. Sementara bagi kaum lelaki Bugis, dijadikan sebagai dasar dalam mencari dan menentukan pasangannya. ”Semakin bagus cara seorang perempuan menenun lipa sabbe, maka semakin baik pula perilaku dan sikapnya,” tuturnya.

Tentang film Lipa Sabbe, dijelaskan bahwa ada sepasang muda mudi bernama Hasan dan Intan yang menjalin kasih dan bersepakat untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Namun, di tengah perjalanan jalinan kasih mereka, hal yang tidak pernah dibayangkan kemudian muncul. Sebuah aib dalam keluarga tetiba mencuat.
Jamal, kakak Hasan berbuat sebuah kesalahan besar. Ia disebutkan telah menghamili seorang perempuan bernama Sari. Kejadian ini mencoreng nama baik keluarga. Sementara belakangan Jamal meninggal dalam sebuah peristiwa di lokasi sabung ayam.

Mau tidak mau aib keluarga harus ditutupi. Hasan yang selalu hormat kepada kedua orang tua harus menuruti kemauan mereka. Dia bersedia menutupi aib, yang dalam bahasa Bugis disebut passampo siri. Hasan rela menikahi Sari walau sangat berat hati berpisah dengan Intan yang selama ini dicintainya.
Janji pernikahan Hasan dengan Intan pun pupus. Padahal, Hasan pernah berucap dan meminta Intan untuk menenun lipa sabbe. Sarung tersebut akan digunakannya kelak bila mereka mengikat janji suci. Intan pun memenuhi permintaan itu. Setelah sebulan lebih lipa sabbe yang ditenunnya sudah jadi.
Intan tidak sakit hati. Ia berusaha untuk sabar dan mengikhlaskannya. Bahkan lipa sabbe yang telah selesai dijahitnya kemudian diberikan kepada Hasan untuk dikenakan saat hendak menikahi Sari. Intan lalu pergi ke sebuah bukit yang ada di wilayah Macanang.
Siapa sangka, ketika Hasan dan Sari hendak mengucapkan ijab kabul, ternyata batal. Sari menyampaikan pengakuan yang mengagetkan. Ia tidak dihamili oleh Jamal, melainkan teman Jamal bernama Ucup.

Hasan pun buru-buru pergi mencari Intan ke lokasi yang selama ini kerap mereka datangi. Namun, yang dicari sudah tidak ada. Intan menghilang.
”Untuk mengetahui ke mana Intan, setelah film Lipa Sabbe ini kita akan buat sekuel berjudul Nene’ Pakande. Ini gendrenya horor,” ungkap Irwandi sedikit memberi bocoran.
Usman Hidayat yang berperan sebagai Jamal, berujar bahwa lakonnya di film ini sebagai kakak Hasan yang nakal, suka berjudi dan minum minuman keras. Pada suatu hari ia diajak oleh temannya Ucup untuk pergi mappabitta (sabung ayam) di satu tempat.

”Di situ Jamal menang. Lawannya sakit hati, membuat ia ditunggu di jalan lalu kemudian dibunuh. Selesai peran Jamal di situ,” terang Usman yang mengenakan topi.
Irwandi dan Usman memang sudah berkolaborasi dalam membuat film-film pendek. Sebelumnya mereka menggarap serial komedi. ”Kalau di Bone ada Ambo Nai, di Sengkang ada Yumas dan Enjo,” ujar Irwandi yang diamini Usman.

Bagi Irwandi, Lipa Sabbe bukanlah film pertama yang diperankannya. Hobi dengan dunia entertaint, ia sempat hijrah ke Jakarta selama dua tahun. Di ibu kota negara itu dirinya berlakon di depan kamera. Seperti Anak Langit, sebagai geng motor di Anak Jalanan, serta bermain dua episode di Raden Kian Santang. Ia juga membintangi beberapa iklan.
Rini yang berperan sebagai Intan di film Lipa Sabbe, ternyata masuk nominasi sebagai aktris pemeran utama terbaik dalam FFM 2022. Dia mengaku tidak menyangka, karena masih pemula dalam dunia perfilman. Apalagi saingannya cukup banyak.

Ia bertutur tentang perannya sebagai Intan. Ia dikenal sebagai gadis yang anggun, penyabar, dan tinggal di sebuah desa. Intan memiliki seorang kekasih bernama Hasan. Dirinya diberi persyaratan menenun Lipa Sabbe untuk dipakai di hari pernikahannya nanti. Tapi di tengah jalan ada masalah yang ditimbulkan oleh kakak Hasan, Intan berusaha sabar dan iklas.
Tapi ia tetap melanjutkan tenunan lipa sabbe. Kemudian diberikan kepada Hasan untuk dipakai di pernikahannya bersama Sari.
Menurut Irwandi, awalnya mereka ingin langsung membuat film berjudul Nene’ Pakande. Namun, rencana durasinya cukup panjang, yaitu satu jam. Sementara untuk ikut FFM, durasi film sangat pendek.

”Kita kemudian berpikir bagaimana caranya menciptakan film dengan cerita baru lagi. Kemudian muncul inisiatif dengan membuat Lipa Sabbe untuk kemudian masuk ke Nene’ Pakande,” tambah Irwandi.
Menurutnya, lewat Irwandi Irgantara Pictures, pihaknya berusaha membuat film dengan mengangkat budaya dari daerah. Mereka yang masuk menjadi pemeran dan kru merupakan remaja satu kampungnya. Anak muda ini sepakat jalan bersama an tergabung dalam Pemuda Kreatif Majauleng. Bagi yang belum punya bacis di dunia perfilman kemudian diajari.
Rencananya, film Lipa Sabbe yang berdurasi 45 menit akan diputar perdana di bioskop lokal Majauleng usai 17 Agustus mendatang. Bupati Wajo Amran akan diundang. Sekaligus menjadi momentum meminta dukungan dari pemerintah setempat agar Pemuda Kreatif Majauleng bisa melahirkan film-film baru yang memang diangkat dari budaya di sana. (*/rus)




×


Antara Kesetiaan dan Massampo Siri

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link