MAKASSAR, BKM — Makassar secara khusus, dan Sulsel pada umumnya masih bebas dari cacar monyet alias monkeypox. Dua orang pasien yang sebelumnya dinyatakan suspek dan dirawat pada dua rumah sakit berbeda di Makassar, ternyata hanya cacar air biasa. Hasil uji tes mereka yang dikirim ke Jakarta telah keluar pada hari Jumat (26/8).
Kepala Dinas Kesehatan Makassar Nursaidah Sirajuddin pun merasa lega, sebab dua pasien yang dicurigai cacar monyet ternyata hanya cacar air biasa. Kedua pasien itu, kata dia, telah ditangani oleh ahli kulit dan penyakit dalam.
“Hasil tesnya sudah keluar dan ternyata cacar air biasa. Sekarang sudah ditangani oleh dokter kulit dan ahli untuk memastikan kondis dan kesembuhannya,” ujarnya, kemarin.
Diberitakan sebelumnya, seorang pasien suspek cacar monyet tengah dirawat di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Hasanuddin. Pasien itu mulai menjalani perawatan pada Senin, (22/8) lalu.
Sementara satu pasien lagi dari Puskesmas Kassi-kassi, Kecamatan Rappocini dirawat di Rumah Sakit Labuang Baji.
Usai sampel darahnya diuji di laboratorium oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Puslitbangkes Kemenkes RI) Jakarta, Dinas Kesehatan Kota Makassar menerima informasi jika keduanya negatif cacar monyet.
“Alhamdulillah sudah keluar hasilnya. Bahwa hasil dari lab negatif. Ini cacar air biasa dan masih penanganan kerja sama dokter kulit dengan penyakit dalam RS Labuang Baji,” terang Wakil Direktur Pelayanan RS Labuang Baji dr Aisyah.
Dengan keluarnya hasil tes dua warga tersebut, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menegaskan tidak ada warga Makassar yang terpapar cacar monyet. ”Hasil laboratoriumnya sudah keluar. Dua-duanya Alhamdulillah negatif. Jadi saya tegaskan tidak ada warga Kota Makassar yang terpapar cacar monyet,” kata Danny, kemarin.
Untuk mencegah penyebaran virus Cacar Monyet, pihaknya sudah membuat posko pengaduan di seluruh kontainer Makassar Recover. Penguatan lain yaitu dengan meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) terhadap penyakit cacar monyet di 47 Puskesmas.
“Itu yang kita kuatkan bagaimana masyarakat melaporkan jika ada gejala-gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri badan, segera memeriksakan diri ke Puskesmas ataupun Call Center 112,” ungkapnya.
Upaya lain untuk mengantisipasi merebaknya cacar monyet, yaitu dengan memaksimalkan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandara maupun pelabuhan sebagai pintu masuk Kota Makassar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan Arman Bausat, sebelumnya mengatakan, sudah memberi sinyal waspada kepada kabupaten/kota terkait penyebaran penyakit ini. Hal itu sudah dilakukan sejak adanya peringatan WHO, bahkan sebelum virus ini masuk ke Indonesia.
Meski terbilang serupa dengan covid-19, dia menekankan agar sosialisasi terkait penyakit cacar monyet tetap dilakukan secara masif ke masyarakat. Jika ada pasien dengan gejala menyerupai cacar monyet, diminta untuk segera isolasi.
Dia juga meminta agar masyarakat tetap menegakkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan lebih meluas.
“Penanganannya kan sama dengan covid-19. Karena kan penyebabnya sama-sama virus, tapi virusnya berbeda. Gejalanya juga hampir sama, demam, sakit kepala, sakit badan, cuma khasnya ini ada ruam kulit. Penyebarannya juga cepat,” tuturnya.
“Yang paling penting ini sosialisasi ke masyarakat. Saya yakin masyarakat sudah ada pengalaman dengan covid-19. Kan penanganannya sama, mencegah penularan. Intinya protokol kesehatan,” tandas Arman. (jun-rhm)