GOWA, BKM — Pameran Kriyanusa yang digelar sepekan di Jakarta Convention Centre (JCC) telah berakhir pada Minggu malam (25/9). Pameran ini membuahkan hasil terbaik bagi stand Dekranasda Kabupaten Gowa.
Selain menjadi stand favorit bagi pengunjung, stand Dekranasda Gowa ternyata mampu mendulang omzet penjualan hampir Rp50 juta. Pameran yang digelar Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan diikuti seluruh Dekranasda kabupaten dan kota di Indonesia ini memberikan efek yang bagus bagi perkembangan kerajinan Kabupaten Gowa yang selama ini dibina Dekranasda Gowa.
Hal itu dibenarkan Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan dan Perindustrian (Perdastri) Kabupaten Gowa, Andi Sura Suaib. Kepada BKM, Andi Sura mengatakan, dalam Kriyanusa sepekan tersebut, stand Dekranasda Gowa menjadi stand favorit pengunjung.
Salah satu produk paling diidolakan pengunjung adalah produk sarung sutera Cura’labba’ yang ditenun langsung menggunakan peralatan manual kayu (alat tenun tradisional). Bukan produk pabrikan.
”Produk sarung tenun sutera Cura’labba’ ini menjadi salah satu kunjungan favorit di Kriyanusa. Ini dinilai dari banyaknya pengunjung yang bertanya terkait proses dan bagaimana produk sarung tenun Cura’labba’ ini dibuat. Alhamdulillah pesona sarung sutera yang memiliki motif khas garis dan kotak ini menjadi daya pikat pengunjung dan akhirnya penjualan pun mengalir. Sampai pameran ini ditutup Minggu malam kemarin, tim Dekranasda Gowa berhasil membawa pulang omzet penjualan senilai Rp34.750.000,” kata Andi Sura didampingi Kabid Promosi Disperdastri Gowa, Hamriani Hamzah.
Hasil ini tentu membuat bangga tim Dekranasda Gowa yang selama pameran berlangsung melakukan aktualisasi produk kepada para pengunjung. Apalagi dalam pameran itu, Gowa mengikutkan dua orang penenun dan melakukan penenunan secara langsung sarung sutera yang berbahan baku benang ulat sutera yang telah diolah tersebut.
Diakui Andi Sura, pengrajin sarung tenun di Gowa memang mulai langka. Saat ini pengrajin tenun sarung sutera tersisa empat orang. Hal itu disebabkan, para pengrajin tenun tergerus oleh zaman dimana konsumen saat ini cenderung dibuai produk pabrikan bahkan mendominasi kain batik.
Untuk memulihkan daya tarik konsumen terhadap kekhasan sarung sutera tenun asli Gowa, maka setiap event pameran, Gowa selalu memberikan ruang promosi untuk produk sarung tenun sutera ini. Bahkan, sarung tenun sutera ini menjadi ikon cendramata bagi tamu-tamu penting yang berkunjung ke Kabupaten Gowa.
”Insya Allah, kami telah bersinergi dengan pihak Dekranasda Gowa untuk membangkitkan kembali animo masyarakat pengrajin untuk bisa memproduksi sarung tenun sutera lebih banyak lagi. Tentunya langkah awal kita adalah meningkatkan animo masyarakat untuk mau menjadi pengrajin tenun sutera dan mengajak para pengrajin untuk melakukan regenerasi pengrajin tenun di wilayahnya. Tentunya kami selaku Dinas Perdastri akan menggandeng Dekranasda atau para UMKM yang ada di desa-desa agar lahir pengrajin baru lagi,” papar Andi Sura.
Terpisah, Ketua Dekranasda Gowa, Priska Paramita Adnan, yang dihubungi, mengaku salut dan bangga atas hasil produksi pengrajin sarung sutera Gowa yang ternyata diminati orang di Jakarta.
”Alhamdulillah, produk sarung tenun sutera kita menjadi idola di pameran Kriyanusa itu. Semoga ke depannya kita mampu menghasilkan produk-produk sarung sutera lebih banyak lagi serta kualitasnya lebih bagus lagi,” kata Priska.
Istri Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, ini juga mengatakan, melihat jumlah pengrajin tenunan di Gowa yang minim maka pihaknya tentu akan melakukan pembinaan dan pengembangan pengrajin ke depan dengan melakukan pendidikan atau pembinaan pengrajin-pengrajin tenunan. Sehingga ada generasi baru di dunia tenun sutera ini. (sar)