MAKASSAR, BKM — Memasuki musim hujan tahun ini, Pemerintah Kota Makassar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah melakukan sejumlah persiapan. Terutama dalam menghadapi bencana banjir dan angin kencang yang terjadi di daerah-daerah rawan.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar Achmad Hendra Hakamuddin mengatakan, selain personel, seluruh fasilitas termasuk armada untuk penyelamatan sudah disiapkan. Pihaknya semakin intensif melakukan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui kondisi cuaca.
“Berdasarkan informasi yang kami dapat melalui buletin BMKG, tapi masih perlu kami bicarakan lebih dalam lagi, kita sudah masuk musim hujan saat ini,” ungkap Hendra.
Menurutnya, masyarakat sudah harus waspada dan mengantisipasi potensi bencana, khususnya di daerah rawan banjir. Sebab mulai Oktober ini, hujan deras sudah mulai terjadi. Khusus untuk kesiapan personel, kata Hendra, sebanyak 99 personel, termasuk di dalamnya Laskar Pelangi mulai disiagakan. “Semua siap turun jika terjadi bencana di lapangan,” ungkapnya.
Untuk fasilitas, saat ini BPBD memiliki sembilan perahu karet. Dalam waktu dekat akan ada tambahan empat perahu karet lagi yang dianggarkan melalui APBD 2022.
Pengadaan empat perahu karet tersebut saat ini sementara dalam proses lelang. BPBD tidak akan membeli perahu karet biasa, namun yang khusus rescue, lengkap dengan life jacket, helmet, dan peralatan pendukung lainnya.
“Jika empat unit sudah ada, berarti kita punya 13 perahu karet. Dengan kapasitas itu, perhitungan kami, sudah siap layani 15 kecamatan,” terangnya.
Tahun ini, BPBD juga sudah dilengkapi drone dengan spesifikasi memiliki thermal camera. Alat ini ini mampu mendeteksi suhu tubuh manusia, sehingga bisa memudahkan langkah penyelamatan jika terjadi bencana malam hari. Selain itu, juga memiliki lampu sorot dan pengeras suara (speaker).
Drone tersebut sudah diuji coba saat pelaksanaan F8 bulan September lalu untuk memantau area atau kondisi Pantai Losari. “Kita baru punya satu drone. Jika berbicara peta kebencanaan di Makasar, kita butuh empat hingga lima drone,” tambahnya.
Dia melanjutkan, dari kajian risiko bencana, potensinya banjir ada di enam kecamatan. Yakni Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea, Tamalate, Panakkukang, dan Rappocini.
Disebutkan Hendra, BPBD masih membutuhkan satu unit speed hunter seperti milik TNI Angkatan Laut untuk menjangkau daerah kepulauan jika terjadi bencana.
Hujan Es dan Puting Beliung
Saat ini sudah memasuki musim hujan. Namun sejauh ini curah hujannya belumterlalu tinggi. Kendati demikian sudah terjadi bencana angin puting beliung. Bahkan warga yang bermukim di wilayah Sudiang, Kecamatan Biringkanaya mengalami fenomena hujan es yang terjadi Sabtu (1/10) sekitar pukul 14.00 Wita.
Prakirawan BMKG Nurasyiah Utami mengatakan, hal itu itu menandakan Sulsel memasuki musim hujan yang lebih cepat dibanding tahun sebelumnya. Penyebab terjadinya hujan es tersebut, kata Nurasyiah, karena adanya pembentukan awan cukup yang cukup tinggi alias tebal di langit.
Ia menjelaskan, biasanya di masa-masa peralihan cuaca akan ada banyak peristiwa yang terjadi, salah satunya hujan es. Peristiwa tersebut dikenal juga dengan sebutan fenomena Hail.
Hail berarti presipitasi yang berbentuk batu es tak beraturan dengan diameter sekitar 5 milimeter (mm) yang terbentuk dari awan konvektif, biasanya awan Comulonimbus.
Pembentukan awan itu biasa dinamakan prevalensi. Dibentuk dari tiga jenis zat yang terkandung di dalamnya yakni air, padat, dan gas. Pembentukannya terpantau terjadi di atas ketinggian 10.000 mdpl. Diakibatkan turbulensi atau angin udara yang kacau.
“Biasanya memang terjadi fenomena seperti hujan es dan angin puting beliung. Ini cukup lazim terjadi, khususnya di wilayah beriklim tropis seperti Makassar,” terangnya.
Selain hujan es, pada Sabtu pekan lalu juga terjadi angin puting beliung di empat kelurahan yang berada di Kecamatan Biringkanaya. Masing-masing di Kelurahan Laikang, Paccerakkang, Katimbang, dan Sudiang Raya.
Data dari BPBD Makassar, sebanyak 22 unit rumah mengalami kerusakan, di mana 15 unit rusak sedang, dan tujuh unit rusak ringan. Akibat bencana itu, 21 KK terkena dampak.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Makassar, Muhammad Ilham Idris menerangkan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan untuk korban bencana puting beliung di Kecamatan Biringkanaya. Rinciannya, Untuk Kelurahan Katimbang berupa terpal dua lembar, Kelurahan Paccerakkang terpal 21 lembar, Kelurahan Sudiang Raya terpal empat lembar dan Kelurahan Laikang terpal empat lembar. “Total terpal yang kita salurkan sebanyak 31 lembar,” tandasnya. (rhm)