ENREKANG, BKM — Bupati Enrekang Muslimin Bando menghadiri Rapat Kerja Cabang VII Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Enrekang di Pendopo Rujab Bupati, Senin (3/10). Raker IBI mengangkat tema ‘Konsolidasi INI dalam menghadapi perkembangan pelayanan KIA-KB dan kesehatan reproduksi di masa pandemi Covid-19’.
Ketua IBI Enrekang Syamsiah memaparkan saat ini pihaknya menaungi ratusan bidan. Terdiri dari 195 bidan berstatus ASN, 251 bidan non ASN, tenaga honorer di Pustu dan ada pula yang belum bekerja sebagai bidan.
“Kita berharap IBI bisa bersinergi dengan Pemda dan seluruh stakeholder, agar pendayagunaan bidan bisa maksimal. Termasuk mengangkat sejawat kami yang belum ASN,” jelasnya.
Pengurus Daerah IBI Sulsel Rosalina memotivasi para bidan Enrekang. “Terus mengabdi dan semangat menjadi garda terdepan dalam mengawal kesehatan ibu dan anak,” ujarnya.
Bupati Enrekang Muslimin Bando menyampaikan selamat atas digelarnya Raker ini. Dia berharap bisa melahirkan program yang selaras dengan visi enrekang emas religius dan berkelanjutan. MB telah menerima data mengenai status kepegawaian para bidan. MB mengatakan sebagian sudah masuk dalam pendataannya Non-ASN yang baru saja ditutup.
“Pendataan non ASN baru ditutup semalam. Meski kita belum tahu ujungnya seperti apa, kita berharap ada langkah positif dari pemerintah pusat soal pengangkatan bidan,” urai MB.
Meningkatkan kesejahteraan bidan sangat penting, kata MB, sebab perannya substansial dalam memastikan keselamatan dan kesehatan ibu dan anak. Sementara Enrekang masih kekurangan bidan. Ada 3.000 kelahiran dalam setahun namun bidan ASN hanya 195 orang.
MB meminta IBI Sulsel bersama-sama pemerintah daerah memperjuangkan pengangkatan bidan, dengan mengusulkan penambahan kuota PPPK ASN.
Sementara bagi bidan baru, salah satu solusinya pemerintah memfasilitasi untuk menjadi bidan di RS luar negeri. Sudah ada 5 bidan yang dikirim ke Arab Saudi, penghasilannya bisa mencapai minimal Rp15 juta per bulan. (her/C)