Site icon Berita Kota Makassar

Alarm dari Open BO Pelajar Makassar

MAKASSAR, BKM — Prostitusi daring yang melibatkan pelajar sekolah kian mengkhawatirkan. Dengan model open booking order (Open BO), para pelaku menggunakan aplikasi kencan atau khusus penyedia jasa prostitusi.
Data dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), sejak Januari hingga 4 Oktober 2022, tercatat sedikitnya ada 23 anak yang ditangani terkait kasus open BO. Kepala UPT DP3A Muslimin, menjelaskan bahwa dari 23 kasus itu, sebanyak sembilan kasus dilakukan anak laki-laki di bawah umur, dan 14 oleh anak perempuan.

Dia menyebut, 23 kasus tersebut masuk dalam kriteria trafficking. Namun ada juga kasus yang ditemukan disertai dengan kekerasan seksual sehingga dipastikan prositusi anak secara daring ini lebih banyak lagi.
“Tidak menutup kemungkinan jika kasus open BO yang tidak terdeteksi lebih banyak lagi. Praktiknya yang dilakukan anak anak sekolah lumayan tinggi,” ungkap lelaki yang akrab disapa Mimin ini.

Kepala Dinas DP3A Achi Sulaiman, mengakui hampir setiap bulan memang ada kasus open BO yang masuk di UPTD. Dia mengemukakan, semakin tingginya kasus anak dalam prostitusi daring menjadi alarm atau peringatan bahwa begitu banyak kasus booking online di sekitar kita yang melibatkan anak di bawah umur.
“Usia anak kan 18 tahun ke bawah, dan yang terjaring melalui UPTD kami ini kebanyakan usia 15 tahun. Ini tentu sangat memprihatikan,” ujar Achi, kemarin.
Dia berharap orang tua lebih menjaga anak dan lebih mengarahkan anak ke hal positif. Ketika mereka diberi ruang ekspresi yang bagus, melibatkan anak ke kegiatan ekstrakurikuler, lebih bermanfaat dibandingkan tidak ada kepedulian orang tua.

“Dalam beberapa kali penjaringan di lapangan bersama Dinas Sosial, memang banyak ditemukan usia anak. Dampak yang ditimbulkan ke depan itu lebih bahaya sekali. Ini alarm bagi kita untuk lebih kepada pemenuhan hak dan perlindungan anak,” ungkapnya.
Menurut Achi, motif keterlibatan anak dalam prostitusi online bervariasi. Ada karena pergaulan saja, alias ikut-ikutan karena mau dibilang kekinian. Selain itu, ada juga karena persoalan ekonomi, persoalan keluarga yang disharmonis, dan lainnya.
“Ternyata, dari sekian anak yang masuk ke UPTD P3A, kebanyakan anak yang orang tuanya tidak care lagi, dalam hal ini orang tua bercerai. Ada juga yang ikut-ikutan, dan memang terdesak oleh kondisi ekonomi,” tambahnya.

Kasus anak terlibat Open BO ini yang ditangani oleh DP3A, kata Achi, ditemukan berdasarkan aduan dari shelter warga, penjaringan bersama (razia ke hotel dan penginapan), dan ada juga kasus titipan dari Polrestabes maupun Polsek.
Diapun berharap seluruh pemangku kepentingan di Makassar ikut berperan aktif dan ambil bagian dalam program Jagai Anakta. Termasuk pihak hotel dan penginapan, karena di sana biasanya transaksi seksual dieksekusi.
“Butuh semua pihak untuk mendorong kebijakan, termasuk pengawasan. Pengawasan kepada hotel yang melegalkan anak di bawah umur untuk check in. Jangan sampai bukan anak bersangkutan yang melakukan reservasi melainkan ada orang dewasa yang bertugas sebagai muncikari. Karena reservasi kan harus dilakukan orang dewasa dan harus punya kartu identitas,” tambah Achi.

Peran shelter warga juga sangat penting untuk mengantisipasi terjadi praktik prostitusi online di kalangan anak. Langkah pencegahan bisa dilakukan dengan sosialisasi dan edukasi. Termasuk memberi bimbingan kepada keluarga terkait pola asuh dan parenting.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan DP3A Makassar Hafidah Djalante, berjanji bahwa pihaknya akan mengupayakan bertemu dengan pihak perhotelan agar mereka lebih selektif dalam menerima tamu. Termasuk juga ke pengelola apartemen dan penginapan.
“Memang yang punya itu tidak tahu kalau unit apartemen dijadikan lokasi prostitusi karena dia juga menyewakan. Orang yang menyewakan inilah yang sewakan lagi ke anak-anak. Jadi ini yang harus kita bongkar,” tegasnya.

Dia pun meminta warga untuk pro aktif melaporkan kasus prostitusi anak jika ada yang ditemukan. “Kalau ada info sampaikan kepada kami melalui UPTD. Kami akan menangani secepatnya. Mari kita sama-sama jagai anakta. Mari kita kepo sama-sama tentang anak-anak di wilayahta,” tandasnya. (rhm)

Exit mobile version