MAKASSAR, BKM–Gubernur Andi Sudirman Sulaiman (ASS) menyampaikan nota keuangan dan rancangan peraturan daerah (Ranperda) Provinsi Sulawesi Selatan tentang APBD Tahun Anggaran 2023 pada rapat paripurna DPRD Sulsel yang dipimpin Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari, Kamis (27/10).
ASS juga menyampaikan Ranperda tentang Pendirian Perseroan Daerah PT. Sulsel Andalan Energi, serta Ranperda tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor Tahun 2014 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah.
Pada sambutan, Gubernur ASS melaporkan bila ekonomi Sulsel selama tahun 2021 tumbuh di angka 4,65 % dan pada Triwulan 2 Tahun 2022 tumbuh sebesar 5,18 Persen. “Kondisi tersebut ditopang oleh berlanjutnya pemulihan konsumsi masyarakat dan perbaikan kinerja dunia usaha, seiring dengan peningkatan produksi komoditas pertanian serta berlanjutnya pembangunan proyek pemerintah dan swasta.”ujar ASS.
Dijelaskan bila laju inflasi Suslel tahun 2021 sebesar 2,40 persen dan pada bulan september 2022 mangalami kenaikan menjadi 6,35 persen. Terkait kemiskinan menunjukkan trend yang menurun, hal tersebut dapat terlihat pada persentase penduduk miskin pada Maret 2021 yang sebesar 8,78 Persen turun 0,15 persen poin dibanding Maret Tahun 2022 sebesar 8,63 Persen.
Selanjutnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2021 mencapai sebesar 72,24 dan berada pada peringkat 11 secara nasional, dan gini ratio di tahun 2021 sebesar 0,377 dan pada bulan Maret 2022 tetap terjaga pada angka 0,377, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di tahun 2021 sebesar 5,79 % dan pada bulan Februari 2022 mengalami penurunan menjadi 5,75 % atau sebesar 0,04 poin.
Berdasarkan data indikator makro tersebut dapat dijadikan pemicu bagi pelaksanaan pembangunan ke depannya, dan Tahun 2023 merupakan tahun terakhir masa pemerintahan Gubernur Sulawesi Selatan periode Tahun 2018-2023, dengan berbagai tantangan yang harus kita hadapi, mulai fluktuasi harga komoditas sampai dengan gejolak ekonomi global yang memicu lonjakan harga-harga komoditas global dan mendorong kenaikan laju inflasi di banyak negara. Akibatnya, saat ini dampaknya masih sangat terasa khususnya di negara-negara berkembang mengalami tekanan, baik dari sisi nilai tukar maupun dari sisi arus modal masuk atau capital inflow.
Dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian nasional terkini, agenda pembangunan yang akan kita capai, serta potensi risiko dan tantangan yang kita hadapi serta prospek perekonomian daerah, maka asumsi dan Target Indikator Makro pembangunan Sulawesi Selatan yang akan dicapai pada Tahun 2023, yaitu dengan mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai sebesar 5,06-6,59 persen, Inflasi sebesar 3,0-1,0 persen, persentase penduduk miskin 7, IPM ditargetkan mencapai angka 73,17 persen, Gini ratio 0,376-0,380 serta TPT menjadi 5,69 persen. (jun/rif)