MAKASSAR, BKM — Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melakukan studi tiru ke BKKBN Sulsel terkait penanganan stunting, Selasa, 9 November 2022. Rombongan ini dipimpin langsung Kepala BKKBN Sumbar Fatmawati, ST, M.Eng. Mereka diterima Sekretaris BKKBN Sulsel Dr Faizal Fahmi,SKM, MKes di Ruang Pola Kantor BKKBN Sulsel.
Kepala BKKBN Sumbar Fatmawati, mengatakan Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi besar di wilayah Timur Indonesia. Ada banyak inovasi dan prestasi yang telah ditorehkan, khususnya dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan penanganan stunting.
“Kami memilih Sulawesi Selatan sebagai tempat studi tiru, karena kami melihat Sulawesi Selatan punya banyak inovasi terkait penanganan stunting. Dengan kunjungan ini kita berharap dapat sharing knowledge dan pengalaman,” ujar Fatmawati.
Ia menambahkan, dalam kunjungan ini turut serta Tim Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting (Satgas PPS) Sumbar dan Koordinator Bidang lingkup BKKBN Sumbar.
“Kami nanti akan menyebar ke bidang-bidang sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Kami juga menghadirkan Tim Satgas yang mungkin bisa didampingi dan dialog terkait program dan strategi penurunan stunting,” ungkap Fatmawati.
Di akhir sambutan, Fatmawati berharap melalui studi tiru ini lahir terobosan dan inovasi bersama dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.
Kepada tamunya, Sekretaris BKKBN Sulsel Faizal Fahmi menyampaikan kunjungan ini merupakan kesempatan besar bagi kedua provinsi untuk saling berbagi pengalaman terkait pelaksanaan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.
“Kami berharap dalam kunjungan ini juga dapat memperoleh informasi dan strategi yang ada di Sumatera Barat sehingga dapat dipadukan dalam mendukung pencapaian pelaksanaan program Bangga Kencana di Sulawesi Selatan,” ujar Faizal Fahmi.
Dalam pemaparannya, Faizal Fakmi menyebut angka stunting di Sulawesi Selatan masih cukup tinggi, yaitu 27,4 persen. Masih di atas nasional, yaitu 24,4 persen dan Sumatera Barat 23,3 persen.
“Untuk mengejar target 14 persen di tahun 2024 seperti yang diamanatkan Bapak Presiden, perlu dilakukan penguatan strategi dan kemitraan lintas sektor dalam penanganan stunting,” kata Faizal Fahmi.
Ia menambahkan, saat ini jumlah penduduk Sulawesi Selatan sebanyak 9.073.509 jiwa yang tersebar di 24 kKabupaten/kota, 311 kecamatan dan 3.046 desa/kelurahan.
“Untuk pelaksanaan Program Bangga Kencana dalam mendukung percepatan penurunan stunting, kita didukung sebanyak 1.388 penyuluh KB. Dari jumlah itu, 159 di antaranya adalah PPPK. Selain itu, terdapat 6.682 Tim Pendamping Keluarga atau TPK yang terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader KB dengan jumlah 20.046 kader,” ungkap Faizal Fahmi.
Lebih lanjut dijelaskan, dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting di Sulawesi Selatan, berbagai upaya dilakukan. Seperti melakukan fasilitasi pembentukan TPPS di semua jejang wilayah di tingkat provinsi hingga desa/kelurahan. Fasilitasi pembentukan Tim Audit Kasus Stunting (AKS) kabupaten/kota. Rapat rutin koordinasi Tim TPPS provinsi, dan pendampingan pelaksanaan identifikasi kasus dan audit kasus stunting.
“Untuk audit kasus stunting tahap I, 24 kabupaten/kota telah selesai dan beberapa kabupaten telah masuk ke tahap II. Sementara untuk rembuk stunting, Alhamdulillah sudah 100 persen,” ungkap Faizal Fahmi.
Disebutkan pula bahwa sejumlah kabupaten telah mengembangkan berbagai inovasi pencegahan stunting. Di antaranya Gerakan One Egg One Day (Satu Telur Satu Hari) di Kabupaten Barru dengan menyasar anak berisiki stunting. Ada pula Layanan Terpadu Atasi Stunting dengan Hati (Laras Hati) di Kabupaten Pangkep. Pembentukan Lorong Pengendali Stunting (Lopis) Kota Makassar. Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAA) mitra kerja pengusaha di Kabupaten Bulukumba, serta inovasi lainnya.
“Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan juga telah membentuk tenaga gizi pendamping desa yang berfokus pada 250 lokus stunting di daerah ini,” terang Faizal.
Kunjungan ini dirangkaikan dengan peninjauan Kampung KB Untia yang berada di Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar sekaligus kunjungan ke Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) Mappadeceng. (rls)