MAKASSAR, BKM — Senin dini hari (14/11). Jarum jam menunjuk pukul 01.00 Wita. Suasana yang biasanya sepi di Kompleks BTN Rezky, Jalan Biring Romang, Lorong 8 Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar berubah menjadi ramai.
Di sebuah rumah kosong bernomor A1 Nomor 9 dalam kompleks tersebut baru saja ditemukan sesosok jasad wanita muda dengan posisi tergantung. Belakangan diketahui korban berinisial FR. Usianya 19 tahun. Seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Saat ditemukan, tubuh korban menggantung pada sebuah balok kayu yang melintas di atas kamar mandi di rumah kosong tersebut. Pintu kamar mandi yang terbuat dari kayu terlihat sudah rusak. Kabel berwarna hitam berukuran besar dililitkan beberapa kali pada balok itu. Selanjutnya korban gantung diri di kabel tersebut.
Di bagian mulutnya tampak handuk kecil berwarna coklat tua. Korban mengenakan baju kaus warna merah, dipadu celana pendek sebetis motif hitam dan putih. Rambut hitamnya diikat ke belakang. Sebagian kakinya tampak menyentuh lantai kamar mandi.
Korban pertama kali ditemukan oleh beberapa beberapa rekannya. Selanjutnya dilaporkan ke Bhabinkamtibmas setempat. Tak lama berselang, aparat kepolisian dari Polsek Tamalanrea tiba di lokasi kejadian.
Dugaan sementara, korban yang merupakan mahasiswa baru (maba) nekat mengakhiri hidupnya karena stres dengan banyaknya tugas kuliah di kampus. Pihak keluarga menyebut kalau FR belakangan ini kerap mengeluh, merasa tertekan karena kesulitan menghadapi dan mengerjakan tugas-tugas kuliahnya di FIB Unhas.
Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea Iptu Nurtjahyana, mengatakan pihak keluarga pertama kali melaporkan kejadian tersebut ke Bhabinkamtibmas pada pukul 00.00 Wita, Senin dini hari. Diperkirakan FR menjemput ajal pada pukul 23.00 Wita.
Dijelaskan Iptu Nurtjahyana, berdasarkan keterangan saksi yang ada di sekitar TKP, sebelum kejadian korban terlihat mengelilingi rumahnya pada pukul 22.00 Wita. Kuat dugaan ia sementara mencari tempat untuk bunuh diri.
”Setelah kami datang dan melakukan olah TKP serta identifikasi lebih lanjut, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” ujar Iptu Nurtjahyana, kemarin.
Dihubungi terpisah, Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Lando menjelaskan, berdasarkan laporan dari Polsek Tamalanrea, telah diperiksaa beberapa saksi terkait peristiwa ini. Salah satunya Wesly, teman korban yang berusia 18 tahun.
Menurut Wesly, pada pukul 19.20 Wita ia melihat kunci pagar dan kunci pintu rumah korban tergeletak di atas kursi. Ia lalu mencari keberadaan korban, sekaligus menghubungi teman-teman kuliahnya.
Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil. Tak ada di antara mereka yang mengetahui keberadaan korban.
Pada pukul 23.00 Wita, saksi memanggil seorang temannya bernama Ricenda untuk membantu melakukan pencarian. Mereka kemudian menuju sebuah rumah kosong yang ada di belakang tempat tinggal korban. Di situlah didapati sendal yang biasa digunakan oleh FR.
Wesly kemudian kembali dan menunggu temannya yang lain. Setelah mereka datang, saksi lalu bersama-sama masuk ke dalam rumah kosong tersebut. Ditemukannya tubuh FR yang tergantung di dalam kamar mandi. Namun, Wersly mengira temannya itu tengah kesurupan. Karena ketakutan, ia langsung keluar meminta pertolongan.
Sementara saksi Billy Samuel dalam keterangannya, mengatakan ia dichat oleh Ricenda yang merupakan juniornya di kampus. Ricenda meminta tolong agar Billy datang ke kompleks perumahan korban.
Ketika Billy bertemu Ricenda, disampaikan bahwa FR sedang kesurupan di dalam rumah kosong sehingga tidak berani masuk. Setelah temannya yang lain sebanyak tiga orang, mereka masuk ke dalam rumah kosong tersebut. Di situlah diketahui jika FR sudah meninggal.
Sebelum gantung diri, korban FR sempat mengeluh kepada Ricenda kalau ditinya sakit dan tidak nafsu makan. Untuk memastikan penyebab pasti kematian FR, polisi masih melakukan penyelidikan. Petugas dari Dokpol sudah melakukan pemeriksaan terhadap jasad korban pada pukul 04.45 Wita.
Unhas Masih Telusuri
Sembari menunggu hasil pemeriksaan kepolisian atas kasus dugaan bunuh diri yang dilakukan FR, Pihak FIB Unhas terus mendalami informasi terkait penyebabnya. ”Kita sedang mencari keterangan yang jelas dari pihak Fakultas Ilmu Budaya. Termasuk di jurusannya, untuk mengetahui secara pasti apa betul penyebabnya karena masalah tugas atau ada yang lain,” ujar Humas Unhas Supratman Supa Athana, kemarin.
Walau begitu, ia menegaskan bahwa dugaan penyebab korban gantung diri diduga karena stres akibat aktivitas kampus yang padat dan tugas menumpuk, bukanlah pemicu. Pihak kampus juga mengklaim, sudah ada konseling untuk mahasiswa setiap fakultas yang dapat dimanfaatkan berkonsultasi.
“Kita tidak bisa menduga apa-apa tanpa membuktikan. Kita menunggu hasil dari kepolisian. Mahasiswa juga bisa lakukan konsultasi di kampus jika mengalami masalah atau stress. Itu sudah lama ada,” ujarnya.
Sementara itu, Psikolog Unhas Novi Yanti Pratiwi, SPsi MPsikologi mengaku ada beberapa penyebab seseorang nekad melakukan aksi bunuh diri. Sebab, daya berjuang dan kemampuan mengatasi permasalahan berbeda-beda.
“Pemicu seseorang melakukan bunuh diri itu ada banyak faktor. Apalagi seorang mahasiswa baru yang adaptasi di lingkungan baru itu tentu mengahadapi suatu permasalahan. Kemampuan beradaptasi itu cukup berpengaruh. Apalagi tidak ada dukungan dari keluarga, teman ataupun kekasih, akan berat menghadapi sebuah masalah,” jelasnya.
Selain itu, seseorang ketika mengalami sebuah masalah atau depresi harus segera melakukan konsultasi. Karena seseorang yang hendak melakukan bunuh diri memiliki tanda-tanda seperti mengurung diri di kamar, perubahan karakter dan cara bersosialisasi.
“Keputusan akhir untuk bunuh diri itu ada banyak konflik dalam batin seseorang sehingga tidak menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Tapi kita bisa cegah seseorang bunuh diri dengan kenali tandanya jika seseorang itu berubah dari biasanya,” terangnya. (jul-ita-pkl3-pkl5)