TUGU Pahlawan di Makassar yang menjadi bukti sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia sudah terlihat usang dan kumuh. Padahal tugu ini menandai pendaratan pertama pasukan TNI di tanah Sulsel.
EDITOR: WARTA SHALLY HIDAYAT
Tugu Pahlawan ini berada di Jalan Ujung Pandang, Makassar dan berada tepat di depan Benteng Rotterdam. Tugu ini tidak akan terlihat seperti tugu biasanya karena tertutupi bangunan dan aktivitas pedagang kaki lima yang berdiri di depannya. Selain itu, tugu ini telah kusam dan sampah-sampah yang menumpuk di pinggirannya.Tugu Pahlawan Makassar kumuh dan jadi pembuangan botol bekas.
Masyarakat yang berada di dekatnya juga terkesan acuh tak acuh terhadap tumpukan sampah itu.
Padahal berdasarkan catatan sejarah, TNI pertama kali mendarat di daerah ini sekitar tahun 1949 atau sekitar 73 tahun lalu. TNI kala itu masuk ke Sulsel untuk menghadang pasukan KNIL.
Salah seorang pendatang lokal, Indriani, mengaku, tidak mengetahui adanya tugu bersejarah yang berdiri di sana. Dia, yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah, mengatakan hanya datang untuk melihat Benteng Rotterdam.
“Saya tidak tahu ada tugu di sana. Karena memang tidak terlihat jelas dari depan Benteng Rotterdam.Saya berharap Pemerintah Kota Makassar dan Pemerintah Provinsi Sulsel bisa menata kembali tugu yang menjadi saksi sejarah. Termasuk tempat pendidikan sejarah bagi generasi pelanjut,” kata Indriani.
Tugu pahlawan yang merupakan simbol perjuangan para pejuang puluhan tahun silam di Makassar kian tak terurus.
Tugu Pahlawan Indonesia tersebut dibangun di atas lokasi yang menjadi lokasi pendaratan pasukan TNI, usai pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 1949.
Monumen itu dibangun 1951, untuk mengenang pertempuran antara TNI dengan tentara KNIL/NICA dua hari (27-29 Desember 1949), atau 73 tahun silam.
Dulu bangunan ini, kata Pak Udin, dirawat betul oleh Mayor Andi Mattalatta. Tidak boleh ada bangunan yang berdiri di sekitar lokasi tugu. Sepeninggal Mattalatta, satu per satu bangunan mulai berdiri. Awalnya hanya sekadar warung biasa. Karena di lokasi itu ada dermaga.
“Tapi sekarang orang-orang sudah tinggal (menetap) di sini. Dulu tidak ada yang berani.” tambahnya.
Banyak warga Makassar tidak tahu. Ada tugu pahlawan berdiri kokoh di Jalan Ujung Pandang, Kota Makassar.
Depan tugu pahlawan terdapat lapak penjual kelapa muda. Sementara di bagian belakang dikelilingi pemukiman semi permanen. Dijadikan warung makan.
Tugu pahlawan ini adalah saksi sejarah perlawanan terhadap KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda). Di lokasi ini terjadi perang antara TNI dan KNIL pada Desember 1949.
Ya, tugu pahlawan memang tak seperti monumen lainnya yang terawat dan dibuat cantik. Bahkan ada unit pelaksana teknis (UPT) untuk merawatnya.
Padahal sejarah tugu Pahlawan ini jadi saksi bisu, betapa kukuhnya Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang saat ini bernama TNI mempertahankan kemerdekaan.
Belanda lewat KNIL berencana kembali menguasai tanah air. Saat itu terjadi pemberontakan besar-besaran di Makassar.
Peran besar KNIL di Indonesia adalah menggempur para pejuang republik tanpa ampun. Ada yang bertempur habis-habisan karena sumpah setia kepada Ratu Belanda, tapi ada pula yang terjebak.
Pasukan dari TNI kemudian dikirim ke Makassar. Ide itu dari parlemen Negara Indonesia Timur (NIT) pro-republik yakni Andi Rasyid Fakih, Haji Mattekawang Daeng Raja, dan A. Karim Mamangka.(pkl1-pkl4)