SOPPENG, BKM — Guna mendorong pemanfaatan pangan lokal guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga dalam pencegahan stunting, Wakil Bupati Soppeng Ir H Lutfi Halide,MP melaunching Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) 31 Kampung KB se-Kabupaten Soppeng di Macille, Selasa, 22 November 2022.
Dalam launching Dashat ini dipamerkan kurang lebih 100 kreasi menu bergizi berbahan dasar pangan lokal yang banyak ditemui di Soppeng. Mulai dari daun kelor, ikan air tawar, daun katuk, jagung dan madu kaya nutrisi yang dibutuhkan keluarga agar terhindar dari stunting.
Wabup Lutfi Halide mengatakan, untuk menurunkan stunting ke angka 14 persen sesuai target pemerintah di tahun 2024 tidaklah mudah. Dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama lintas sektor dalam penanganannya.
“Untuk mengatasi stunting, Kita harus bersama-sama turun ke lapangan melihat situasi dan kondisi yang ada. Jadi sebelum kita menyelesaikan masalah, maka perlu diperjelas dulu agar kita bisa melakukan intervensi,” ujar Lutfi Halide yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Soppeng.
Lutfi Halide menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas dukungan dan perhatian BKKBN Sulsel dalam program Kampung KB yang dicanangkan di Kabupaten Soppeng.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan Dra Hj Andi Ritamariani,M.Pd mengatakan, Program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) merupakan program nasional. Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN ditunjuk sebagai ketua pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Nasional.
“BKKBN ditunjuk sebagai koordinator pelaksana, karena dinilai memiliki sumber daya hingga ke akar rumput yaitu penyuluh KB dan kader KB. Selain itu, BKKBN juga memiliki program berbasis keluarga. Sementara penanganan stunting harus dilakukan melalui pendekatan keluarga,” ujar Andi Rita.
Dijelaskan Andi Rita, berdasarkan data SSGI tahun 2021, prevalensi stunting Sulawesi Selatan masih di angka 27,4 persen, di atas nasional 24,4 persen. “Angka stunting di Soppeng masih 25,4 persen, sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menetapkan batas toleransi stunting suatu negara hanya 20 persen’’ ujar Andi Rita.
Untuk itu, Andi Rita berharap agar kepala desa dan ketua Tim Penggerak PKK sebagai pemangku kebijakan di tingkat desa mengetahui situasi dan kondisi stunting di wilayahnya masing-masing, sehingga dapat melakukan penaganan dan intervensi secara tepat.
“Terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada pemerintah Kabupaten Soppeng yang telah melaksanakan launching Dapur Sehat Atasi Stunting atau Dashat, serta telah memberikan respons yang luar biasa terkait kegiatan percepatan penurunan stunting, khususnya di Kabupaten Soppeng,” kata Andi Rita.
Di akhir sambutannya, Andi Rita menyampaikan harapannya. Kata dia, lewat kegiatan Program Dashat ini dapat meningkatkan ragam menu bergizi di masyarakat dengan memanfaatan pangan lokal yang ada yang tersedia di sekeliling rumah.
“Lewat Program Dapur Sehat Atasi Stunting ini, kualitas gizi keluarga dapat meningkat karena bisa memanfaatkan pangan lokal yang ada, selain mudah, murah juga berkualitas,” tutup Andi Rita.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APKB) Kabupaten Soppeng Hj A Husniati,S.Sos, MM dalam laporannya mengatakan kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) dalam mendukung penurunan stunting di Kampung KB.
“Kegiatan ini juga untuk meningkatkan pemahaman keluarga dalam pengelolaan makanan sehat dan bergizi dengan terbentuknya dapur sehat untuk mengatasi stunting di Kampung KB” ujar Husniati.
Hadir dalam launching ini camat se-Kabupaten Soppeng, kepala desa/lurah, penyuluh KB, Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kampung KB, Ketua Pokja Kampung KB. (*/rus)