pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Domisili Kepsek, Kompetensi Spiritual Hingga Kesejahteraan Guru

Suarman dan Maklassa, Ketua-Sekretaris PGRI Kota Makassar Sambut Hari Guru ke-77

MAKASSAR, BKM.COM. HARI ini, Jumat (25/11) menjadi hari bahagia bagi para guru. Sebab, mereka memperingati Hari Guru ke-77. Di usia yang tak lagi muda itu, tantangan guru ke depan kian besar. Melalui tema Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar, dunia pendidikan di tangan guru diharapkan bisa lebih baik lagi.

MENJELANG peringatan Hari Guru, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Makassar Suarman hadir di studio Berita Kota Makassar. Ia bersama Sekretaris Dr Dg Maklasa. Dengan yel-yel penuh semangat; Hidup Guru, Hidup PGRI, Solidaritas Yes, Suarman berkisah tentang sejarah PGRI yang berdiri 100 hari setelah kemerdekan Indonesia. Organisasi ini pun terus berjuang demi NKRI.
Di masa perjuangan hingga saat ini, PGRI banyak perubahan dalam peningkatan mutu. Di masa modern ini visi dan misi PGRI sudah berbeda. Apalagi sudah ada program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yakni merdeka belajar. Dukungan dari Pemerintah Kota Makassar juga sangat besar untuk kegiatan PGRI dan guru.
“Alhamdulillah, hubungan PGRI dan pemkot sangat bagus. Ini terbukti dari aktivitas PGRI yang terus mendapat perhatian Bapak Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto. Apalagi wali kota lahir dari orang tua guru, sehingga banyak inovasi wali kota yang lebih mengarah ke peningkatan guru,” jelas Suarman.
Tentang visi dan misi, jelasnya, PGRI setiap tahun menyusun rencana kerja tahunan dan mengevaluasinya setiap tahun. Termasuk menyapa guru melalui program peningkatan kualitas.
“Saat ini kesejahteraan guru semakin meningkat. Memang ada ribut-ribut sedikit soal rencana pusat menghapus tunjangan profesi guru, tetapi atas komunikasi PGRI pusat ke presiden akhirnya niat itu tidak terlaksana hingga wajah guru kembali ceria. Dulu kesejahteraan guru rendah. Sekarang UU Guru dan Dosen telah mengangkat harkat dan martabak guru di Indonesia,” terang Suarman.
Ditanya soal masih adanya guru honorer di Kota Makassar yang tidak terjaring di Laskar Pelangi, Suarman mengaku kalau jumlahnya 160 orang. Namun, pemkot telah mencari solusi agar mereka tetap diperhatikan. Jika ada Laskar Pelangi yang yang malas bekerja bisa jadi catatan untuk diganti ke guru dengan yang sebelumnya tidak terjaring.
Terkait jumlah guru ASN dan non ASN, Suarman mengatakan, PGRI dan Dinas Pendidikan sementara mendata kembali jumlah guru di Kota Makassar agar datanya lebih valid lagi. Untuk saat ini, dari 15 kecamatan baru tiga kecamatan yang menyetorkan datanya, yakni Biringkanaya, Tamalanrea, dan Manggala. “Program utama kami bagaimana data ini lebih akurat, supaya data sama antara PGRI dan Dinas Pendidikan. Kami minta teman-teman di 15 cabang PGRI Kota Makassar bisa mencari data guru di wilayahnya,” ujar Suarman.
Tentang kurikulum merdeka belajar, Sekretaris PGRI Kota Makassar Dr Dg Maklassa mengatakan, bahwa ia salah satu fasilitator di Sulsel untuk kurikulum ini. Ia bertugas di Selayar, sementara di Susel banyak sekolah penggerak.
Hanya saja, kata Dg Maklassa, yang berkembang di masyarakat adalah ketika menteri diganti maka otomatis kurikulumnya juga diganti. Padahal meski menterinya berganti tetapi kurikulumnya tetap digunakan sesuai pada masanya.
“Guru dilatih dua bulan terkait kurikulum merdeka belajar. Kalau dulu guru buat persiapan sesuai struktur kurikulum meski anak didiknya tidak mengetahui kurikulum tersebut. Tapi sekarang berbeda. Kurikulum lebih banyak ke anak didik sesuai kebutuhan anak. Bagaimana anak dibawa ke alam nyata dan tidak lagi ke alam khayal. Kota Makassar luar biasa impelementasi kurikulum merdeka secara mandiri mulai dari TK,SD dan SMA. Bahkan ada terdapat 10 fasilitatornya,” jelas Maklassa.
Terungkap pula bahwa Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto telah menyelesaikan assesmen calon kepala sekolah. Saat ini tinggal menunggu keputusan dari wali kota tentang siapa yang dilantik sebagai kepala sekolah.
Menyikapi hal itu, Dg Maklassa meminta ada pertimbangan khusus dalam assesmen calon kepsek seperti yang sudah lama mengabdi. “Kita harap yang sudah lama mengabdi bisa lebih dipertimbangkan, karena mereka sudah tahu cara-cara kerja kepsek dan moralitasnya juga tidak diragukan lagi. Termasuk yang sudah masuk masa pensiun, biar mereka selesai pensiunnya di kepsek tidak usah diganti. Mereka sedih kalau tinggal satu bulan lagi pensiun langsung diganti,” ungkap Maklassa.
Ia juga meminta agar Pemkot Makassar mempertimbangkan moralitas dan sumber daya manusia calon kepsek. Yang muda begitu masuk dengan gaya masih muda harus bersosialisasi, belajar dengan alam dan situasi setempat.
Sementara Suarman juga berharap agar assesmen calon kepsek mempertimbangkan domisili. Jangan rumahnya di Barombong, lokasi sekolahnya di Biringkanaya. “Kita berharap Pak Wali menempatkan kepsek dekat rumahnya. Semoga ini jadi kado HUT PGRI,” imbuh Surman.
Terkait harapan keduanya, ia meminta kinerja guru lebih ditingkatkan lagi. Untuk itu pemerintah harus banyak memberikan pelatihan.
“Insyaallah SDM guru bisa lebih baik lagi. Teruslah memberi perhatian terhadap guru. Kompetensi spiritual guru juga penting. Kita berharap guru datang bekerja dengan ikhlas, tidak hanya karena ada sertifikasi. Bekerja ikhlas dari hati ke hati. Dengan UU Guru dan Dosen, kompetensi itu harus ditambah,” jelasnya.
Sebagai bagian dari peringatan Hari Guru kali ini, kata Suarman, dilaksanakan upacara serentak di lima titik yakni di Dapil 1 Tamalate, Mamajang, Rappocini, dan Mariso. Dapil 2 di Kecamatan Makassar dan Ujung Pandang dilaksanakan di SD Sudirman. Dapil 3 di Kecamatan Tallo, Wajo dan Ujung Tanah di SMP 37. Dapil 4 di Manggala dan Panakkukang, serta di Dapil 5 di Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea. (war)




×


Domisili Kepsek, Kompetensi Spiritual Hingga Kesejahteraan Guru

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link