Site icon Berita Kota Makassar

Gubernur ke Jakarta, Kantornya Dirusak Massa

MAKASSAR, BKM — Kantor Gubernur Sulawesi Selatan di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar jadi sasaran perusakan oleh massa, Senin (5/12). Aksi tersebut berlangsung ketika Gubernur Andi Sudirman Sulaiman sedang tak ada di Makassar. Ia tengah berada di Jakarta.

Massa Aliansi Peduli Mattoanging melakukan hal yang tidak diduga, kemarin. Tidak seperti aksi massa sebelumnya yang hanya bisa berorasi di jalan atau depan pintu gerbang. Kali ini massa berhasil masuk. Bukan hanya di halaman, tapi mereka juga lolos hingga sampai ke dalam lobi utama Kantor Gubernur yang dijaga oleh Satpol PP dan personel kepolisian.

Tak hanya sampai di situ. Massa yang datang membawa aspirasi menuntut Stadion Mattoanging segera dibangun, juga melakukan perusakan sejumlah fasilitas di lokasi mereka berunjuk rasa. Akibatnya, meja kayu dan beberapa vas bunga rusak.

Sebelumnya, para supporter melakukan aksi jalan kaki dari Monumen Mandala hingga ke kantor gubernur.

Massa yang jumlahnya ratusan orang itu langsung beraksi merusak pagar dan memaksa masuk.
Sambil membentangkan spanduk dan meneriakkan yel-yel, mereka melemparkan puluhan bola ke arah Satpol PP dan aparat kepolisian yang berjaga.
Anggota Satpol PP dan polisi yang kalah banyak jumlahnya pun tak bisa berkutik. Mereka membiarkan massa masuk hingga ke dalam lobi.
Fajri selaku jenderal lapangan, dalam orasinya mengatakan bahwa kurang lebih tiga tahun lamanya Pemprov Sulsel terus memberikan janji untuk membangun Stadion Mattoanging. Namun nyatanya, kata dia, sampai sekarang belum ada realisasi ataupun tanda-tanda janji tersebut akan terealisasi.

“Peradaban semakin canggih. Tekhnologi semakin hebat. Namun hal terbalik terjadi di tanah para pemberani, di mana kebohongan dilakukan secara terang-terangan oleh para petinggi pemerintahan di Sulawesi Selatan. Hampir kurang lebih tiga tahun yang ada hanya janji dan janji terus,” cetus Fajri.

Ada dua poin tuntuan Aliansi Peduli Mattoanging. Pertama, menagih janji gubernur yang mau membangun stadion.
Kedua, meminta kepada gubernur untuk berbesar hati mundur dari jabatannya, karena dianggap sudah tak lagi mendengar keluhan dan jeritan masyarakatnya dan terkesan tidak ikhlas memimpin.

Setelah menyampaikan aspirasinya, pengunjuk rasa keluar gedung. Kali ini kembali terjadi aksi pelemparan dan perkelahian ketika massal meninggalkan lobby utama.

“Kami sudah bosan dijanji. Stadion, mana stadion,” ujar salah satu pengunjuk rasa.

Menyusul terjadinya perusakan tersebut, Pemprov Sulsel meresponsnya dan segera mengambil langkah hukum. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Andi Rijaya, mengatakan pihaknya akan memidanakan supporter yang melakukan tindakan tak terpuji tersebut. Ia segera melaporkannya ke polisi. ”Kami akan ambil langkah hukum. Segera kita laporkan ke polisi,” ujar Rijaya.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Sulsel mengenai kejadian aksi unjuk rasa yang anarki tersebut.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Bapak Kapolda mengenai kejadian unjuk rasa. Termasuk mengusut tuntas otak atau aktor intelektual di balik kejadian ini,” jelas Rijaya.

Ia menegaskan, aksi perusakan dan tindak kekerasan atas nama apapun tak pernah dapat dibenarkan. Apalagi perusakan fasilitas publik sekaligus obyek vital negara.


Pelaku perusakan dan kekerasan harus segera ditangkap. Kami tahu, yang melakukan anarkis ini hanya oknum yang mengatasnamakan kelompok supporter. Karena kita tahu, supporter PSM punya adab menyampaikan aspirasi. Apalagi, dalam aksi demo tadi (kemarin), kita temukan melibatkan anak di bawah umur,” pungkasnya. (jun)

Exit mobile version