Site icon Berita Kota Makassar

Pemkot Butuh Rp330 M Bangun Jembatan Baru, Pusat tak Beri Respon

KAMACETAN yang hampir setiap hari terjadi di kawasan Jembatan Barombong, utamanya di jam-jam padat pergi dan pulang kerja hingga saat ini belum teratasi.Ada upaya Peerintah Kota Makassar untuk membangun baru jembatan tersebut tapi terhambat biaya.

REPORTER: RAHMA AMRI

Salah satu solusi yang bisa meminimalisir kemacetan di kawasan tersebut adalah hadirnya satu jembatan lagi untuk memisahkan kendaraan yang melintas di jalur kiri maupun kanan.

Namun yang jadi persoalan, untuk membangun jembatan baru, Pemkot Makassar tidak punya cukup dana. Estimasi anggaran yang dibutuhkan cukup besar yakni sekitar Rp330 miliar.

Pemkot Makassar sebenarnya sudah mengajukan proposal permohonan bantuan ke pemerintah pusat untuk disokong dalam penganggaran. Namun sejauh ini, belum ada kejelasan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Makassar, Helmy Budiman menjelaskan pihaknya akan menindaklanjuti permohonan bantuan tersebut pekan depan langsung ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Pekan depan kita akan tindaklanjuti ke Kementerian PUPR. Kan ada surat dari berkaitan dengan serah terima barang dari pemerintah pusat, kita akan pertanyakan di situ. Pembangunan jembatan tersebut sudah sangat urgen,” ungkap Helmy.
Dia mengakui pemerintah tak memiliki anggaran untuk membangun jembatan tersebut. APBD akan sangat terbebani jika dipaksakan.
Dia mengharapkan pembangunannya tetap sama dengan skema pertama yaitu full APBN.
“Karena memang besarnya dan bentangannya, dari kemampuan APBD terus terang kita tidak bisa,” jelasnya.
Sementara itu, untuk meminimalisir terjadinya kemacetan di kawasan tersebut, dilakukan rekayasa lalu lintas saat Iman Hud menjabat Kepala Dinas Perhubungan.
Dilakukan mekanisme buka tutup di ujung jembatan arah ke Barombong.

Namun sayang, rekayasa tersebut menyisakan masalah baru bagi warga yang tinggal di areal Tanjung Alya, Tanjung Mutiara dan Desa Kaccia yang harus memutar jauh.
Sekretaris Dinas Perhubungan Makassar, Armin Paera mengatakan jika mengacu pada tingkat lalu lintas harian (LHR) di wilayah itu yang sangat tinggi, maka memang seharusnya butuh jalur tambahan. Kondisi jembatan saat ini tak lagi mampu menganulir banyaknya kendaraan.
“Memang agak tinggi, memang sudah harus ada jembatan,” katanya.
Tim yang diturunkan tiap hari menganulir lalu lintas namun kendaraa tetap saja padat merayap.
Seyogianya kata dia jembatan Barombong ini sangat penting karena bukan hanya menghubungkan Makassar saja, melainkan antar kabupaten kota. Makanya ini mesti jadi atensi bersama untuk diselesaikan.”Jadi rekayakasa ini tidak bisa jadi solusi jangka panjang,” tandasnya. (rhm)

Exit mobile version