Site icon Berita Kota Makassar

Kolam Retensi Dibangun di Maros untuk Atasi Banjir Makassar

MAKASSAR, BKM — Pemerintah Kota Makassar bersama Basarnas Sulsel, Balai Besar Pompengan, dan sejumlah relawan siaga bencana menggelar apel kesiapsiagaan bencana, Selasa (6/12) di Pelataran Losari. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kesiapan stakeholder terkait dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Terutama bahaya banjir.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Makassar Ahmad Hendra Hakamuddin menjelaskan, berdasarkan prediksi atau prakiraan BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada Desember hingga Januari. Namun intensitas atau curah hujan tertinggi diperkirakan akan terjadi Januari 2023 mendatang. Kapasitasnya diprediksi sangat tinggi.
Hendra menjelaskan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan pembinaan secara intensif kepada warga, khususnya yang tinggal di lokasi rawan banjir terkait bagaimana langkah penyelamatan dan evakuasi yang harus dilakukan. Termasuk jalur dan titik-titik evaluasi yang harus diikuti.

Dari segi personel, kata Hendra, sebanyak 100 orang disiagakan. Itu belum termasuk relawan siaga bencana, dari Basarnas, dan relawan lainnya. Termasuk aparat TNI/Polri yang selalu hadir saat terjadi bencana.
Dari segi peralatan, katanya, BPBD Makassar dilengkapi sejumlah kendaraan pick up, dobel kabin untuk mengarahkan personel dan peralatan, kami punya pelampung, jaket, helmet. Ada juga perahu karet, dan peralatan rescure lainnya yang diperlukan.

“Kami juga punya punya penyelam dan perlengkapan selamnya. Kami all out punya 100 personel, 60 di antaranya adalah TRC (Tim Reaksi Cepat) kami sudah siap,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, di Makassar ada lima kecamatan yang menjadi atensi sebagai daerah rawan banjir. Yakni Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea, Panakkukang, dan Tamalate.
Sementara itu, Sekretaris Kota Makassar yang juga Kepala BPBD Makassar M Anshar, menegaskan
perlunya kekompakan tim dalam menghadapi bencana. Tupoksi personel di lapangan harus jelas agar dapat memaksimalkan layanan pada korban terdampak bencana.
Muh Ansar juga meminta agar semua pihak dapat bahu membahu dalam menghadapi bencana. Saling bersinergi dan menjalin komunikasi yang baik sehingga semua dapat diakomodir dengan baik.
“Ada beberapa tititk di Kota Makassar yang memang rawan akan bencana banjir. Kecamatan Manggala dan Biringkanaya menjadi daerah yang boleh dikatakan langganan banjir. Karena itu saya meminta agar daerah yang sudah dikelompokkan ini menjadi perhatian dan segera diantisipasi sejak dini,” pinta Ansar.
Tak hanya itu, ia juga meminta agar personel di lapangan tanggap akan kebutuhan warga dan segera berkoordinasi dengan pihak terkait. “Personel lapangan tolong lebih peka dan sigap melihat apa yang dibutuhkan warga di lokasi. Makanan, pakaian, bantuan medis atau hal lainnya itu harus segera dikomunikasikan agar layanan dapat maksimal,” tegasnya.
Ansar juga meminta semua pihak agar mengutamakan keselamatan jiwa saat menghadapi bencana. “Jadi perhatikan dan identifikasi bencananya lalu segera berikan pertolongan. Utamakan keselamatan jiwa korban lalu evakuasi dan berikan bantuan makan minum serta medis,” pesan Ansar.
Kepala Basarnas Sulsel Junaidi, mengatakan bahwa pihaknya mengerahkan dukungan penuh bagi Kota Makassar dalam menghadapi bencana. Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah melatih 400 orang bala SAR Makassar dalam menghadapi bencana.

Bukan hanya itu, pihaknya juga siap sedia untuk terjun ambil bagian dalam penanganan bencana di Makassar. “Intinya, kami siap membantu dalam penanganan bencana jika dibutuhkan,” tegasnya.
Tak mau ketinggalan, Balai Besar Pompengan-Jeneberang juga ambil bagian dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana, khususnya banjir. PPK Pompengan-Jeneberang Hasriani, menjelaskan untuk program jangka pendek, pihaknya rutin melakukan normalisasi kanal dan saluran drainase.
“Tahun lalu dan tahun ini, kita melakukan normalisasi dan pengangkutan sedimentasi Sungai Biring Je’ne di Kodam 3. Ada juga di Sungai Sabbeng di Antang,” jelasnya.
Untuk jangka panjang, kata Hasriani, Balai Besar Pompengan-Jeneberang berencana membangun satu kolam regulasi/retensi seperti yang ada di Nipa-nipa. Rencananya, kolam retensi tersebut akan dibangun di Kabupaten Maros sekitar Moncongloe. Kolam itu diharapkan bisa mereduksi banjir di kawasan Kodam 3, Kecamatan Biringkanaya.
“Harapan kita dengan adanya kolam retensi bisa mengurangi dampak banjir terhadap luas genangan, lama genangan dan tinggi genangan,” ungkapnya.
Kolam retensi itu rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 130 hektare. “Kolam retensi mudah-mudahan bisa terealisasi dan terlaksana pada 2023 mendatang. Kapasitas air yang bisa ditampung nantinya sekitar 2,7 juta meter kubik. Kurang lebih sama seperti kolam retensi Nipa-nipa,” tandasnya. (rhm)

Exit mobile version