MAKASSAR, BKM — PT Kawasan Industri Makassar (KIMA) sebagai salah satu anggota holding PT Danareksa (Persero) melakukan penandatanganan principal memorandum of understanding (MoU) dengan salah satu subhoding PT Pertamina yaitu PT Pertamina Gas Negara di Hotel Harper Perintis Makassar, Rabu (7/12/2022) pagi.
Kedua perusahaan ini melakukan kerja sama terkait penyediaan Liquefied Natural Gas (LNG) di Kawasan Industri Makassar.
Penandatanganan principal MOU ini dilakukan R.B Alexander Chandra Irawan sebagai Direktur PT KIMA dan Andaya Endy Saputra selaku Vice President Sales and Operasions Region IV (Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua).
Andaya Endy Saputra mengatakan bahwa PGN selaku subholding gas berkewajiban untuk menyalurkan potensi-potensi pasok LNG ke pelanggan yang membutuhkan. Salah satu potensi yang dicapture oleh PGN adalah potensi penggunaan LNG di Kawasan Industri Makassar (KIMA), yang membutuhkan energi yang ramah lingkungan (green) dan lebih efisien yang selama ini belum terback up secara baik.
Karena itu, kata dia, PGN akan masuk sebagai salah satu portofolio pilihan bagi kalangan industri untuk memilih dan menjadi salah satu kekuatan yang reliabel sekaligus apakah membutuhkan energi tambahan.
Untuk mendukung hal itu, kata Andaya, portofolio sudah ada di antaranya adalah pasokan dari LNG di Kayan Kalimantan Utara (Kaltara). Dimana, lanjutnya, di daerah tersebut ada perjanjian antara direksi PGN dengan direksi Kayan.
Ia menyebutkan, pasar LNG cukup terbuka untuk dikirimkan ke luar Jawa karena mengingat di Jawa saat ini sudah banyak sekali pipa, sehingganya bisa didistribusi ke tempat lain.
“PGN sebagai aplikator memiliki infrastruktur, memiliki pasokan maka PGN bisa mendistribusikan gas-gas yang belum terserap untuk didistribusikan kepada customer yang membutuhkan,” terangnya.
Untuk merealisasikan hal itu, PGN melakukan pendataan di KIMA, mana tenant yang potensi menggunakan dan membutuhkan gas.
Sementara Direktur PT KIMA Alexander Chandra Irawan, mengapresiasi langkah yang dilakukan Pertamina Gas Negara melakukan inisiasi awal kerjasama yang baik antara KIMA dan PGN, khususnya dalam penyediaan energi atau gas bagi tenant di kawasan industri. Kerjasama dengan PGN ini, menurut Alexander, bagian dari langkah strategis PT KIMA untuk membangun sinergi dan kolaborasi dengan perusahaan negara sebagai wujud atau manifestasi kehadiran negara dalam memberi kemudahan berusaha khususnya dalam penggunaan energi yang murah dan ramah lingkungan (clean energy) di dalam kawasan industri.
“Bagi KIMA sendiri ini adalah amanah sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden No. 142 Tahun 2015. Sebagai pengelola kawasan harus menyediakan sarana dan infrastruktur termasuk penyediaan energi. Kita berharap ini bisa segera dilaksanakan,” ungkapnya. Penggunaan gas industri, kata dia, bisa memberikan dampak bagus bagi penciptaan kawasan ekonomi yang tidak saja green tali juga clean environment.
Disebutkan Alexander, di KIMA tercatat 273 perusahaan, sekitar 170 diantara aktif beroperasi. Diantaranys sudah ada yang menggunakan energi alternatif sepertii cangkang, solar dan dan energi lainnya.
“Semoga ini bisa segera direalisasikan agar kedepannya bisa menciptakan kawasan industri yang tidak hanya green tapi juga clean. Semoga teman teman dari PGN bisa melihat berapa besar potensi yang bisa digarap,” terangnya.
Sementara Direktur Triariesta Dinamika Copr, salah satu anak perusahaan dari PT. Baruga Asrinusa Development yang bergerak khusus di bidang pengangkutan, pengisian dan penyaluran gas Ir. M Syarif Iqval Niode, berharap pertemuan ini bisa segera direalisasikan dalam waktu yang tidak lama.
Pasalnya, proposal sudah banyak masuk, sehingga kedepannya bagaimana yang sudah yang sudah pakai cangkang batubara, maupun solar itu bisa menggunakan LNG. “Clean energi tadi otomatis kita membangun ketahanan energi juga dan kemandirian kita,” tandasnya. (rls)