MAKASSAR, BKM — Pihak Universitas Hasanuddin (Unhas) menyatakan menanggung semua biaya pengobatan korban penikaman yang terjadi di Wisma Unhas pada Minggu sore (11/12) pukul 17.30 Wita. Penanganan kasus ini diserahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian, dalam hal ini Polsek Tamalanrea untuk dituntaskan.
”Korban yang ditikam sekarang sudah dirawat di Rumah Sakit Unhas. Semua biaya pengobatan ditanggung oleh Unhas.
Pihak Unhas juga sudah melakukan dialog dengan Himpunan Kekeluargaan Mahasiswa Asmat (HKMA),” ujar Humas Unhas Supratman dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/12).
Ia menegaskan bahwa korban bukan mahasiswa Unhas, melainkan dari kampus lain yang berkunjung ke Wisma Dua Unhas. Selain itu, kata Supratman, pelaku penikaman bukan sekuriti Unhas, melainkan pengelola wisma.
Dari kronologi penikaman versi Unhas, korban disebutkan berkunjung ke Wisma Dua Unhas pada Minggu sore. Namun, aktivitas mereka dianggap mengganggu penghuni lainnya. Pengelola wisma berinisial RS mencoba untuk menegurnya. Namun, mereka tidak menerima teguran itu. Akhirnya terjadi adu mulut yang berujung perkelahian, hingga RS melakukan penikaman.
”RS sudah diamankan di Polsek Tamalanrea. Unhas sepenuhnya kasus ini untuk diproses hukum,” kata Supratman.
Dihubungi terpisah, Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Lando membenarkan adanya kejadian tersebut. Selain telah mengamankan RS guna proses hukum lebih lanjut, polisi juga telah menyita satu buah gagang badik yang digunakan pada saat kejadian.
Peristiwa penikaman bermula ketika terjadi keributan antarmahasiswa di Wisma Dua Unhas. Pemicunya adalah dua mahasiswa dari luar yang datang berkunjung, masing-masing NA dan Js. RS yang mengetahui adanya ribut-ribut itu langsung mendatangi lokasi.
Bersama penghuni wisma lainnya, RS berusaha menenangkan NA dan Js untuk tidak berbuat keributan. Namun, NA dan Js yang berada di bawah pengaruh minuman keras (miras) langsung melakukan penganiayaan dan pengeroyokan terhadap RS (31).
Merasa terdesak karena berhadapan dengan dua orang yang menyerangnya, Rs kemudian menarik sebilah badik dari dalam tasnya dan langsung menikam Js. Satu tikam bersarang di bagian bawah perut. Sesaat setelah kejadian, Js dan NA langsung melarikan diri. Sementara Rs kembali ke kamar pengelola (koordinator) Wisma Dua Unhas. Selanjutnya meninggalkan wisma untuk menghindari terjadinya keributan.
Berselang beberapa kemudian, NA kembali ke wisma Unhas. Kali ini ia melakukan perusakan di kamar koordinator asrama. Pintu serta jendela kaca dirusak dengan menggunakan besi. Selanjutnya keluar ke depan asrama. Kali ini sasarannya adalah beberapa mobil yang melintas di depan Wisma Dua Unhas.
”Dua mahasiswa, NA dan JS bukan mahasiswa Unhas, tapi dari kampus lain. NA pernah tinggal di Wisma Dua Unhas, namun dikeluarkan karena memiliki perilaku buruk. Sering membuat keributan di dalam wisma,” jelas AKP Lando.
Ridwan Said (35), seorang saksi yang juga security Unhas, warga Jalan Sejati Makassar menjelaskan, bahwa awalnya diperoleh informasi ada keributan di Wisma Dua. ”Saya bersama security lainnya langsung ke lokasi untuk mengeceknya. Pada saat masuk, kami langsung diadang dan diburu. Beberapa orang anggota menyelamatkan diri. Namun salah satu teman kami bernama Amril tertinggal dan dikeroyok. Dia mengalami luka di kepala akibat terkena benda tumpul, dari luka pada jari serta lengan,” terang Ridwan.
Mendapati informasi kejadian itu, lanjut Ridwan, personel Satpam Kampus Unhas langsung berkumpul di sekitar Wisma Dua Unhas guna mengamankan situasi. Ketika itulah terjadi penyerangan terhadap Rs yang berujung penikaman. Pengelola Wisma Dua Unhas telah melaporkan peristiwa perusakan ini ke Mapolsek Tamalanrea guna diusut dan mengamankan pelakunya. (jul-ita)