pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Bagi-bagi Pupuk Cair dan Pasok Sayuran Gratis ke 135 Panti Asuhan

Ipda Purwanto, Polisi Berdedikasi Brimob Polda Sulsel Penerima Hoegeng Award 2022

MAKASSAR,BKM.COM–INI kisah tentang jiwa sosial tinggi seorang personel kepolisian yang bertugas di Satuan Brimob Polda Sulsel Batalyon A Pelopor atau yang lebih dikenal dengan sebutan Brimob Pa’baeng-baeng, Makassar. Ia membagi-bagikan sayuran secara gratis kepada panti asuhan. Pupuk cair buatannya sendiri dibagikan ke petani, juga gratis.

MENGENAKAN seragam lengkap Brimob, Ipda Purwanto didampingi istrinya bertandang ke kantor redaksi Harian Berita Kota Makassar. Tiga botol plastik berukuran sedang ia bawa serta, yang disimpannya di kantong plastik. Di dalamnya berisi pupuk cair yang dibuatnya sendiri.

Ipda Purwanto menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar. Ia merupakan penerima penghargaan Hoegeng Award 2022 tingkat nasional.

Hoegeng Award merupakan salah satu penghargaan dari Polri terhadap personelnya. Terdapat tiga kategori penghargaan ini, salah satunya polisi berdedikasi. Ipda Purwanto menjadi satu dari tiga polisi di Indonesia yang terpilih untuk kategori ini.

Seleksi untuk penilaian tersebut dilakukan oleh kalangan independen. Mulai dari Kompolnas, Komisi III DPR RI, serta salah satu media di Jakarta. Terdapat 67.800 personel kepolisian di seluruh Indonesia yang diusulkan. Dari jumlah itu, Ipda Purwanto masuk menjadi tiga besar.

Ia lalu berkisah tentang apa yang dilakukannya hingga meraih penghargaan tersebut. Berawal dari sedekah di masa pandemi yang berlangsung hingga saat ini. Sedekah sayur diperuntukkan bagi panti asuhan, pondok pesantren, pondok Tahfiz, serta mereka yang terdampak bencana di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Lalu, dari mana ia mendapatkan sayuran yang disedekahkannya itu? ”Saya punya petani sayur binaan di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa. Selama ini mereka saya pasok pupuk cair secara gratis. Pupuk cair itu saya buat sendiri,” tuturnya.

Ditanya tentang alasannya membantu petani, Ipda Purwanto mengatakan bahwa dirinya berasal dari keluarga petan. Ia paham betul bagaimana kehidupan seorang petani yang terkadang kesulitan untuk mendapatkan pupuk. Dari situlah secara perlahan dirinya mengembangkan pupuk cair bekerja sama dengan akademisi dari Unhas dan Universitas Gadjah Mada.

”Pupuk cair hayati yang saya buat merupakan hasil fermentasi dari lalat tentara hitam asal Amerika Utara. Kemudian dicampur dengan cairan dari sampah, ditambah ramuan peninggalan almarhum ayah saya. Lalu ditambahkan nutrisi ke dalam pupuk tersebut, seperti lactobacillus dan mikroba. Jadi tidak mengandung bahan kimis sehingga aman,” ungkap Ipda Purwanto.

Kala pandemi melanda negeri ini, termasuk di Makassar, Brimob membuka dapur lapangan. Dari sini disuplai sedikitnya 3.000 nasi kotak untuk dibagikan kepada warga yang terdampak pembatasan skala besar untuk mengantisipasi penyebaran covid-19. Saat itulah tercetus ide dan inisiatif untuk bekerja sama dengan Jamaluddin, ketua kelompok tani binaannya di Kanreapia.

”Saat itu sayuran tidak bisa keluar dari daerah Gowa ke Makassar karena adanya PSBB. Akhirnya saya turun langsung untuk menjemput sayuran tersebut menggunakan mobil pickup. Pak Jamaluddin sebagai ketua kelompok tani kemudian berkonsultasi dengan petani binaan Brimob. Mereka pun menyambutnya dengan positif dan sangat antusias menyumbangkan sayurannya,” terangnya.

Dari awalnya hanya diperuntukkan bagi dapur lapangan Brimob, kemudian berkembang menyasar dapur lapangan TNI, Polri, Polres maupun milik umum. Termasuk ke daerah yang terdampak musibah di Masamba hingga Mamuju. Ipda Purwanto dan rekannya sesama personel Brimob mengantarkan sendiri makanan yang didistribusikan.

Untuk sedekah sayuran ke panti asuhan, saat ini tercatat ada 135 panti yang mendapatkan pasokan secara gratis. Ipda Purwanto menjemput sayur dari petani sebulan sekali.
Dalam menyalurkan sedekah sayuran, terlebih dahulu dilakukan pendataan bagi penerima, khususnya di Makassar, Takalar, Maros, dan Gowa. Selain itu, ia juga telah memprogramkan pasar sayur online sehingga para petani bisa mendapatkan harga yang maksimal.

Kembali pada produksi pupuk cair yang dilakoninya sejak 2016 silam. Ipda Purwanto merogoh koceknya sendiri. Modal diperolehnya dari gajinya sebagai anggota Polri. Mulai dari membeli botol, label maupun kandungan mikroba, dan sebagian ada yang ia buat sendiri.

Dari apa yang dilakukannya selama ini, mendapat ganjaran yang setimpal. Dari bagi-bagi pupuk dan sayuran secara gratis, Ipda Purwanto bisa sekolah perwira polisi secara gratis tanpa mengeluarkan biaya.
Sebenarnya, menurut Ipda Purwanto, ada beberapa perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan produksi pupuk cair miliknya. Bahkan, ada sebuah perusahaan besar skala nasional yang sudah melakukan penandatanganan kerja sama (MoU).

Namun, ada satu hal yang cukup berat untuk diterima oleh Purwanto dalam perjanjian tersebut. Ia diminta untuk membocorkan ‘rahasia’ bagaimana pengolahan pupuk cair tersebut dari nol. Seperti apa saja kandungan yang ada di dalam kandungan pupuk tersebut.

”Saya berpikir, ini merupakan warisan untuk anak-anak saya ke depannya. Apabila saya bocorkan, itu berarti saya tidak bisa mewarisinya. Apalagi ini merupakan warisan dari orang tua,” jelasnya.
Penolakan Purwanto itu mendapat dukungan dari kalangan akademisi yang selama ini jalan bersama dengan dirinya. ”Saya suka bapak seperti itu,” kata Purwanto menirukan respons akademisi.

”Saya tidak ingin mengkhianati guru, dosen, dan prof saya. Kedua, saya tidak bisa ikut membantu mensejahterakan petani apabila akhirnya pupuk cair saya diproduksi secara massal. Tentu pula harganya akan tinggi,” sambungnya.
Ditanya bagaimana respons dan dukungan pimpinan, Purwanto menegaskan bahwa setiap ada kegiatan masyarakat, Dansat Brimob selalu memberikan izin dan memfasilitasinya dengan mobil dinas untuk dipergunakan.

Seperti yang dilakukannya baru-baru ini ketika membagi-bagikan pupuk cair di Kabupaten Takalar, Bulukumba, dan Luwu. Setiap ia melakukan aksi sosialnya ini, pupuk cair hasil produksinya selalu menjadi rebutan warga.
Selama ini ia memproduksi 100 hingga 200 liter pupuk cair per minggu. Namun, karena keterbatasan budget, ia berinisiatif menyampaikan kepada kelompok-kelompok tani untuk memberikan kompensasi sebesar Rp20.000 atau Rp25.000 ribu per botol jika botol dan tutupnya masih ada, baik tutup luar maupun tutup yang ada di dalamnya.

Ipda Purwanto berharap, ke depannya masyarakat, khususnya para petani, mulai beralih ke pertanian organik. Karena pertanian organik ramah lingkungan dan ramah kesehatan. Pupuk cair yang diproduksinya juga ekonomis, apalagi di tengah isu global saat ini. Pupuk tersebut bisa menjadi solusi dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia. (*-pkl1/rus)




×


Bagi-bagi Pupuk Cair dan Pasok Sayuran Gratis ke 135 Panti Asuhan

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link