MAKASSAR,BKM.COM–Di momentum Hari Ibu 2022, dua tamu istimewa hadir di studio siniar Berita Kota Makassar. Mereka adalah Nurmawati bersama putrinya Waode Nur Rahma. Wawancara ini cukup istimewa, karena Nur Rahman adalah seorang anak dengan down syndrome. Walau begitu, bungsu dari tiga bersaudara memiliki prestasi di bidang olahraga.
”MEMPUNYAI anak seperti Kakak Rahma ini, kita sebagai orang tua harus mempunya kesabaran tingkat dewa,” ujar Nurmawati mengawali penjelasannya.
Ia tak sendiri dalam membesarkan Rahma yang kini telah menginjak usia 21 tahun. Single parent karena suaminya meninggal dunia 12 tahun lalu, Nurmawati yang juga seorang guru harus berkolaborasi dengan keluarga. Termasuk dengan guru mengaji putrinya yang bernama Umi Wahyuni.
”Sejak masuk SMA saya sendiri yang membesarkannya. Bapaknya sudah tidak ada waktu itu,” tuturnya dengan suara tertahan. Air bening menetes dari sudut matanya lalu berusaha disekanya.
Walau putrinya merupakan anak dengan down syndrome, Nurmawati mengaku bangga terhadap Rahma. Dengan prestasi Rahma di bidang olahraga bochee, Nurmawati pernah dibawa ke Jakarta. Bahkan bertemu dengan presiden.
”Saya pernah sama-sama dengan Kakak Rahma berangkat ke Surabaya, Medan, dan Semarang. Semua itu berkat prestasi anak saya ini,” tuturnya.
Selain berprestasi di bidang olahraga, Rahma juga ternyata suka dengan komputer. Ia mempelajarinya ketika duduk di bangku SMA pada SLB Parangtambung, Makassar.
”Sejak dari SD memang sudah banyak prestasi yang didapatkannya. Selain olahraga Bochee, juga sering dibawa oleh gurunya untuk menari mengisi acara di Dinas Pendidikan kota maupun provinsi. Kemudian saat SMP ia masih berprestasi di bidang olahraga dan pernah jadi atlet lari cepat,” ungkap Nurmawati.
Agar anaknya tetap terjaga ketika dirinya menunaikan tugas sebagai guru, Nurmawati mengajak tetangganya untuk berkolaborasi. Dia pun selalu berusaha mengontrol anaknya yang berada di rumah dengan cara meneleponnya.
”Sebaik-baik penjaga adalah Allah Swt, bukan manusia. Karena itu saya selalu berdoa, ya Allah tolong jaga anakku,” imbuhnya, sekali lagi dengan nada haru.
Bermukim di sebuah lorong Jalan Mangerangi, Makassar, Nurmawati tak akan pernah melupakan jasa para tetangganya yang telah berbaik hati ikut menjaga Rahma.
Nurmawati bersama Nur Rahma saat ini tergabung dalam Komunitas Orang Tua Anak dengan Sindroma Down (Koads). Ia bersyukur karena komunitas ini betul-betul mewadahi anak-anak istimewa. Nur Rahma menunjukkan kemampuannya saat peresmian sekretariat Koads beberapa waktu lalu. Ketika itu ia tampil menjadi pembaca doa. Menutur guru mengajinya, sudah empat kali Rahma khatam Al-Qur’an.
Ditanya tentang perhatian pemerintah terhadap anak-anak dengan down syndrome, Nurmawati mengaku bahwa dulunya belum terlalu optimal. Namun, seiring berjalannya waktu, mulailah anak-anak istimewa ini mendapat perhatian. Salah satunya dengan memberikan fasilitas di sekretariat Koads, seperti tempat bermain.
Ia pun mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah dalam menangani anak-anak dengan down syndrome di Sulsel. Sebab diakui Nurmawati, anak seperti Nur Rahma jumlahnya cukup banyak. Khususnya di Makassar.
Saat ditanya cita-citanya, Rahma mengaku ingin menjadi ibu rumah tangga. ”Saya mau menjaga ibu dan membahagiakannya,” ujar sambil memegang tangan ibunya, yang dibalas ciuman mesra dari sang mama.
Menurut Nurmawati, anak seperti Nur Rahma sangat butuh perhatian. Untuk itu ia berharap kepada masyarakat agar turut andil terhadap mereka.
”Kepada orang tua yang punya anak seperti Kakak Rahma, saya ingin katakan bahwa memiliki anak ini bukanlah sebuah kiamat buat kita sebagai orang tua, tapi merupakan sebuah rasa syukur. Bahwa terlepas dari itu semua Tuhan berkehendak lain. Semua akan indah dan mudah,” tutupnya. (*-pkl1/rus)