MAKASSAR, BKM — Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto kembali mendatangi lokasi banjir, Senin (26/12). Kali ini yang disambangi adalah ORW 04 Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Tepatnya, di Perumahan Buka Mata Raya.
Dengan berjalan kaki, Danny menembus banjir setinggi paha orang dewasa. Di sana, Danny didampingi Komandan Kodim 1408 Makassar Letkol Inf Nurman Syahreda menyerahkan bantuan kepada warga terdampak banjir yang mengungsi di dua masjid. Bantuan berupa perlengkapan bayi dan kebutuhan pokok.
Kepada wartawan usai menyerahkan bantuan, Danny mengingatkan kepada warga agar berhati-hati dalam membeli rumah jika tidak ingin terkena banjir. Jangan karena diiming-imingi rumah bersubsidi yang murah, mendapat diskon tinggi, langsung tergoda. Ternyata lokasi perumahan tersebut daerah resapan air.
“Karena rumah yang selalu terendam banjir, kita bisa lihat kualitas rumah-rumah menurun karena lembab semua. Ini kan tidak baik untuk kesehatan. Tidak bagus untuk ditinggali,” kata Danny.
Ia juga menegaskan, developer harus bertanggung jawab karena telah membangun area pemukiman di tempat rawan banjir. “Harus developer tanggung jawab. Selama ini banjir developer sembunyi,” ungkapnya.
Bukan hanya developer, Pemkot Makassar sebagai stakeholder yang mengeluarkan izin-izin juga harus ikut bertanggung jawab. “Jadi developer harus ikut bertanggung jawab bersama-sama yang memberi izin itu pemerintah kota juga harus,” tuturnya.
Diapun mewanti-wanti ke OPD terkait yang mengeluarkan izin pembangunan perumahan, untuk tidak mengeluarkan izin di lokasi rawan banjir. “Ini jadi pendidikan (pelajaran) kepada masyarakat, jangan beli rumah di tempat banjir, mau subsidi, dll. Jangan. Menyiksa diri sendiri nanti,” tambahnya.
Danny mengatakan, secepatnya akan memanggil developer untuk duduk bersama membahas persoalan ini. “Saya lagi cari waktu, tahun depan, banyak developer,” ungkapnya.
Lebih jauh dikemukakan, salah satu daerah resapan air, seperti di Blok 10 Manggala, Kecamatan Manggala. “Romang Tangaya dekat situ, bagaimana caranya, tidak layak jadi hunian di sana,” cetusnya.
Dalam waktu dekat, dia juga akan mengumpulkan masyarakat yang terkena dampak banjir untuk membicarakan solusi yang bisa diambil. “Kita akan sama-sama berunding. Ini kan aliran air ada yang terhambat. Itu kita mau kasih lancar alirannya,” katanya.
Selain itu, ada kemungkinan warga yang selalu menjadi langganan banjir akan ditawarkan sistem aparong atau apartemen lorong. Sementara pemukiman warga yang merupakan kantong air dibuatkan danau atau semacam kolam retensi seperti yang ada di Nipa-nipa.
“Kalau soal relokasi warga, harus ada kesepakatan. Jadi kalau saya mau tawarkan sistem aparong, yang tempat banjir kita bikin danau, sekalian tanahnya kita pakai baru kita bikin aparong,” tambahnya.
Dia menegaskan, dalam mengambil keputusan penanganan banjir, Pemkot Makassar harus melibatkan masyarakat yang terdampak. Supaya keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama.
Sementara itu, Komandan Kodim 1408 Makassar Letkol Inf Nurman Syahreda menekankan, pihaknya bersama Babinsa dan Babin Kamtibmas selalu bersama-sama tripilar yang ada bergerak dengan cepat dalam menyalurkan bantuan kepada pengungsi. Diapun meminta warga tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah saja.
“Rkan-rekan yang mau berkoordinasi (memberi bantuan), kita siap bantu, baik dari Polri maupun TNI kita siap untuk membantu menyalurkan,” tegasnya.
Ribuan Jiwa Dievakuasi
Sementara itu, hingga Senin kemarin, tercatat ribuan warga mengungsi akibat banjir. Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, jumlah rumah yang terdampak banjir sebanyak 3.046 unit. Dari jumlah tersebut terdiri dari 2.514 KK dan 8.687 jiwa. Mereka merupakan warga yang berdomisili di tiga kecamatan antara lain Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, dan Manggala.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin mengatakan, tidak semua yang terdampak berada di titik pengungsian. Dari 8.687 jiwa, hanya 1.479 jiwa yang dievakuasi di lokasi pengungsian. Antara lain Kecamatan Manggala 1.136 jiwa dari 286 KK. Mereka tersebar di 15 lokasi pengungsian.
Selanjutnya di Kecamatan Biringkanaya 318 jiwa dari 81 KK. Mereka ditempatkan di tujuh titik pengungsian. Terakhir Kecamatan Tamalanrea ada 25 jiwa yang mengungsi dari 10 KK, mereka ditempatkan di lokasi yang sama.
Dalam penanganan bencana banjir ini BPBD telah menurunkan 60 personel. Terbagi atas tim evakuasi 35 orang, tim asesmen 15 orang dan tim medis 10 orang.
BPBD juga menyiagakan peralatan lainnya sebagai 1 truk serbaguna, tujuh perahu karet, tiga ambulans, tiga mobil lapangan, dan 3 mobil pick up.
Selain banjir, angin puting beliung juga menimpa dua KK selama cuaca ekstrem. Ada lima jiwa yang terdampak dari kejadian ini. Kemudian pohon tumbang juga tercatat terjadi di 30 titik, dengan rincian korban 32 jiwa.
Sejauh ini upaya pemenuhan kebutuhan dasar untuk korban terdampak pohon tumbang dan banjir dalam bentuk pangan, sandang, air, dan sanitasi, serta layanan kesehatan. Pemkot Makassar dibantu oleh sejumlah aparat, TNI/Polri, serta dukungan relawan dan organisasi lainnya.
“Kebutuhan mendesak, bahan makanan dan makanan siap saji, air bersih, paket kebersihan diri, perlengkapan bayi, perlengkapan tidur, masker, obat-obatan dan vitamin,” terang Hendra.
Ia melanjutkan, banjir disebabkan karena hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang. (rhm)