SIDRAP, BKM — Air danau Sidenreng dan Tempe di wilayah perbatasan Kabupaten Sidrap-Wajo kembali meluap akibat banjir kiriman dari beberapa sungai besar.
Akibatnya luapan air tersebut naik kepemukiman warga padat penduduk di Kecamatan Tellu Limpoe dan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap.
Luapan air danau terparah di Kelurahan Wette’e, Kecamatan Panca Lautang. Di wilayah ini ratusan rumah terendam air hingga ketinggian mencapai dua meter. Untuk beraktivitas keluar masuk rumah warga menggunakan perahu dayung. Hamsah (45) warga Kelurahan Wette’e mengaku selain luapan danau Sidenreng, banjir yang masuk kepemukiman warga juga berasal dari sungai.
“Ini baru dua hari terakhir paling parah naiknya. Tingginya mencapai dua meter,” kata Hamsa sembari memperbaiki beberapa perabot rumah tangga yang terendam banjir, Jumat, (6/1).
Lurah Wette’e, Hastina mengatakan, pihaknya mencatat sebanyak 129 rumah yang terendam banjir yang terdiri dari 153 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 482 jiwa.
Kapolres Sidrap, AKBP Erwin Syah mengerahkan sejumlah personil untuk membantu warga terdampak banjir di Kecamatan Tellu Limpoe dan Panca Lautang, Jumat (6/1). Sejumlah personel dari Polsek Tellu Limpoe dan Panca Lautang dikerahkan untuk memantau sekaligus meminta warga terus waspada terhadap cuaca ekstrem.
“Saya sudah instruksikan kepada Kapolsek Panca Lautang dan Tellu Limpoe untuk menurunkan personilnya ke lokasi banjir untuk membantu warga yang terdampak,” kata Kapolres Sidrap, AKBP Erwin Syah.
Selain itu, kata dia juga untuk mengidentifikasi jumlah warga yang terdampak banjir akibat luapan dua danau besar di Sulawesi Selatan ini yakni Danau Tempe dan Sidenreng.
“Apabila membutuhkan bantuan tambahan personel untuk evakuasi warga kita akan turunkan dari Polres Sidrap,” tandasnya.
Dari pantauan dilokasi banjir terlihat Kapolsek Panca Lautang, AKP Irsal bersama Camat, Muh Basri dan Lurah Wette’e Hastina turun untuk mengimbau warga agar selalu waspada.
Luapan danau terparah di Kelurahan Wette’e Kecamatan Panca Lautang, Sidrap. Di Wilayah ini, tercatat sebanyak 129 rumah yang terendam banjir yang terdiri dari 153 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 492 jiwa. Tak hanya pemukiman warga, banjir juga merendam 250 haktare lahan persawahan di Kelurahan Wette’e. (ady/C)
