GOWA, BKM — Menyikapi viralnya aliran Bab Kesucian yang diduga sesat, Bupati Gowa Dr Adnan Purichta Ichsan bersama Kakanwil Kemenag Sulsel, MUI Sulsel serta MUI Gowa mendatangi Yayasan Nur Mutiara Makhrifatullah (NMM) di Lingkungan Butta Ejaya, Kelurahan Romang Polong, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
Pertemuan antara pemilik yayasan Hadi Kesumo berlangsung pukul 14.00 Wita, Selasa (10/1) berlangsung alot. Hadi Kesumo membantah jika dirinya telah mengajarkan aliran sesat seperti viral di media sosial akhir-akhir ini.
Hadi mengaku hanya memberikan ajaran berupa larangan memakan ikan dan daging. Dirinya tidak mengajarkan agama. Bahkan sampai mengaku dirinya bukan Islam. Hadi pun tetap bersikukuh dirinya tidak pernah mengajarkan aliran sesat.
Klarifikasi yang berlangsung di ruangan seperti aula di lantai dua gedung rumah sekaligus yayasan milik Hadi yang berlantai 10 itu, disaksikan sejumlah pihak baik dari kepolisian, TNI, Satpol PP, camat Bontomarannu, lurah Romang Lompoa serta pihak terkait lainnya. Sementara Hadi didampingi dua anggotanya yang disebut sebagai imam di yayasan tersebut.
Dalam rangkaian perbincangan tersebut, Hadi menyatakan diri siap diberi bimbingan oleh MUI dan Kemenag. Lelaki berusia 48 ini mengaku siap menerima masukan dan bimbingan serta hal-hal atau ajaran-ajaran Islam sesungguhnya yang baik.
Bahkan dikatakannya, bahwa dari pertemuan klarifikasi tersebut, dirinya bersama MUI dan Kemenag telah bersepakat menjalani bimbingan yang sudah dijadwal beberapa hari ke depan. “Beberapa hari ke depannya pihak MUI Sulsel maupun MUI Gowa akan mengatur waktunya untuk datang ke yayasan saya untuk mengadakan bimbingan kepada siswa yang ada di yayasan ini,” kata Hadi yang bernama lengkap Wayang Hadi Kesumo.
Dalam pertemuan tersebut, Hadi semula sempat membuat bingung para pejabat yang hadir. Karena penjelasannya tidak konsisten dan cenderung membantah sejumlah hal yang dinilai pemerintah tidak sesuai syariat Islam, khususnya larangan salat, makan daging, minum susu dan lainnya.
Kehadiran yayasan NMM di Butta Ejaya memang sempat membuat masyarakat sekitar penasaran. Lantaran sejak menetap di Butta Ejaya, Hadi bersama keluarganya serta penghuni yayasan jarang sekali berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Sementara aktivitas pembangunan gedung yayasan lancar hingga gedungnya mampu terbangun hingga lebih 10 lantai.
Dari hasil klarifikasi media kepada Hadi, diperoleh keterangan bahwa sumber keuangannya untuk membiayai pembangunan dan operasional di yayasan diperoleh dari para donatur serta usaha pribadinya yang bergerak di bidang pertanian dan transportasi.
Seusai pertemuan, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengapresiasi sikap pemilik yayasan yang bersedia untuk dibina dan dibimbing. “Sebenarnya ini adalah silaturahmi, sekaligus klarifikasi yang sengaja kami lakukan ke pemilik yayasan. Kami datang bersama pimpinan MUI Sulsel terkait dugaan aliran sesat yang ditudingkan kepada aliran Bab Kesucian. Kami juga datang bersama para Forkopimda untuk mencari titik temu dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi akibat terbentuknya opini di luar, bahwa yayasan tersebut menjalankan sesuatu yang diduga sesat,” jelas Adnan. (sar)