MAKASSAR, BKM — Peristiwa pembunuhan terhadap Muh Sadli Fadli Sadewa alias Dewa berbuntut panjang. Sekelompok massa melakukan penyerangan dan perusakan terhadap rumah keluarga salah satu tersangka yang berlokasi di Jalan Batua Raya 9, Kota Makassar pada Selasa sore (10/1).
Tak ingin masalah terus berlanjut, aparat gabungan dari Polda Sulsel, Polrestabes Makassar serta Polsek Panakkukang diturunkan ke lokasi untuk melakukan penjagaan.
Saat ini, rumah yang telah dirusak massa itu dalam kondisi kosong. Semua barang berharga milik keluarga tersangka telah diamankan. Sedikitnya ada 50-an personel kepolisian mengawal proses pemindahan barang serta keluarga tersangka. Mereka kini berada di sebuah kios dalam wilayah Kecamatan Panakkukang.
Kapolsek Panakkukang Kompol Abd Azis, kemarin menjelaskan, petugas kepolisian memindahkan keluarga tersangka dan barang berharga miliknya dari hunian sebelumnya yang telah dirusak massa.
“Kita pindahkan keluarga tersangka dan barang-barang miliknya ke sebuah kios di wilayah kami. Sekaligus dilakukan pengamanan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, petugas kepolisian terus berjaga-jaga di lokasi dan memberikan pemahaman ke masyarakat bahwa kasus tersebut sudah dalam penanganan kepolisian. Warga diminta agar tidak terprovokasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” terang Kompol Abd Azis, Rabu (11/1).
Menurutnya, pengamanan keluarga pelaku serta sterilisasi terus dilakukan hingga suasana betul-betul kondusif. Hingga kemarin sore, menurut kapolsek, situasi kondusif pascaadanya aksi penyerangan usai pemakaman korban.
“Video yang beredar itu adalah peristiwa hari Selasa (10/1) kemarin, usai pemakaman korban. Namun situasi kondusif setelah dilakukan pengamanan ketat, serta keluarga pelaku juga sudah dipindahkan,” jelas Kapolsek yang ditanya tentang beredarnya video kelompok massa melakukan penyerangan, kemarin.
Terpisah, Kasi Humas Polrestabes Makassar Kompol Lando menjelaskan, setelah dua tersangka penculikan dan pembunuhan ditangkap, Selasa (10/1), massa yang pulang dari pemakaman korban langsung melakukan aksi perusakan rumah keluarga tersangka. Polisi yang telah melakukan langkah antisipasi ketika itu, tak mampu meredam aksi massa.
”Polisi akan mengusut terjadinya perusakan. Siapa saja yang terbukti melakukan tindak kejahatan akan diproses hukum sesuai ketentuan yang berlaku,” tandas Kompol Lando, kemarin.
Sementara itu, psikolog dari Bagian Psikolog Polda Sulsel melakukan tes kejiwaan terhadap kedua tersangka. Hanya saja, hasilnya belum diketahui.Tim dari P2TP2A Kota Makassar juga melakukan konseling serta pendampingan terhadap tersangka pada saat menjalani pemeriksaan.
Kepala UPT Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Makassar, Muslimin menjelaskan pihaknya akan memberikan pendampingan kepada anak yang berstatus sebagai saksi korban maupun pelaku selama proses hukum berjalan.
Pendampingan dilakukan berdasarkan amanah dari Undang-Undang Sistem Perlindungan Perempuan dan Anak (SPPA), bahwa semua anak yang berhadapan dengan hukum berhak mendapatkan pendampingan selama proses hukum.
“Langkah kami, telah berkoordinasi dengan pihak Polrestabes Makassar, melalui Unit PPA untuk memberikan pendampingan selama proses BAP. Bahkan nanti sampai proses penuntutan,” ungkapnya saat dihubungi BKM, Rabu (11/1).
Selain itu, lanjut lelaki yang akrab disapa Mimin ini, asesmen terhadap anak dilakukan untuk mengetahui penyebab anak-anak terlibat dalam tindakan kriminal yang cukup sadis dan modus yang melebihi jangkauan usia anak.
“Kita mesti memahami bahwa banyak penyebab yang membuat anak-anak mengalami permasalahan tumbuh kembang, misalnya keterpenuhan hak-hak anak dalam pengasuhan orang tua, lingkungan (keluarga dan sekolah), serta lingkungan masyarakat,” tutur Mimin.
Terhadap saksi korban yang juga merupakan sepupu korban, tambahnya, DP3A akan melakukan pendampingan selama proses hukum. Termasuk layanan pemulihan traumatis anak dan layanan rumah perlindungan.
Tutup Pagar Sekolah
Kasus penculikan yang disertai pembunuhan anak di bawah umur ini menjadi atensi Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto. Dia meminta seluruh elemen terkait, termasuk OPD lingkup Pemkot Makassar dan kepala sekolah untuk membantu pihak kepolisian menuntaskan peristiwa memilukan ini.
Danny mengatakan, kejadian seperti ini harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak agar lebih berhati-hati dan selalu waspada dalam memantau aktivitas anak-anaknya. Secara khusus, dia memerintahkan seluruh kepada sekolah untuk lebih memperketat pengawasan anak di lingkungan sekolah.
Kepada seluruh orang tua, diminta agar lebih intensif mengawasi anak-anaknya. Apalagi dalam mengakses dunia maya yang makin terbuka dengan digitalisasi.
“Ini bukan hanya di lingkungan sekitar, tetapi juga di sekolah. Ini pelajaran bagi kita. Saya memerintahkan seluruh kepsek menutup sekolahnya pada saat pulang sekolah agar ketahuan siapa datang menjemput siswa, Karena rawannya di situ,” kata Danny, kemarin.
Lebih jauh dikemukakan, dua pelaku yang juga masuk dalam kategori anak itu dipengaruhi oleh media sosial dan internet. “Dua orang ini dipengaruhi oleh medsos. Ajakan membunuh untuk mendapatkan organ itu kan dari medsos. Makanya, program Jagai Anakta’ ini harus menjadi program wajib di semua keluarga,” ujarnya.
Danny juga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kejadian ini dan diberikan hukuman kepada terduga pelaku sesuai dengan ketentuan hukum. “Harus diusut siapa yang suruh dan pengaruhi dia, kenapa sampai mereka berbuat seperti itu. Harus diusut tuntas, siapa di belakangnya ini. Jangan sampai ada yang menginspirasi mereka untuk menjual organ,” tegasnya.
Termasuk, jelas dia, memperkuat pengawasan lingkungan lorong-lorong melalui percepatan pemasangan CCTV di lorong-lorong. “Harus menjadi konsen kita semua harus membantu pihak kepolisian. Masyarakat harus bersama-sama. Ini tidak bisa kepolisian sendiri atau Pemkot sendiri. Makanya, kalau semua orang menjaga anaknya, Insyaallah akan terkontrol dengan baik,” tandasnya. (ish-jul-rhm)