MAKASSAR, BKM–Pertarungan dua bangsawan asal Luwu Raya untuk meraih simpati masyarakat agar dapat lolos menjadi senator atau Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI pada pemilu legislatif (Pileg) 14 Februari 2024 mendatang.
Keduanya yakni Datu Luwu Andi Maradang Mackulau serta Ketua Fraksi Golkar DPRD Sulsel Andi Hatta Marakarma.
Kedua tokoh asal Luwu Raya ini memastikan diri akan diberi amanah oleh rakyat untuk duduk sebagai senator.
Hatta Marakarma mengatakan dirinya maju karena ingin berbuat banyak untuk masyarakat. Apalagi tugas dari DPD RI ini menyangkut otonomi daerah.
“Sejauh ini terjadi ketimpangan daerah dan pusat. Sehingga butuh sinergitas agar terjadi pemerataan di segala sektor,” katanya di Kantor DPRD Sulsel, Selasa (17/1).
Soal rivalitasnya dengan Datu Luwu Maradang Mackulau, Hatta meminta agar tak dibenturkan, sebab semua kembali ke masyarakat yang nantinya akan memilih.
“Saya sama dengan Datu Luwu, yang pasti mudah-mudahan bisa dua kursi kan. Apa artinya jabatan itu kalau mau memutus hubungan persaudaraan atau silaturahmi,” ujar mantan Bupati Luwu Timur dua periode ini.
Opu Hatta sapaannya mengatakan masyarakat Luwu Raya harus solid dan bersatu memilih calon putra asli Luwu Raya.
“Kalau ke Datu (Maradang Mackulau) solid kesitu, tapi misalnya pilih saya ya bersatu. Tapi, kan pada prinsipnya, Datu bisa fokus di Luwu Raya, saya juga bisa di luar,” tuturnya.
Meski dia tercatat sebagai kader Golkar, Opu Hatta mengaku tak akan bekerja melibatkan infrastruktur partai berlambang pohon beringin rindang tersebut.
“Kalau saya misalnya pakai infrastruktur Golkar, Nasdem tidak padahalkan saya punya hubungan baik dengan orang-orang Nasdem. Jadi saya pakai pendekatan kekeluargaan, pertemanan itu,” ungkap anggota Komisi C ini.
Meski Opu Hatta membutuhkan dukungan masyarakat di 24 kabupaten dan kota, ia mengaku belum berkeliling Sulsel.
“Belum, saya kan punya teman di sini (anggota DPRD Sulsel), mereka representasi masyarakat Sulsel,” demikian kader senior partai Golkar itu.
Sementara itu, Andi Maradang mengatakan hampir sepuluh tahun ia menjabat sebagai Datu Luwu, Wija To Luwu tidak bisa berbuat apa-apa.
“Tujuan akhir saya, saya ingin Luwu Raya bersatu. Sekali lagi, saya ingin Luwu Raya bersatu, tidak ada waktu lagi untuk kita berdiam idiri. Tepatnya jadikan provinsi (Luwu Raya). Karena kalau tidak, ya kita begini-begini saja,” pungkasnya. (rif)