Site icon Berita Kota Makassar

Primaya IVF Beri Peluang Moms & Dads Miliki Anak dengan Biaya Terjangkau

MAKASSAR, BKM — Betapa bahagia hati Bunga dan suaminya usai memeriksakan diri mereka di Primaya Hospital Makassar. Pasalnya, dokter Spesial Kebidanan dan Kandungan di Primaya Hospital menyampaikan kalau mereka masih berpeluang mendapatkan anak dengan sistem bayi tabung.
Pasangan Moms & Dads ini memang sudah hampir sepuluh tahun membangun bahtera rumah tangga, namun mereka belum juga dikaruniai buah hati. Sudah ada beberapa dokter kebidanan yang mereka datangi, namun tidak ada seorang pun yang bisa memberikan mereka harapan, apakah mereka masih berpeluang punya anak atau tidak. Sementara mereka hampeir setiap saat mendapatkan tekanan dari keluarga masing-masing untuk segera punya anak. Alasannya, usia mereka semakin menua.
‘’Awalnya saya ragu mengikuti anjuran teman untuk datang berkonsultasi di Primaya Hospital Makassar. Namun setelah berunding dengan suami, akhirnya kami bersepakat untuk datang. Apalagi, teman saya itu sudah berhasil memiliki anak dari program bayi tabung di Primaya Hospital Makassar,’’ tutur Bunga.
Bunga menambahkan, saat di Primaya Hospital mereka langsung diarahkan bertemu dengan dokter spesialis kebidanans dan kandungan Primaya IVF. Dari penjelasan yang diterimanya membuat Bunga dan suaminya kembali bersemangat. Istilah bayi tabung yang sebelumnya begitu awam bagi mereka berdua, kini menjadi familiar.
‘’Makanya, begitu dokter di Primaya Hospital menyampaikan kalau kami masih berpeluang punya anak, tapi dengan suatu perawatan khusus melalui program bayi tabung, kami langsung mengiyakan. Termasuk meninggalkan gaya hidup yang kurang sehat dan bisa memengaruhi program bayi tabung yang akan kami lakukan. Terus terang, kami selama ini adalah perokok dan sering mengonsumsi minuman beralkohol,’’ tutur Bunga.
Begitu pula dengan besaran biaya yang harus disiapkan, bagi Bunga, tidak terlalu mahal untuk mereka para pejuang buah hati. Bahkan, jika dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkan untuk berobat alternatif, jumlahnya hamper sama. Apalagi, dokter yang memeriksa mereka sebelumnya sudah ‘memvonis’ kalau mereka tidak akan bisa punya anak.

Biaya Terjangkau
Berbicara soal biaya untuk program bayi tabung ini sendiri, aku Direktur Utama PT Anugerah Bangsa Indonesia, anak perusahaan Primaya Hospital Group yang khusus menangani Primaya IVF, Ade Gustian Yuwono, sebenarnya tidaklah mahal. Itu jika dibandingkan dengan pelayanan maupun penanganan yang akan didapatkan pasangan Moms & Dads.
Biaya untuk program bayi tabung ini bukanlah semata-mata memperhitungkan biaya rumah sakitnya. Tapi ada komponen lain yang turut menjadi beban biaya. Seperti biaya untuk penanganan dokter dan obat-obatan yang dipergunakan.
”Kalau dihitung-hitung, sebenarnya biaya untuk obat-obatan ini yang tertinggi. Karena obat-obatan yang kami gunakan di Primaya Hospital ini kebanyakan adalah obat impor. Sementara oleh pemerintah, obat-obatan kami ini dikategorikan sebagai barang mewah. Dimana, pajak yang dikenakan pemerintah terhadap obat kami ini adalah pajak barang mewah. Kalau ada pasien yang membayar hingga puluhan juta rupiah, itu sebenarnya untuk membayar komponen biaya ini,” ujar Ade.
Menurut Ade setiap pasangan Moms & Dads yang ikut program bayi tabung, harus mengikuti sejumlah tahapan. Mulai dari kondisi pasangan itu. Seperti memeriksa kondisi fisik mereka, memeriksa kondisi sel sperma suami dan sel telur isteri. Jika ada di antaranya yang kurang baik, tentu harus diperbaiki dulu.
”Nah, di sini dokter mulai memberikan obat-obatan. Setelah pemberian obat, dokter terus melakukan pemeriksaan terhadap mereka. Jika ditahapan ini dokternya menganggapnya sudah baik dan siap keduanya, barulah dokter melanjutkan ke tahap berikutnya,” tutur Ade.
Selama tahapan ini, dokter tetap melakukan pemeriksaan dan pengawasan kepada Moms dan bakal janin setelah dilakukan mempertemukan sel telur Moms dan sel sperma Dads, apakah dengan cara inseminasi maupun secara pembuahan di luar kandungan.
”Ketika waktu melahirkan sudah tiba, dokter akan menanyakan apakah dengan cara operasi atau melahirkan secara normal. Tapi kebanyakan pasangan Moms & Dads akan memilih operasi untuk memperlancar proses kelahirannya dan menghindari risiko yang kemungkinan bisa muncul,” kata Ade.

Peningkatan Kualitas Pelayanan
Melihat semakin besar dan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap program bayi tabung di Primaya Hospital Makassar, pihak manajemen terus melakukan peningkatan.
Mulai dari renovasi gedung, dengan melakukan perluasan dan penataan ruang yang lebih apik dan lapang. Sehingga akan menimbulkan perasaan nyaman kepada setiap pasangan Moms & Dads yang datang ke Primaya Hospital ini.
Bukan itu saja, lanjut Ade, juga dilakukan peremajaan dan penambahan peralatan yang tentunya akan membuat pelayanan untuk program bayi tabung ini dapat semakin meningkat.
”Untuk memastikan layanan PRIMA bagi semua pasien yang membutuhkan layanan IVF atau bayi tabung, kami melengkapi teknologi yang dikembangkan termasuk ICS/IMSI, Timelapse Incubator, PGTA maupun terapi adjuvant terbaru seperti PRP,” tutur Ade.
Masih menurut Ade, di samping peremajaan dan penambahan peralatan dibidang IVF, Primaya Hospital Makassar juga telah menggandeng ahli fertilitas terkemuka di Kota Makassar dan sekitarnya. Masing-masing Prof dr John Rambulangi, SpOG, (K)-Fer, Dr dr Sam Richard Rambulangi, SpOG, (K)-Fer, dan dr Nathalia Mappewali, SpOG. Juga dibantu tim dokter Andrologi, dr Rahmawati, Sp.And serta dokter urologi dr Khoirul Kholis Sp.U.
Sejak berdiri sejak tahun 2017, Primaya IVF Makassar telah melayani 4.000 lebih pasien. Dimana, 1.500 leih di antaranya telah terkonversi menjadi Cycles IVF. Sementara itu, saat ini layanan IVF di Primaya Hospital Makassar yang terletak di lantai 9, Jalan Urip Sumohardjo, hanya mampu melayani 350 pasangan Moms & Dads setiap tahun.
”Karena itu, Primaya Hospital memutuskan untuk menambah fasilitas klinik serta teknologi IVF terbaru agar mampu melayani 1.000 pasangan Moms and Dads setiap tahun dengan tingkat keberhasilan meningkat di atas 50 persen. Apalagi saat ini, sesuai data yang ada menyebutkan terdapat 7.920 pasangan infertil atau kurang subur setiap tahunnya di Sulawesi Selatan, Sehingga layanan IVF atau bayi tabung akan terus berkembang sejalan dengan gaya hidup masyarakat yang semakin berkembang pula,” tutur Ade Gustian Yuwono, (mir)

Exit mobile version