MAKASSAR, BKM — Gerbong mutasi kepala sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kembali akan digulirkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Sebelumnya, sebanyak 98 kepala sekolah (kepsek) SMA/SMK pada tujuh kabupaten/kota di Sulsel sudah dilantik. Pergeseran tersebut merupakan bagian dari hasil mutasi dengan mempertimbangkan domisili dengan jarak sekolah kepsek pada September 2022.
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Dr Setiawan Aswad, memastikan akan adanya mutasi kepala sekolah yang kembali akan dilakukan. Janya saja kapan waktu pelaksanaannya, masih menunggu persetujuan dari pimpinan.
“(Mutasi) sesuatu yang sudah kita rencanakan. Hanya saja kita menunggu waktu beliau (gubernur). Momen beliau di mana yang tepat. Tapi yang jelas itu basisnya evaluasi semua,” ungkap Setiawan, Senin (23/1).
Ia menyampaikan, adapun poin yang diperhatikan dalam mutasi ini, salah satunya adalah melihat hasil mereka mengawal program prioritas gubernur.
“Karena Pak Gubernur sering mengatakan bahwa dunia pendidikan, maka harus ada program program Pemprov yang harus dilaksanakan oleh sekolah dan itu wajib. Smart school misalnya,” ungkapnya.
Kemudian, lanjut Setiawan Aswad, langkah sekolah mengimplementasikan kebijakan pemerintah pusat, seperti merdeka belajar. Apakah selama ini mereka ada progres atau tidak.
Kata dia, obyektivitas juga diperhatikan dalam proses mutasi nantinya. Tidak hanya memperhatikan kebijakan yang diterapkan di sekolahkanya, tapi juga melihat dari penilaian sosial dalam lingkungan sekolah.
“Yang menjadi paling penting juga adalah harmonisasi semua pemangku kepentingan yang ada di sekolah. Bagaimana kepala sekolah itu bisa melakukan interaksi dengan guru, komite sekolah dan siswa supaya suasana pembelajaran di sekolah itu kondusif. Juga melihat penilaian, dari Sipeka Asesmen terakhir terlihat, bagaimana kinerja kepala sekolah selama ini. Dan yang isi itu semua guru-guru,” terangnya.
“Artinya, kepala sekolah selama ini salah satunya adalah memastikan bagaimana ia bekerja secara baik, itu tergantung dengan pendapat guru-guru semua kan. Pasti mereka semua bisa menilai itu,” sambungnya.
Ia menyampaikan, rencana mutasi yang bakal dilakukan ini merupakan kelanjutan dari mutasi yang dilakukan sebelumnya, dengan memprioritaskan kepala sekolah yang belum berstatus defenitif. (jun)
