pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Tak Bangga Hidup Dilingkungan Keluarga Saorajae

DENGAN Bekal pendidikan di Unhas dan UGM, Andi Yaya mencoba peruntukannya di kampung halaman, Butta Panrita Lopi untuk maju kembali sebagai wakil rakyat. Tak hanya bekal pendidikan, namun beberapa organisasi telah diikuti oleh wanita kelahiran Bulukumba, 28 Oktober 1988 ini bertarung di Dapil 2, kecamatan Gantarang dan Kindang.
“Pilihan ini pastinya berat. Karena menjadi wakil rakyat berarti mengemban amanah masyarakat,”urainya.

Jiwa sosial tanpa pamrih yang dimilikinya adalah kemampuan dasar dalam mengawal butir-butir amanah masyarakat Gantarang dan Kindang, terlebih Kabupaten Bulukumba secara utuh.
Awalnya maju, memang bagaimana melanjutkan generasi kepemimpinan yang baik oleh Almarhuma orang tuanya, Andi Hartatia AS dan Almarhum ayahnya, Andi Irwan Idjo.

“Kliping” amanat rakyat disetiap pertemuan tercatat rapi dibuku diarinya. Itu dibutuhkan saat berada di perlemen mendatang.
Bersama suami tercinta, dan sejumlah tim Andi Yaya memulai perjalanan politiknya. Banyak hal ditemui di masyarakat.
Sebagai teman sekamar, suami adalah kepala keluarga. Andries Riesfandhy, menjadi sosok paling inspiratif disendi kehidupannya. Banyak hal yang menjadi pertentangan dan masukan, untuk membentuk karakter sosial politiknya. Suaminya pula menjadi tempat curhat dikala senang, lelah dengan aktifitas kampanye di masyarakat.
Ini juga menjadi momen memperkenalkan suami pada lingkungan keluarga dan masyarakat Bulukumba.
“Saat kami sosialisasi di masyarakat, suami saya selalu ajak. Tak sekedar memperkenalkannya kepada masyarakat, namun kehadirannya banyak memberi masukan, apa yang harus saya lakukan di masyarakat. Termasuk menegur saya jika ada kesalahan yang saya lakukan. Dia adalah alarm saya. Membangunkan saya dari keegoisan saya untuk dirubah ke kepentingan masyarakat secara umum,”tuturnya.

Andi Yaya juga dikenal berada pada lingkungan keluarga Saorajae. Karakter “darah biru” yang melekat dalam dirinya, menjadi hal yang tak bisa ditampik. Apalagi, di sanalah “dilahirkan” pemegang tongkot perjuangan kabupaten Bulukumba, Andi Sulthan Dg Radja dimasa lampau.
Menjadi bahagian dari Saorajae, itu artinya menjadi sorotan mata masyarakat. Perilaku, masyarakat yang santun dan beradab menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, Saorajae adalah kiblatnya. Hal ini tentunya harus terus dijaga untuk menyatukan Bulukumba, dan menghargai jasa kepahlawanan Sulthan Dg Radja Bulukumba.
“Dimasa sosialisasi, saya memang tidak menyebut saya ini siapa. Saya hanya berucap, saya Soraya. Hal itu saya hanya berucap, saya Soraya. Hal itu saya lakukan agar masyarakat bisa menerima saya apa adanya, bukan karena ada garis darah Andi Sappewali sebagai kakek saya, dan Andi Sulthan Dg Radja Buyut saya,”.pungkasnya. (min/rif/c)




×


Tak Bangga Hidup Dilingkungan Keluarga Saorajae

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link