pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Jadi Wadah Penyaluran Hobi Wanita Berhijab

Mengenal Komunitas Olahraga Bela Diri Mushaf

MAKASSAR,BKM.COM–TERKADANG ada wanita yang malas ikut olahraga bela diri karena harus bercampur baru dengan pria saat latihan. Apalagi pelatihnya laki-laki. Komunitas Mushaf hadir untuk menjadi solusinya.

MUSHAF merupakan akronim dari Muslimah Hapkido Archery Family. Pendirinya adalah Sri Rahmi Mahmud. Saat ini Mushaf diketuai Nurul Muthmainnah Ilham. Keduanya menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar.
Sri Rahmi yang akrab disapa Ami menuturkan, Mushaf merupakan komunitas muslimah khusus untuk bela diri Hapkido dan panahan. Hapkido merupakan seni bela diri yang berasal dari Korea Selatan. Mengajarkan teknik menendang, memukul, menangkis, membanting, serta beberapa gerakan lainnya.

Ami yang berlatar belakang pendidikan magister hukum, menuturkan komunitas Mushaf terbentuk pada tahun 2016. Ketika itu hanya mewadahi olahraga hapkido. Setahun kemudian, tepatnya 2017 digabung dengan panahan.
Menurut pengakuan Ami, komunitas Mushaf bukan hadir secara tiba-tiba, melainkan ada penyebabnya. ”Waktu saya sekolah di SMA Negeri 1 Makassar ada ekskul Taekwondo. Waktu itu ada teman dekat perempuan yang sama-sama ikut berlatih. Ia berpakaian syar’i. Awal bergabung sudah pakai jilbab, namun masih bisa bergabung latihan dengan laki-laki. Seiring perkembangan waktu, karena pemahaman agamanya semakin baik, dia kemudian memilik untuk mengundurkan diri berlatih. Penyebabnya, karena dia tidak mau bercampur baur dengan laki-laki,” ungkap bungsu dari dua bersaudara ini.
Dari situlah kemudian, wanita kelahiran Makassar, 30 April ini mengaku tidak mau lagi melihat ada wanita muslimah yang tak berolahraga bela diri karena tidak ingin bercampur baur dengan lawan jenis,.

”Ada musliman yang punya minat besar di bela diri, tapi karena terkendala ruang dan waktu serta bercampur baur laki-laki dan perempuan. Saat itu saya berniat suatu saat nanti akan membentuk club bela diri khusus muslimah, yang di dalamnya tidak ada campur baur dengan laki-laki. Dengan begitu muslimah bisa berlatih dengan nyaman,” tuturnya.
Di awal terbentuknya, Mushaf hanya memiliki tiga orang murid. Dua bercadar dan satu belum. Satu dari sekian banyak murid di komunitas Mushaf yang bertahan hingga saat ini adalah Mutmainnah. Ia bergabung sejak tahun 2017, namun sempat vakum karena kuliah. Kembali aktif di tahun 2018 sampai sekarang dan menjadi ketua Komunitas Mushaf.
”Untuk anggota aktif saat ini jumlahnya lebih dari 100 orang. Mereka tergabung dalam grup Mushaf Mendunia. Kalau untuk olahraga panahan, anggotanya kurang lebih 50 orang,” ungkap Mutmainnah.

Ami menambahkan, grup yang ada sengaja dibuat sebagai tempat bertukar informasi, serta memberi semangat dan motivasi. Sebab disadari, semangat terkadang naik turun. Dengan adanya grup ini bisa mencash energi para member untuk kembali bersemangat berlatih.

Di setiap kesempatan, Ami selalu menyampaikan kutipan kalimat kepada muridnya. ”Jangan berolahraga di waktu luang. Tapi luangkanlah waktu untuk berolahraga. Sebab kalau tidak punya waktu luang, kita tidak akan pernah bisa berolahraga. Jadi semuanya kembali lagi ke niat. Niatkan dalam sepekan ini saya berolahraga satu atau dua kali.Toh olahraga bisa membuat kita bahagia. Dari pada healing ke sana kemari, mending olahraga di Mushaf,” imbuhnya.

Mutmainnah yang selangkah lagi menyandang sabuk hitam, mengaku mendapatkan informasi tentang Mushaf dari temannya di kampus. Ia bergabung di dalamnya, karena memang tertarik untuk bela diri. Setelah sebelumnya lokasi latihan sering berpindah-pindah, kini menetap di lokasi Sikola Mangkasara. Latihannya berlangsung pada setiap Ahad sore.
Sementara menurut Ami, ketertarikannya di bela diri sejak ia masih duduk di bangku SD. Tertarik karena dirinya tidak suka kezaliman. Ketika Ami masih kecil, mamanya suka mendengar siaran radio yang memutar sandiwara kolosal.

Kalau liburan juga sering ada serial hero, seperti Satria Baja Hitam atau Power Rangers. ”Di zaman kami itu suka yang hero-hero. Akhirnya saya memutuskan untuk belajar bela diri,” ujarnya.
Selama dua tahun di SD Ami belajar pencak silat. Ketika masuk SMA kelas I menggeluti olahraga taekwondo. Bahkan hingga saat ini masih menjadi anggota taekwondo Dan IV.

Saat kuliah S1 Ami masuk karate gojukai karena menjadi kegiatan ekstrakurikuler, dan menyandang sabuk cokelat. Ami bahkan ikut kejuaraan nasional.
Sempat pula mengikuti olahraga anggar walau hanya dua bulan. Namun, bagi Ami uitu sangat berkesan karena dilatih langsung pelatih legendaris Sulsel yang sangat disegani. Olahraga Hapkido ditekuninya setelah selesai menempuh kuliah S2 Ilmu Hukum di Universitas Hasanuddin.

Hal senada disampaikan Mutmainnah. Wanita bercadar ini mengaku senang bela diri sejak kecil. Ketika itu sudah ada niat dan keinginan, namun terbatas oleh fasilitas yang belum ditemukan. Pelatihanya jarang bisa didapatkan yang muslimah. Karenanya, ia hanya bisa menonton ketika ada kegiatan ekskul.

”Pas kuliah ketemu teman kemudian diajak kenal dengan Mushaf. Ini menjadi mood booster. Karena Begitu dengan berlatih membuat kita bisa lebih senang dan berenergi, Bisa menyalurkan emosi negatif. Di Mushaf, muslimah tidak terhalang oleh ruang dan waktu karena adanya fasilitas untuk berlatih karena ada wadahnya. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berolahraga, khususnya bagi kaum muslimah berpakaian syar’i,” tandas wanita kelahiran Sinjai, 4 April 1997 ini.

Dari aktivitasnya di olahraga bela diri, Ami pernah membawa Tim Taekwondo Sikola Mangkasara menjadi Juara Umum Dua Nasional di Indonesia Taekwondo League Tahun 2022. Meraih Penghargaan Nasdem Days Tahun 2020 di Bidang Pendidikan sebagai Pendiri Sikola Mangkasara.

Medali Emas Poomsae Black Belt Under 40 Years Female 2nd Heroes Taekwondo Internasional League 2021.
Sementara Mutmainnah, prestasinya di bidang panahan adalah Juara III Challenge Antarclub yang dilaksanakan di Kabupaten Gowa, Agustus 2022. Juara III Jarak 40 Meter, serta Juara 1 Best of The Best 18 Meter Mushaf Cup I (Internal Championship).

Di olahraga Hapkido, anak ketiga dari empat bersaudara ini adalah peraih Gold Medal Senior Daeryon Under 47 kg pada The 1st Mushaf Cup 2018- 2017.Mutmainnah juga Juara 1 Tilawatil Qur’an oleh BEM FMIPA UNM 2015. Juara 1 Musabaqah Hifzhil Qur’an Level A (Studi AL-Qur’an Intensif/Sains Competition Tingkat Universitas di UNM). (*/rus)




×


Jadi Wadah Penyaluran Hobi Wanita Berhijab

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link