pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Pertama Kali ke Jakarta Sempat Kesasar di Bandara

Cerita Zulaykha Febrianti Jamal Alias Ica Pinrang, Delapan Besar DA5

MAKASSAR,BKM.COM–SIAPA yang pernah kesasar di bandara? Anda tidak sendiri. Zulaykha Febrianti Jamal pernah mengalami hal serupa. Bagaimana ceritanya?

ICA, begitu ia akrab disapa. Remaja perempuan ini dikenal pecinta dangdut di Tanah Air berkat kepiawaiannya dalam beryanyi. Apalagi setelah ia tampil di sebuah ajang pemilihan penyanyi dangdut yang digelar sebuah televisi swasta nasional.

Menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar, Ica yang mewakili Kabupaten Pinrang di ajang d’Academy (DA) 5 berkisah terntang perjalanan karirnya. Termasuk cerita unik yang dialaminya ketika pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta setelah terbang dengan pesawat dari Makassar.

Lahir di Makassar, 5 Februari 2007, Ica mengaku sering mendengar lagu dangdut sejak dari kecil. Tidak heran, karena ibunya seorang penyanyi dangdut. Ketika duduk di bangku kelas V, ia sudah berani naik bernyanyi di atas panggung.

”Awalnya sempat grogi dan dumba-dumba,” ujarnya. Ia menyebut lagu dangdut berjudul Racun Asmara merupakan yang pertama dinyanyikannya saat tampil perdana di panggung.
Ada dua kisah lucu yang dialami Ica ketika mengawali karir bermusiknya di pentas nasional. Yang pertama tersesat di bandara. Kedua, ketinggalan pesawat.

”Waktu itu saya dapat panggilan untuk tampil di DA5. Saya sendiri berangkat dari Makassar ke Jakarta. Bandara di Jakarta itu kan luas sekali. Ada kode-kodenya. Saya harusnya keluar di pintu D2. Sementara sopir yang mau jemput di E2. Saya kemudian bertanya di mana itu E2. Ternyata saya kesasar. Untuk ada bapak-bapak dari Makassar yang tanya saya mau ke mana. Akhirnya dia antar saya ke pintu E2,” terang Ica sambil tertawa lepas.

Dari keikutsertaannya di ajang DA5, ada banyak hal yang didapatkan oleh Ica. Salah satu tentang pentingnya attitude atau perilaku baik seseorang.
”Semua bisa beryanyi dengan bagus kalau mau belajar. Namun yang paling utama ditekankan adalah attitude. Percuma punya pendidikan kalau tidak ada attitudenya. Kedua, mental harus kuat,” jelas Ica lagi.

Di ajang DA5, Ica masuk sampai Top 8. Ia sempat dua kali tersenggol, namun dua kali pula ia dipanggil kembali.
”Setelah tersenggol di final audisi saya langsung pulang ke Makassar. Tiba-tiba pada jam 12 malam ketika mau tidur dan hendak matikan HP, saya terbangun. Perasaan waktu itu mau sekali pegang HP. Pas saya buka, langsung ada telepon masuk dari penyelenggara dan menyampaikan saya dapat wild card,” imbuhnya.

Demikian pula fi tahap fifty-fifty, Ica tersenggil lagi. Dirinya sempat putus asa dan berpikir tidak mau lagi ikut audisi, karena sebelumnya sudah dapat wild card. Namun, ia kembali terpilih dengan mendapatkan wild card lagi dari juri. Alasannya, ada potensi yang belum dikeluarkan oleh Ica.

Dari sekian banyak lagu dangdut yang pernah dilantunkannya, Ica mengaku lagu berjudul Tujuh Purnama yang menjadi favoritnya. Tembang itu pula yang membawa berkah baginya sehingga bisa lolos ke Top 24.
Ditanya tentang dari mana ia memperdalam teknik bernyanyinya, Ica mengaku mendengar dari senior. Dia pun tidak malu untuk bertanya.

Di saat tengah berjuang meraih mimpinya menjadi penyanyi dangdut, Ica yang saat itu pulang ke Makassar mendapat kabar menyedihkan. Neneknya yang tinggal di Pinrang mengembuskan napas terakhirnya akibat penyakit asam lambung dan ginjal yang bocor.

Ica mengaku sangat kehilangan nenek yang begitu dicintainya. Ia bahkan sempat tak percaya dan beberapa kali pingsan mengetahui hal itu. Namun, dirinya harus bisa menerima kenyataan. (*/rus)




×


Pertama Kali ke Jakarta Sempat Kesasar di Bandara

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link