MAKASSAR, BKM — Guru Besar di Universitas Hasanuddin (Unhas) bertambah dua orang. Pengukuhannya dilakukan dalam waktu bersamaan di Ruang Senat Akademik, Lantai Dua Gedung Rektorat Kampus Tamalanrea, Selasa (7/2).

Prof Dr Nurhayati
Proses pengukuhan dihadiri Rektor Unhas Prof Dr Jamaluddin Jompa, M.Sc., ketua, sekretaris, dan anggota Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Dewan Profesor, serta keluarga besar dari mereka yang dikukuhkan.
Adapun dua guru besar itu yakni Prof Dr Ir Asmuddin Natsir,M.Sc. Profesor dalam bidang Ilmu Nutrisi Ternak Fakultas Peternakan dikukuhkan sebagai guru besar Unhas ke- 459. Kedua adalah Prof Dr Nurhayati,M.Hum. Profesor dalam bidang Ilmu Bahasa Fakultas Ilmu Budaya ini menjadi guru besar Unhas ke-460.

Prof Dr Asmuddin Natsir
Pada kesempatan tersebut, masing-masing profesor yang dikukuhkan menyampaikan pidato penerimaannya.
Prof Asmuddin Natsir menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Tanaman Pangan sebagai Pakan Sumber Serat untuk Ternak Ruminansia.
Dijelaskan bahwa kebutuhan dasar manusia akan pangan, produk pangan hewani sebagai sumber protein wajib terpenuhi dalam rangka pembangunan manusia yang berkualitas. Tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat Indonesia yang semakin membaik telah mendorong kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi pangan bergizi.
Lebih lanjut, Prof Asmuddin menjelaskan bahwa secara alamiah, produksi ternak ruminansia, termasuk ternak sapi sangat bergantung pada ketersediaan hijauan pakan yang yang cukup dan berkualitas serta tersedia sepanjang tahun. Akan tetapi, dengan semakin berkurangnya produksi hijauan yang bersumber dari lahan penggembalaan yang ada saat ini, sehingga alternatif sumber pakan bagi ternak ruminansia perlu jadi perhatian.
“Ternak ruminansia memiliki sistem pencernaan yang unik dan kompleks. Terdapat dua sistem yang bekerja secara simultan agar dapat hidup dan berproduksi, yakni sistem pada ternak itu sendiri atau ternak inang dan sistem rumen yang terdapat di dalam tubuh ternak inang yang menjadi ciri khas dan pembeda dari ternak non ruminansia, seperti ayam, itik, kucing dan lainnya,” jelas Prof Asmuddin
.
Perlakuan biologi dalam pengolahan limbah pertanian sebagai pakan ternak menawarkan beberapa keuntungan, yaitu bebas atau sangat sedikit menggunakan bahan kimia dan memerlukan energi lebih sedikit. Salah satu jenis perlakuan yang telah diteliti adalah penggunaan exogenous fibrolytic enzymes, baik yang bersumber dari jamur ataupun bakteri.
Sementara Prof Nurhayati, menyampaikan pidato pengukuhannya berjudul “Penggunaan Bahasa di Media Sosial: Kajian Psikolinguistik”.
Dijelaskan bahwa psikolinguistik adalah cabang linguistik, yaitu linguistik terapan yang merupakan penggabungan linguistik dan psikologi.
Berdasarkan beberapa definisi oleh sejumlah pakar, dapat disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah ilmu bahasa yang mempelajari proses psikologis atau mental manusia dalam berbicara dan perwujudannya dapat dilihat melalui tindakan baik secara verbal dan nonverbal.
“Sehubungan dengan penggunaan bahasa di media sosial, kajian psikolinguistik ini dibahas karena maraknya postingan di media sosial seperti, facebook, twitter, instagram, youtube, dan tiktok yang memengaruhi psikologis atau mental pembaca. Postingan itu lebih banyak yang berupa kekerasan verbal, sindiran, ancaman, dihina, menderita psikisnya dan ada yang berujung menyakiti diri,” jelas Prof Nurhayati.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa penggunaan emoji (bahasa gambar) juga dapat memengaruhi pikiran lewat tutur. Apalagi salah menggunakan emoji yang dipersiapkan untuk menyerang lawan. Penggunaan emoji tentu melalui proses psikologis penulisnya. Sehingga diharapkan warganet dapat menampilkan komunikasi lebih mendidik dan beretika dengan menggunakan bahasa yang santun, dan sapaan yang digunakan dapat disesuaikan dengan siapa yang menjadi mitra tuturnya.
Setelah penyampaian pidato pengukuhan, Rektor Unhas Prof JJ memberikan apresiasi dan ucapan selamat kepada kedua profesor baru Unhas yang telah resmi dikukuhkan.
Dikatakan, proses pengukuhan guru besar ini adalah tradisi akademik yang sangat baik bagi peningkatan kualitas mutu pendidikanm, serta pemanfaatan bagi pemberian ilmu pengetahuan bagi sivitas akademika.
“Esensinya adalah sebagai momentum kita untuk saling bertukar pikiran, serta berbagi pengalaman dan pengetahuan dari interdisiplin. Kita sebagai manusia dituntut untuk terus mengembangkan ilmu pada berbagai dimensi. Sehingga prosesi Ini sangat penting dipahami untuk menjadi peningkatan ilmu pengetahuan bersama,” jelas Prof JJ
.
Rektor berharap proses pengukuhan ini dapat menjadi motivasi bagi para dosen lainnya untuk mencapai gelar tertinggi akademik. Unhas membutuhkan para ahli pada berbagai bidang keilmuan. Unhas juga terus berkomitmen untuk menambah jumlah guru besar dan menjadi perguruan tinggi dengan jumlah profesor terbanyak.
“Dibutuhkan ilmu pengetahuan. Di sinilah tugas berat kita sebagai ilmuan dalam mendidik anak cucu sebagai generasi bangsa. Dibutuhkan produktivitas yang tinggi. Tidak berhenti menjadi peneliti untuk memahami masalah guna memberikan solusi bagi aspek sosial masyarakat,” kata Prof JJ.
(*/rus)