MAKASSAR,BKM.COM–SEBUAH lembaga sosial dan kemanusian bernama Human Initiative (HI) telah berkiprah di Sulawesi Selatan (Sulsel). Sejumlah program telah dilaksanakan. Apa saja itu?
KEPALA Cabang HI Sulsel Swardi Rapi menjelaskan, lembaga yang dipimpinnya saat ini terdaftar di Kementerian Sosial. Sementara di luar negeri, tercatat di PBB sebagai NGO.
Program yang dilaksanakan, di antaranya initiative for children yang mengangkat isu soal anak. Melalui program ini dilakukan pendampingan dan pemberdayaan, serta isu yang terkait masalah anak. Pendampingannya berupa pemberian lifeskill.
”Ada pula OTA (Orang Tua Asuh). Melalui program ini kita memberikan beasiswa kepada mereka yang kurang mampu,” terang Swardi Rapi saat menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar.
Program lain yang dilaksanakan adalah pemberdayaan masyarakat, baik skala lokal, nasional maupun internasional. Di antaranya untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta program lain yang dibutuhkan masyarakat.
”Kita juga punya program initiative for disaster atau kebencanaan. Kalau ada bencana yang terjadi kita selalu turun untuk memberikan bantuan,” ungkap Swardi.
Seperti yang dilakukan baru-baru ini ketika Makassar dilanda banjir. HI langsung menurunkan unit untuk membantu mengevakuasi para penyintas banjir. ”Sampai ham 12 malam kami melakukan evakuasi di tengah derasnya hujan. Alhamdulillah, masyarakat merasa terbantu,” ujar Swardi.
Wenny Alfianti selaku Kabid Program HI, menyebutkan pihaknya juga melaksanakan progam pendidikan dan air bersih. Tahun 2022 telah dilaksanakan pengelolaan sistem air bersih, ketahanan pangan, serta kemandirian pesantren.
”Mengingat pascapandemi banyak UMKM butuh bantuan, HI juga melaksanakan program pemberdayaan UMKM. Sementara untuk sarana air bersih, ada beberapa titik lokasi tahun kemarin. Di antaranya Jeneponto dan Maros. Dalam waktu dekat akan ada di Tallo, Makassar,” jelas Wenny.
Karena program pemberdayaan sifatnya berkelanjutan, menurut Wenny, dibutuhkan waktu yang cukup panjang. Karena itu, selain bantuan sarana dan prasaran, HI juga mengedukasi masyarakat supaya ke depannya program yang diberikan kebermanfaatannya berlanjut. Tidak berhenti sampai pada saat memberikan bantuan saja.
Di bidang pendidikan, ada program pusat pembelajaran untuk anak-anak yang kurang mampu, telantar dan putus sekolah. Melalui program ini, selain memberi pembelajaran, juga ada lifeskill untuk mereka. Termasuk pembinaan di bidang spiritual. ”(Anak-anak) Yang banyak di jalan itu kan butuh sentuhan spiritual. Dengan begitu kita berharap kebermanfaatan dari program ini bisa dirasakan langsung,” ungkap Wenny.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana gempa bumi di Turkiye, HI juga mengirimkan bantuan ke sana.
Baik Swardi maupun Wenny mengakui bahwa aksi sosial yang dilaksanakannya biasa terkendala di sarana dan prasarana. Untuk itu dibutuhkan bantuan dari pemangku kepentingan. Sebab, kebutuhan terhadap program ini sangat penting. Karena ada begitu banyak anak-anak yang membutuhkan.
”Dari anak-anak yang menjadi peserta program ini, mereka mengenakan seragam yang akan kurang layak. Karena itu kita memberikan bantuan seragam sekolah, alat tulis serta tas,” terangnya.
Guna menggalang donasi dari para donatur, HU membuka kanal Solusi Peduli serta menyebarkan informasi melalui media sosial. Pihaknya juga terbuka untuk menjemput langsung di rumah atau kantor bagi mereka yang ingin menyalurkan bantuannya.
”Kami terbuka 24 jam bagi siapa saja yang ingin berkolaborasi. Apalagi kegiatan sosial di masyarakat sangat kompleks sekali. Penangananya tidak boleh hanya satu atau dua orang. Tapi semua perlu terlibat, dan sama-sama memiliki rasa kepedulian,” tandas Swardi. (*/rus)