GOWA, BKM — Seorang ibu rumahtangga (IRT) bernama Mantasia Dg Te’ne (45), akhirnya berhasil diboyong ke Rumah Sakit Yapika Samata. Sudah setahun Mantasia menderita lumpuh dan enggan berobat ke rumah sakit.
Mantasia dijemput di rumahnya di Kampung Rappocidu, Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Dia lalu diangkut ambulans Puskesmas Samata, Kamis siang (23/2).
Mantasia mengalami sakit lumpuh dan sulit untuk buang air kecil. Kondisi ini sudah lama dialaminya. Sayangnya, Mantasia tidak mau berobat ke rumah sakit meski warga sekitar atau tetangga rumahnya telah mendesaknya agar ke rumah sakit. Alasannya cuma satu, tak punya biaya.
Karena bingung melihat kondisi Mantasia apalagi hidup serba kekurangan di kampung Rappocidu, akhirnya warga melaporkan hal tersebut ke Babinsa Samata, Sertu Syahrir.
Sertu Syahrir lalu mendatangi rumah Mantasia dan membujuknya. Mantasia yang tinggal berdua dengan suaminya yang bekerja sebagai petani penggarap itu diketahui serba kesusahan.
Apalagi, sawah garapannya selalu mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem hujan beberapa bulan ini (sawah terendam air).
”Si ibu tersebut mengaku takut ke rumah takut lantaran tidak punya biaya. Apalagi suaminya tidak menggarap sawah, karena persawahan terendam air. Setelah saya bujuk untuk ke rumah sakit karena orang yang kalangan tidak mampu tidak dipungut biaya, maka ibu itu akhirnya mau. Makanya, saya berkoordinasi dengan pemerintah setempat, RT, RW, kepala lingkungan serta lurah, termasuk Bhabinkamtibmas Samata, Bripka M Basir dan pihak Puskesmas Samata untuk kemudian menjemput ibu Mantasia dan kita bawa ke RS Yapika Samata,” jelas Sertu Syahrir.
Penjemputan Mantasia dilakukan tim Puskesmas Samata dipimpin dr Christina C Indarty dikawal Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta pemerintah dan warga setempat.
Mantasia diangkut pakai tandu dari rumahnya ke ambulans yang terparkir di luar perkampungan lantaran akses jalan masuk ke Kampung Rappocidu tidak bagus.
Danramil 1409-01 Somba Opu, Kapten Inf Syaiful kepada media mengatakan, upaya evakuasi Mantasia dari rumahnya ke ambulans cukup menyita waktu. Warga bersama aparat yang menggotong tandu harus berjalan beberapa puluh meter hingga sampai ke tempat ambulans terparkir.
”Alhamdulillah, semoga dengan dirujuknya ke rumah sakit, ibu Mantasia bisa mendapatkan perawatan yang baik. Kami bersyukur aparat di bawah cepat tanggap dan langsung berkoordinasi. Sehingga ibu Mantasia bisa dibawa ke rumah sakit,” kata Kapten Inf Syaiful.
Danramil Somba Opu menjelaskan, awal kelumpuhan Mantasia disebabkan ibu rumahtangga tersebut pernah mengalami kecelakaan (terjatuh) pada September 2022 lalu yang mengakibatkan patah tulang paha. Mantasia sudah pernah berobat medis namun tidak sembuh sehingga memilih baring saja di rumahnya.
”Kehidupan keluarganya juga (Mantasia) sangat terbatas. Dia warga kurang mampu dengan kondisi rumah terpencil dan sulit untuk akses jalan mobil maupun sepeda motor,” jelas Kapten Inf Syaiful.
Kampung Rappocidu merupakan perkampungan kecil, terisolir dari keramaian kota Sungguminasa, ibukota Kabupaten Gowa. (sar)