MAKASSAR,BKM — Dosen Filsafat Universitas Indonesia Rocky Gerung membawakan kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Bosowa (Unibos), Selasa (7/3). Dalam kesempatan itu, ia mengajak mahasiswa berpikir kritis terhadap kebijakan publik, sekaligus memuji sejarah pergerakan mahasiswa Makassar.
Dikatakan, mahasiswa perlu membicarakan yang menyangkut kepentingan umum. Mencemaskan keadaan republik. Apalagi mahasiswa di Sulawesi Selatan telah banyak menorehkan sejarah dalam perjalanan bangsa, baik dari aspek hukum, sosial bahkan termasuk politik, utamanya isu penundaan Pemilu.
“Sejatinya dunia kampus saat ini tidak boleh diam atas setiap kebijakan publik yang terjadi. Kita berupaya untuk melihat apa sebetulnya yang sedang terjadi pada bangsa ini, dibandingkan dengan apa yang seharusnya menjadi tugas pemerintah. Mencerdaskan kehidupan bangsa itu tugas negara, tapi justru hal itu yang tidak kita temukan di republik ini,” ungkapnya.
Selain itu, ketidakadilan di republik yang diihat dari kinerja petugas pajak seharusnya menghasilkan keadilan, akan tetapi justru merampok uang. Berbanding terbalik dengan hakim yang justru menghasilkan keadilan, namun sepersekian ribu persen dari petugas pajak bisa terlihat bahwa ada di republik yang gagal dipelihara oleh bangsa .
“Makanya, kampus fungsinya adalah melakukan riset dalam soal-soal yang memungkinkan kita membaca masa depan. Kedua, di bidang artificial inteligencia (AI) yang memungkinkan kita untuk berpikir melampaui kapasitas otak yang diberikan oleh alam. Karena hari-hari ini yang sering kita dengar adalah penundaan pemilu,” katanya.
Untuk itu, ia berharap dunia kampus memiliki metodologi yang mampu mengawasi setiap kebijakan publik. Jika metodologi kritik itu tidak dipergunakan oleh kampus, maka kekuasaan akan seenaknya memainkan urusan publik. Makanya, mahasiswa harus banyak berpikir dan kritis terhadap urusan negara.
Kuliah umum mengusung tema Republik dan Kampus berlangsung di Menara Bosowa Jalan Jenderal Sudirman, Makassar. Hadir pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), pengurus Asosiasi Masjid Kampus Indonesia, Forum Dosen Indonesia, IKA Universitas Bosowa, mahasiswa BEM se-Makassar, dosen dan struktural yang ada di Unibos serta mahasiswa se-Makassar.
Ketua Panitia, Rosnani mengatakan pihaknya sengaja mengundang Rocky Gerung untuk membawakan kuliah umum di hadapan mahasiswa guna berbagi dan menambah wawasan, baik di kalangan dosen maupun mahasiswa.
“Bang Rocky ini punya gagasan mengenai republik, yang mungkin anak-anak muda sekarang sudah kehilangan apa itu atau kurang melengkapi republik itu sendiri. Semoga saja kuliah tamu ini bisa menjadi tempat kita untuk bertukar pikiran dan berdiskusi. Karena sejatinya kampus adalah tempatnya, dan harapan kami untuk bisa melahirkan kaum intelektual-intelektual muda,” ujar Rosnani.
Rektor Unibos Prof Batara Surya, ST, MSi mengatakan, berdiskusi mengenai politik tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa di bidang keilmuannya saja. Tapi bidang lain perlu mempelajarinya. Untuk itu, dirinya sangat antuasias dengan digelarnya kuliah umum ini.
“Saya adalah orang perencanaan wilayah dan kota, tapi saya harus belajar juga tentang ilmu politik. Bagaimana peran kampus kemudian bisa berbicara untuk hal-hal seperti itu, anak-anak mahasiswa kami tentu perlu disentuh dalam berpikirnya, sehingga banyak belajar melihat suatu perspektif ke depan. Bagaimana Indonesia ke depan. Karena bagaimana pun juga bahwa pada akhirnya leadership atau pemimpin bangsa ini sebenarnya harus diketahui,” jelasnya. (ita)