MAKASSAR, BKM — Sejumlah guru honorer atau pengajar berstatus Laskar Pelangi di Kota Makassar mulai bertanya-tanya tentang pencairan gaji mereka. Sejak Januari hingga memasuki Maret ini, hak mereka belum juga dibayarkan.
Salah seorang guru honorer yang enggan disebut namanya, berharap agar gajinya bisa segera dicairkan, mengingat cukup banyak kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Apalagi, kata pengajar di salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Mamajang itu, tidak lama lagi memasuki bulan Ramadan.
“Kami berharap sudah ada pencairan sebelum Ramadan. Supaya bisa menggunakan untuk membeli kebutuhan pokok sebelum masuk Ramadan,” ungkap wanita berjilbab tersebut.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Makassar Muhyiddin Mustakim, mengaku pembayaran gaji untuk Laskar Pelangi kategori guru saat ini tengah berproses. Dia berjanji paling lambat pekan depan sudah ada pencairan satu bulan gaji, yaitu untuk Januari. Selanjutnya akan menyusul untuk bulan Februari dan Maret.
“Minggu depan (cair). Sekarang sementara berproses administrasinya di keuangan,” kata Muhyiddin yang ditemui BKM pada kegiatan Forum Perangkat Daerah yang digelar Disdik, Rabu (8/3) di Hotel Four Point by Sheraton.
Menurut mantan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial itu, dirinya sudah dikonfirmasi oleh penanggung jawab yang mengurus gaji, ternyata ada sedikit kendala yang menyebabkan keterlambatan pencairan gaji. Aplikasi terkait sistem keuangan sedikit bermasalah. Akibatnya, agak sulit melakukan penginputan.
“Bukanji persoalan anggaran atau gajinya bermasalah. Mau menginput belum bisa masuk. Akhirnya kami berkoordinasi dengan BPKAD bagaimana konsultan supaya sistem ini bisa konek (tersambung),” kata Muhyiddin.
Pihaknya pun mengupayakan tidak ada lagi persoalan hingga besok, sehingga pencairan gaji mereka sudah bisa berproses. Setelah pencairan gaji Januari 2023 ini diselesaikan, kata Muhyiddin, pihaknya kembali akan mengajukan dan memproses pembayaran gaji untuk Februari dan Maret.
“Rencana pekan depan kita akan bayar selama satu bulan dulu untuk Januari. Begitu selesai bayar, saya akan usulkan lagi tambahan uang untuk pembayaran gaji honorer selama dua bulan. Sehingga sebelum puasa berharap semua terbayar hingga bulan tiga. Karena persoalan sekarang, uang yang ada di kami tidak cukup untuk pembayaran langsung dua bulan, apalagi tiga bulan,” terangnya.
Menurut Muhyiddin, anggaran untuk Laskar Pelangi dialokasikan dari APBD. Sementara yang dari BOS tidak ada masalah.
”Sesuai dengan surat yang kami terima, yang sudah disetujui 1.874 tenaga honorer yang masuk dalam Laskar Pelangi,” tambahnya.
Berbeda dengan guru honorer Laskar Pelangi yang gajinya dibayarkan melalui APBD, sekitar seratusan guru lainnya yang honornya dibayar menggunakan dana BOS tidak ada persoalan.
Guru honor yang dibiayai BOS ini adalah mereka yang tidak terakomodir di seleksi Laskar Pelangi karena kuota perekrutan yang terbatas. Namun karena Disdik masih butuh tambahan guru lagi, kebijakan yang diambil dengan merekrut guru honor dibebankan ke Dana BOS.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi D DPRD Kota Makassar Andi Hadi Ibrahim Baso berharap para guru honorer untuk bersabar sambil menunggu realisasi pencairan gaji mereka. “Tidak usah kita ribut-ribut, karena pasti akan dibayarkan. Sekarang kan seperti yang dijelaskan Kepala Dinas Pendidikan, sementara berproses. Coba bersabar untuk menunggu realisasi pencairan,” ungkapnya.
Dia melihat, keterlambatan pencairan gaji guru Laskar Pelangi bukan di Disdik, melainkan di UPL. Hadi mengaku melihat keseriusan Disdik yang cukup getol melakukan upaya-upaya agar pencairan gaji guru Laskar Pelangi segera diproses.
“Ini sangat getol Disdik untuk menyelesaikan bagaimana supaya bisa segera dicairkan. Kendalanya sebenarnya bukan di Disdik kalau kami buka. Proses pencairan anggaran itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Harus mengikuti regulasi pusat. Jangan sampai ada kesalahan proses, korban nanti yang di bawah. Oleh karena itu kita bersabar saja. Menanti saja,” tandas Andi Hadi. (rhm)