MAKASSAR,BKM.COM–PEMERINTAH Kota Makassar menghadirkan sebuah ruangan yang berukuran besar di lantai 10 gedung Balai Kota Jalan Ahmad Yani. Namaya War Room. Dari tempat inilah aktivitas masyarakat di jalan raya dipantau. Termasuk ratusan aduan warga yang masuk setiap harinya.
DI dalam ruangan terdapat layar lebar melengkung berukuran 6Ũ2 meter. Menampilkan tayangan real time melalui 2.500 kamera pemantau berupa Closed Circuit Television (CCTV) yang ditempatkan di titik-titik strategis. Termasuk di lorong wisata.
Selain itu, war room juga menampilkan data kependudukan, pemantauan cuaca dan iklim, serta aplikasi tracking GPS pada semua kendaraan layanan publik milik Pemkot Makassar, seperti mobil Home Care.
War room ini beroperasi 1×24 jam non setop di bawah kendali 53 operator. Setiap shift bekerja selama delapan jam.
Para operator inilah yang memantau dan memastikan sistem berjalan baik dan normal.Mulai dari server, perangkat keras dan lunak, pemanfaatan memori hingga temperatur ruangan.
Kondisi ruangan war room pun dijaga agar senantiasa bersih. Orang yang ingin masuk ke dalam harus menanggalkan alas kakinya.
Kepala Unit Pelaksana Tehnis War Room di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar Andi Zulkarnain yang diwawancarai untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar menjelaskan, para operator ini mendeteksi jika ada anomali terhadap peralatan IT yang ada di ruangan tersebut. Mereka harus memastikan seluruh sistem berjalan dengan baik. Jika ada anomali yang terjadi pada sistem, maka otomatis ada notifikasi yang menjadi alarm untuk segera ditindaklanjuti.
Lebih jauh Andi Zul –sapaan akrabnya– menjelaskan tentang asal mula keberadaan war room ini. Ia menyebut, ruangan ini hadir dari program Makassar Sombere dan Smart City. Pertama kali beroperasi penuh di awal 2016.
“Pasti ada yang bertanya Sombere dan Smart City itu apa? Bahwa sombere itu perwujudan nilai luhur budaya Bugis-Makassar yang santun dan bersahabat. Smart City merupakan komponen software atau perangkat lunak dan keras, seperti perangkat hatinya. Kota Makassar diwujudkan sebagai kota cerdas disertai nilai nilai luhur yang santun dan ramah,” jelasnya.
Andi Zul mengaku, jika tujuan dari war room utamanya sebagai pusat kendali monitoring pemantauan seluruh Kota Makassar secara penuh 24 jam. “Alhamdulillah, kita miliki 2.500 CCTV yang tersebar di 15 kecamatan. Kami memantau jalan kota, gedung pemerintahan dan lorong wisata. Jadi jika ada wisatawan yang hendak ke lorong wisata, pantauan keamanannya sudah ada di war room,” terangnya.
Begitupun dengan layanan pengaduan NTPD 112 juga telah dilaunching tahun 2016, tepat di HUT Kota Makassar. Pihaknya sudah mendapatkan atensi yang baik dari masyarakat, dan sudah banyak panggilan masuk menggunakan layanan 112.
Pekerjaan dilakukan oleh operator yang berjumlah 53 orang. Mereka merupakan tenaga ahli dan terlatih melayani keadaan krisis, seperti banjir.
Pembagian tugas dilakukan dalam empat shif dan melayani masyarakat secara efektif 24 jam.
“Bapak Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto banyak memberi atensi terhadap kinerja yang baik di war room. War room merupakan salah satu wajah penerapan smart city di Makassar. Apalagi selama musim penghujan sangat banyak aduan yang masuk. Sampai ratusan per hari. Mulai dari permintaan home care, aduan pohon tumbang, pembenahan drainase serta sampah,” terang Andi Zul.
Khusus di sektor kesehatan, dalam melayani masyarakat, informasi yang masuk dibagikan ke petugas home care. Mereka kemudian mendatangi warga yang menderita sakit dan tidak sanggup berjalan ke puskesmas terdekat. Karena home care ada di seluruh puskesmas.
”Alhamdulillah, war room telah terintegrasi dengan home care. Masing-masing home care disediakan aplikasi, seperti di Kecamatan Wajo. Petugas home care di sekitar Kecamatan Wajo yang bunyi HPnya langsung mengambil aduan tersebut,” terangnya.
Demikian pula dengan aduan lainya, yang terus dikoordinasikan dengan organisasi perangkat daerah terkait layanan masyarakat. Termasuk aparat kepolisian jika ada gangguan kamtibmas.
”Di bulan Ramadan kita harapkan layanan tetap berjalan maksimal 24 jam.
Jika ada permasalahan selama Ramadan, seperti balapan liar, minuman keras hingga dugaan prostitusi bisa laporkan atau adukan langsung ke 112 war room,” imbuhnya.
“Jadi khusus Ramadan kita berusaha menciptakan kondisi kota yang religius dan dilimpahi berkah dari Allah Swt. Kami senantiasa meminta masyarakat laporkan ke call center 112 jika ada permasalahan di wilayahnya. Kita langsung tindak lanjuti ke instansi terkait,” tambahnya.
Ditanya tentang hambatan selama aktivitas di war room, Andi Zulkarnain mengatakan, kadangkala ada aduan yang masuk tidak jelas identitasnya. Bahkan ada yang sekadar iseng hingga aduan hoaks. Ia mencontohkan, pada tahun 2022 lalu terdapat total aduan 108 ribu panggilan. Dari jumlah itu, ada 80.000 panggilan tak serius, seperti tidak miliki data ataupun iseng.
“Harapan kami, mari mempergunakan layanan call center dengan bijak. Karena semuanya juga akan kembali ke masyarakat.
Sebaik pelayanan kami itu untuk masyarakat juga,” terangnya.
Andi Zoel menyatakan rasa syukur atas kerja sama media, khususnya Berita Kota Makassar melalui program Adama 112. BKM bersama Dinas Kominfo melayani pengaduan masyarakat melalui War Room 112. ”Ini merupakan kolaborasi dan keberhasilan kami bersama media,” ungkapnya.
Harapan ke depan untuk war room, kata Andi Zul, pihaknya bisa senantias memperbaiki layanan agar terus terupdate, pemanfaatan teknologi terus berkembang, peralatan dan SDM yang terus diperbarui dengan pelatihan-pelatihan.
“Untuk masyarakat sangat mudah melaporkan segala macam pengaduan. Cukup tekan tiga tombol 112. Apakah HPnya ada pulsa atau tidak, terkoneksi jaringan atau tidak, termasuk jika HP terkunci, kita bisa adukan ke 112,” tutup Andi Zul. (war)