pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Peluang Kepala Daerah Masih Dominan Ketimbang TNI-Polri

DIREKTUR Eksekutif Parameter Publik Indonesia Ras Md menilai, jika potensi keterpilihan setiap figur masih cukup dominan dari latar belakang kepala daerah ketimbang yang berasal dari TNI dan Polri.
Menurut Ras, hal itu terlihat sejak terjadinya pemilihan langsung di Pilgub Sulsel. Dimana dua kali masa kepemimpinan di Sulsel diisi mantan kepala daerah yang ‘naik kelas’ menjadi Gubernur.

Mulai era Syahrul Yasin Limpo (SYL) hingga Nurdin Abdullah (NA).
SYL menjadi Gubernur Sulsel dua periode memulai langkahnya dari Bupati Gowa. Awalnya dia mendampingi Amin Syam sebagai Wakil Gubernur Sulsel.
“Kemudian di periode selanjutnya, SYL berhasil terpilih menjadi Gubernur Sulsel selama dua periode bersama pasangannya, Agus Arifin Nu’mang,” ujarnya, Rabu (8/3).

Estafet kans Bupati juga dilanjutkan Nurdin Abdullah (NA). Di mana, NA seusai menjabat Bupati Bantaeng dua periode. Dia bertarung di Pilgub Sulsel didampingi adik mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yakni ASS.
Untuk konteks Pilgub Sulsel, kebutuhan figur berlatar belakang militer maupun Polri belum begitu dibutuhkan oleh publik. Itulah sebabnya sejak pemilihan langsung diadakan di Sulsel.

“Figur yang terpilih mereka yang berlatar belakang kepala daerah saja. Sehingga kesimpulan saya, figur berlatar belakang militer belum bisa tampil memukau di pentas Pilgub Sulsel,” katanya.
Indikatornya, diungkapkan Ras, figur latar belakang TNI – Polri tidak memiliki basis pemilih berakar rumput seperti Kada. Sehingga hal tersebut dianggap cukup sulit bila figur latar belakang TNI – Polri ingin mengimbangi Kepala Daerah.
“Tentu sangat sulit. Karena mereka yang berlatar belakang kepala daerah dari aspek invetasi sosialnya jauh lebih unggul. Ditambah lagi faktor emosional publik dengan mereka begitu dekat,” tukasnya.
Sehingga Ras Md menilai, jika tradisi masyarakat memilih bakal calon Gubernur Sulsel dengan latar belakang sipil atau kepala daerah masih menjadi megnet kuat di Sulsel.

“Tanpa mengenyampingkan kekuatan infrastruktur yang dimiliki figur berlatar belakang militer, tetapi untuk masyarakat Sulsel (nampaknya) belum berkeinginan mengambil opsi itu,” imbuhnya.
Pengamat Politik dari Unhas Makassar, Dr Andi Ali Armunanto menyebutkan, kans kepala daerah cukup potensial.
Karena punya basis pemilih di daerah yang dipimpin. Sehingga itu akan memudahkan mobilisasi pemilih. Di sisi lain para kepala daerah telah memiliki jaringan politik baik segi pemilih maupun partai.

“Sehingga hal tersebut akan memudahkan mobilitas politiknya,” ucap Dosen Fisip Unhas Makassar itu.
Lanjut dia, pada dasarnya Kepala daerah sudah punya rekam jejak politik yang bisa dijadikan modal kampanye.
“Jika dia mampu membangun kepemimpinan yang baik selama menjabat sebagai kepala daerah,” tutupnya.
Diketahui, figur latar belakang militer seperti Andi Muhammad telah memantapkan langkahnya untuk bertarung di Pilgub Sulsel. Bahkan diberbagai kesempatan dia telah mengutarakan keinginannya menjadi orang nomor satu di Sulsel.
Bahkan keseriusan Andi Muhammad dimuluskan dengan bergabungnya bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Andi Muhammad diperkenalkan secara resmi gabung bersama partai berlambang Kakbah tersebut di puncak Harlah PPP di Malino belum lama ini.
“Saya ini punya akar rumput keluarga besar di 24 kabupaten,” optimis Andi Muhammad yang kerap diungkapkan pada media. Di mana Andi Muhammad merupakan keturunan kerajaan Bone yang juga Pahlawan Nasional Andi Mappanyukki. (jun/rif)




×


Peluang Kepala Daerah Masih Dominan Ketimbang TNI-Polri

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link