MAKASSAR, BKM — Kemacetan merupakan salah satu persoalan yang cukup krusial di kota metropolitan seperti Makassar. Ada berbagai persoalan yang menjadi penyebab kemacetan. Mulai jumlah kendaraan yang semakin banyak, terbatasnya sarana jalan, kehadiran Pak Ogah, dan sejumlah faktor lainnya.
Persoalan ini dibahas dalam kegiatan Forum SKPD Dinas Perhubungan yang digelar di Hotel Aston Makassar, Kamis (9/3)
Sekretaris Daerah Kota Makassar, Muh Ansar menerangkan, butuh kajian yang mendalam untuk memecahkan persoalan kemacetan di Makassar.
“Yang paling penting itu, Makassar butuh traffic manajemen atau manajemen lalu lintas yang tepat untuk memecahkan persoalan kemacetan,” ungkap mantan Kadis Pekerjaan Umum (PU) itu.
Lebih jauh dikemukakan, persoalan yang paling krusial untuk ditindaklanjuti saat ini, kata Ansar, adalah masih lalu lalangnya kendaraan bertonase besar tanpa jadwal tertentu.
Selain itu, karena kondisi jalan yang terbatas, perlu dipikirkan untuk melakukan rekayasa jalan satu arah. Khususnya pada jalan-jalan yang cukup sempit.
“Kita ambil contoh di Bali, rata-rata jalan dengan lebar terbatas semua dikasih satu jalur. Itu perlu dikaji,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan, Aulia Arsyad mengemukakan memang ada beberapa faktor yang menjadi penyebab utama kemacetan di Makassar. Diantaranya kehadiran Pak Ogah di u-turn atau pembelokan jalan.
Sebenarnya, kata mantan kepala Dinas Sosial itu, kehadiran Pak Ogah di U-turn disebabkan ketidakhadiran petugas di jalan.
“Saya akui petugas Dishub ada yang kurang disiplin. Padahal, kami sudah membagi siapa yang bertugas di jalan. Mereka dibagi per shift. Ketidakhadiran mereka di jalan membuat Pak Ogah beraksi di jalan,” ungkapnya.
Persoalan lain yang disoroti adalah banyaknya rumah yang diubah menjadi kafe atau tempat nongkrong yang tidak memiliki fasilitas parkir.
“Banyak usaha baru, misalnya rumah yang berubah fungsi jadi tempat usaha. Kami berharap instansi terkait untuk selektif mengeluarkan izin usaha jika tidak punya amdalalin karena memang tidak punya lokasi representatif untuk parkir misalnya,” kata Aulia.
Dia mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan mendata tempat-tempat usaha yang tidak memiliki amdalalin.
Usai Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) tingkat Kota Makassar, kata Aulia, pihaknya akan memetakan titik-titik kemacetan yang ada di wilayah Makassar.”Setalah Rakorsus, kita akan petakan titik kemacetan,” tambahnya. (rhm)