SOPPENG, BKM — Kepala UPT SPF SMPN 1 Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, Muslimin menjelaskan Sekolah Penggerak Kurikulum Merdeka (Kumer) merupakan kurikulum pembaharuan yang mulai efektif pada 2021/2022 pada kelas I, 2022/2023 kelas II. Pada tahun ajaran baru nanti Juli 2023 untuk kelas III.
Menurut Muslimin pada awal PBM, dijumpai kendala dan rintangan akibat mekanisme perubahan kurikulum lama (2013) ke kurikulum baru (Kumer). Namun rintangan itu telah dilampaui secara gemilang melalui upaya peningkatan soft skill dan budaya integritas.
Kondisi itu diungkapkan pada pertemuan keluarga guru-guru di Jalan Tupai No 28 Makassar, Rabu (9/3). Hadir selain KUPT SPF SMPN 1 Marioriwawo Muslimin dan Wakil Kepsek Sukmawati, juga hadir Rahmaniar Rahman Syam, Fauziah Amir, Farida, Haerani dan Hajirah. Semuanya pendidik profesional Strata 1 pada SMPN 1 Marioriwawo.
Dijelaskan Muslimin kendala itu teratasi ketika para pendidik menyatukan tekad yang bersimbol bahwa ingatlah tidak ada pelaut ulung yang lahir dilaut yang tenang, pelaut ulung selalu lahir dari terpaan ombak yang dahsyat. Tidak ada sesuatu yang diraih dengan mudah. Semua butuh perjuangan dan setiap perjuangan akan berhadapan dengan berbagai kendala dan hambatan.
Di awal pembelajaran Kumer, 42 guru bidang studi dari sebelas mata pelajaran pokok telah meretas jalan berliku dan mendaki. Mereka berupaya mengakali kendala itu agar 357 siswa mampu memasuki program PBM Kumer dengan multi dimensi. Cerdas intelektual, cerdas mental, cerdas bersikap dan cerdas berkarya.
Agar kewajiban bisa dilaksanakan, para pendidik melakukan pengembangan kompetensi yang menekankan pada integritas, profesionalisme, dan soft skill. Integritas terwujud dalam sikap: bertanggungjawab, jujur, beretika dan dapat dipercaya, satunya kata dan tindakan, mempunyai rasa memiliki dan amanah terhadap institusi.
Tekad itu dipertajam pula upaya peningkatan kemampuan yang bertumpuh pada kecakapan memecahkan masalah yang terjadi setiap hari dengan keterampilan tinggi yang dikembangkan secara terus-menerus dalam menghadapi kendala-kendala itu.
”Meskipun belum tercapai secara menyeluruh karena setahun ke depan baru semua siswa melampaui program Kumer. Tapi untuk membuatnya menjadi kenyataan telah semakin membesar dan upaya untuk meraihnya telah menjadi berlipat. Hasilnya peserta didik saat ini telah menjadi merdeka belajar. Baik penguasaan pengetahuan dan teknologi maupun karakter atau akhlak, ”ucapnya. (zai/ila)