pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Karakternya Humoris, Selalu Dapat Peran Antagonis

Amir Desar, Guru Matematika dan Pemain Film

MAKASSAR,BKM.COM–SEORANG guru matematika menjadi pemin film? Ya, Amir Desar melakoni itu. Ia mengajar di SMP Negeri 25 Makassar, sekaligus menekuni keinginannya sejak masih duduk di bangku SMP itu.

MEMANG, ketika SMP ia ingin sekali menjadi pemain film. Namun karena keterbatasan, niatnya itu tidak diteruskan.Hingga suatu waktu diajak oleh teman-temannya untuk masuk dan bergabung di Studio One milik Syahriar Tato. Di sana dirinya banyak menimba ilmu. Lalu kemudian masuk dan bergabung ke DKM (Dewan Kesenian Makassar).

”Ketika itu sering juga dipanggil main di TVRI (Sulsel). Lewat sinetron Risalah dari Timur, mulai dilirik dan diminta untuk ikut terlibat di dunia film,” tutur Amir ketika menjadi tamu siniar untuk kalan Youtube Berita Kota Makassar.

Tidak lama setelah itu, lanjutnya, dibuka casting untuk film Uang Panai. Amir yang selama ini selalu tampil di layar kaca mendapat tawaran dari seorang temannya untuk mendaftar secara daring. Mereka berdua kemudian mendaftar. Setelah melalui sejumlah tahapan, Amir dinyatakan lolos. Sementara temannya yang mendaftarkan nama mereka secara online, ternyata tidak lolos.

”Uang Panai menjadi awal langkah saya di dunia film. Setelah itu diajak oleh adik-adik yang bergelut di dunia entertaint untuk bermain film pendek. Mereka bisa memanggil saya dengan sebutan tetta,” ujarnya.

Terhitung di tahun 2013 Amir aktif berlakon di layar lebar. Sebelumnya, ia lebih sering bermain teater dari satu panggung ke panggung lainnya. Bahkan kerap tampil di daerah
Bagi Amir, bermain di film Uang Panai memiliki tantangan tersendiri bagi dirinya. Apalagi selama ini orang lebih mengenal dirinya memiliki karakter humoris.

”Terus terang saya orangnya sersan (serius tapi santai). Begitu main di Uang Panai diberi peran antagonis. Karena itu saya berusaha untuk memerankannya dengan baik, karena tidak sembarang ini peran,” kata Amir.

Ketika menjalani casting, Amir diberi tantangan untuk marah-marah, sedih, hingga mengemis. Setelah menunjukkan kemampuannya ia pun dinyatakan cocok untuk peran ayah. Sebuah cuplikan dialog ia sampaikan, dan orang mengenalnya dengan kata-kata itu walaupun sebenarnya Amir melakukan improvisasi.

”Waktu itu anakku mau minggat. Saya langsung menyusulnya. Kalau kau mau sama anakku, tidak begitu caranya. Nupakasiri’ka,” begitu lontaran kalimat yang dikutip Amir dari dialognya di film Uang Panai.

Ditanya tentang alasannya kenapa memilih bermain film sementara profesinya adalah seorang guru, Amir mengungkap kisahnya. ”Harapan waktu masih muda memang mau menjadi pemain film. Kalau menonton film biasanya saya merasa bermain di situ. Namun itu kemudian kandas, dan kembali ke cita-cita yang diinginkan orang tua. Kalau bukan polisi, harus jadi guru. Itu dua pilihannya,” terang Amir.

Setamat SMA dia pun mendaftar polisi. Sayang, Amir gugur di tahap pantohir. Ia lalu beralih ke cita-cita kedua, menjadi guru.

Siapa sangka, setelah tamat SMA, Amir langsung ditawari untuk mengajar di sekolahnya. Hampir semua mata pelajaran ia diminta untuk mengajar adik-adik kelasnya. Hal itu bukan tanpa alasan. Amir ternyata pernah menjadi ketua OSIS dan merupakan siswa teladan tingkat nasional. Dia pun mampu memotivasi adik-adik kelasnya untuk meraih sukses di masa mendatang.

”Dari situ kemudian saya sadar bahwa saya memang terlahir untuk menjadi guru. Karena itu pada tahun 1989 saya mendaftar di IKIP (UNM saat ini). Pilih jurusan Matematika dan Biologi. Allah menakdirkan saya menjadi guru matematika,” bebernya.

Walau begitu, dunia seni tak ia tinggalkan. Baginya, seni merupakan bakat yang tidak seharusnya ia dapat melalui sekolah. Menjadi guru matematik merupakan jalan bagi Amir menambah wawasan.

Dalam perjalanan karirnya bermain di layar lebar, sejumlah judul film telah dibintanginya. Sebut saja Uang Panai, Namaku Kata Pertamaku bermain bersama Adipati Dolken, Tenripada, Surga untuk Ayah, serta Tasbih Kosong. Sebuah film yang dijadwalkan putar pada April mendatang berjudul Siri’ na Pacce juga melibatkan Amir di dalamnya.

Tentang nama belakangnya Desar, Amir menyebut itu merupakan singkatan dari Daeng Sarro. Jadi nama lengkapnya adalah Amir Daeng Sarro, yang berasal dari Kabupaten Takalar. (*/rus)




×


Karakternya Humoris, Selalu Dapat Peran Antagonis

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link