MAKASSAR, BKM — Perhelatan pesta demokrasi lima tahunan kini menghitung bulan. Di Kota Makassar, tokoh masyarakat yang didominasi para ketua Organisasi Rukun Warga (ORW) dan Organisasi Rukun Tetangga (ORT) menjadi target komunikasi yang disasar oleh bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) dari partai politik.
Kandidat wakil rakyat itu aktif bersosialisasi ke tengah masyarakat lebih awal. Mereka tak jarang meminta kepada para ketua RW dan RT agar memfasilitasi berlangsungnya pertemuan khusus. Bahkan tidak sedikit dari para ketua RW dan RT yang telah diminta jadi tim pemenangan atau relawan.
Sejumlah anggota dewan, baik di DPRD Sulsel maupun Kota Makassar mengaku telah mendekati sejumlah ketua RW dan RT. Tujuannya untuk memudahkan mereka berinteraksi dengan masyarakat di akar rumput. “Kan mereka yang lebih tahun siapa saja yang menjadi warganya,” ujar salah seorang anggota DPRD Sulsel, kemarin.
Di kekinian, ada anggota dewan yang telah menyatakan kesiapannya untuk menjadi sponsor kegiatan jalan santai yang akan melibatkan 6.500 ketua RT dan RT usai bulan suci Ramadan mendatang.
Selain Bacaleg, sejumlah politisi, praktisi, birokrat hingga pengusaha yang punya niat untuk berkompetisi di kontestasi Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) Makassar juga tengah melakukan hal yang sama. Pantauan koran ini mendapati ada kandidat wali kota dan wawali sudah bersosialisasi dengan masyarakat yang diinisiasi oleh ketua RW dan RT.
Pengamat politik pemerintahan dari STIA-LAN Makassar Dr Alam Tauhid Syukur, menegaskan bahwa berbahaya jikalau ketua RT RW yang dijadikan objek dalam perhelatan politik. ”Ketua RW/RT harusnya bebas dari politik, sehingga potensi terjadinya gesekan tidak terjadi,” ucapnya, kemarin.
Sekadar merefleksi ke belakang, pada Pilwali Makassar 2020 lalu, ratusan ketua RW dan RT merapat dan memberikan dukungan kepada pasangan calon Wali Kota Munafri Arifuddin alias Appi yang menggandeng Abd Rahman Bando sebagai calon wawali. Sisanya tetap loyal dan mendukung calon Wali Kota petahana Mohammad Ramdhan (Danny) Pomanto yang menggandeng Fatmawati Rusdi.
Hasilnya, pasangan Appi-Rahman Bando dinyatakan kalah. Konsekwensinya, ketua RW dan RT banyak yang disoal hingga akhirnya diganti, meski penggantian tersebut masih terus dipertanyakan.
Hingga kini, Appi yang disebut-sebut akan maju kembali di Pilwali 2024 diidentifikasi tetap menjalin komunikasi dengan sejumlah ketua RT/RW yang masih menjabat. Demikian pula mantan Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal MI alias Deng Ical.
Hanya saja, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Makassar mengklaim belum menyiapkan Deng Ical sebagai balon wali kota 2024 mendatang. Ketua PMI Kota Makassar itu hanya diminta untuk fokus untuk menjadi Bacaleg DPR RI pada daerah pemilihan (Dapil) Sulsel I yang meliputi Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar.
“Deng Ical memiliki kemampuan politik luar biasa. Partai ini memiliki keterwakilan di pusat. Kemarin kami memiliki keterwakilan dua (Andi Muawiyah Ramly dan H Haruna). Namun, hanya satu yang efektif (bersama partai),” kata Ketua DPC PKB Kota Makassar Fauzi Andi Wawo, Selasa (14/3).
Jika Daeng Ical terpilih pada Pileg 2024 mendatang, kata dia, pastinya sangat efektif, baik itu untuk PKB Sulsel maupun DPP partai. “Deng Ical memiliki kompresi. Jadi Deng Ical janganmi masuk Pilwali,” ucapnya.
Disinggung apakah PKB tak memiliki kekuatan finansial untuk mendorong figur Deng Ical maju di Pilwali, Fauzi Andi Wawo yang juga anggota DPRD Sulsel mengatakan bukan itu masalahnya. Tapi, menurutnya, orang-orang cerdas seperti Deng Ical sangat dibutuhkan untuk membesarkan partai.
“Kami membutuhkan dukungan dari DPP untuk membesarkan partai ini di Sulawesi Selatan. Karena itu kami butuh figur di Senayan untuk bisa membantu kami (di Sulsel). Jadi kami berharap Deng Ical fokus di Pileg,” jelasnya. (jun)