×
Connect with us

Headline

Stok Pupuk Bersubsidi di Sulsel 49.887 Ton

Alokasi Pupuk Khusus Kakao Meningkat 401 Persen

-

MAKASSAR, BKM – PT Pupuk Indonesia (Persero) memiliki kapasitas produksi pupuk mencapai 13,9 juta ton. Rinciannya, urea sebesar 8,8 juta ton, NPK 3,8 juta ton, dan lainnya sekitar 1,3 juta ton. Kapasitas produksi ini telah mendukung ketersediaan pupuk subsidi dalam negeri.
VP Penjualan Wilayah 6 Pupuk Indonesia Roh Eddy Andri W mengatakan bahwa alokasi pupuk bersubsidi ditetapkan sebesar 7,8 juta ton di tahun 2023. Dengan rincian pupuk jenis urea sebesar 4,6 juta ton dan NPK sebesar 3,2 juta ton.

“Dengan kapasitas produksi 8,8 juta ton, kemampuan produksi kita untuk mencukup kebutuhan urea bersubsidi lebih dari cukup. Begitu juga dengan pupuk NPK, kemampuan produksi kita 3,5 juta ton, dengan kebutuhan NPK bersubsidi 3,2 juta ton,” demikian ungkap Roh Eddy di Makassar, Jumat (17/3).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022, pemerintah memfokuskan subsidi pupuk kepada tiga jenis yaitu Urea, NPK Phonska & NPK formula khusus kakao.

“Hingga 16 Maret 2023, kami telah menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan Permentan Nomor 10 Tahun 2022 di Sulawesi Selatan sebanyak 136.895 ton atau 20 persen. Rinciannya, Urea 83.362 ton, NPK Phonska sebesar 51.282 ton, NPK kakao 2.251 ton,” tambahnya.
Sementara dari sisi stok, Roh Eddy mengatakan bahwa Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi di Sulawesi Selatan sebesar 49.887 ton di Gudang Lini III atau tingkat kabupaten. Jumlah stok tersebut setara 195 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar 25.531 ton. Adapun rinciannya, stok Urea 34.548 ton dan NPK 15.339 ton, NPK formula khusus kakao sebesar 1.454 ton.

Stok pupuk bersubsidi, ditegaskan Roh Eddy, hanya disalurkan kepada petani yang berhak sesuai kriteria dari Permentan Nomor 10 Tahun 2022. Bagi petani yang tidak sesuai kriteria maka tidak bisa memperoleh pupuk bersubsidi.
Adapun syarat untuk mendapat pupuk bersubsidi adalah wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Simluhtan (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektar.

Selain itu, pupuk bersubsidi saat ini difokuskan pada sembilan jenis komoditas strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao, dari yang sebelumnya ditujukan untuk sekitar 70 komoditas.
Secara spesifik Roh Eddy menyampaikan tahun 2023 di Provinsi Sulawesi Selatan, ada peningkatan sangat signifikan alokasi pupuk NPK kakao hingga 401 persen dibanding alokasi tahun 2022.

“Alokasi NPK formula khusus kakao di Sulawesi Selatan tahun 2023 sebesar 22.884 ton, meningkat 401 persen dibanding alokasi tahun 2022 sebesar 5.712 ton,” tegas Roh Eddy.
Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Cocoa Sustainability Partnership (CSP) dan members untuk terus mengoptimalkan penyaluran pupuk subsidi NPK formula khusus kakao.
“Pada kesempatan ini, kami bersama dengan PT Cargill Indonesia yang juga menjadi member CSP di Sulawesi Selatan, untuk sharing knowledge terkait tanaman kakao. Harapannya agar ke depan petani kakao dapat memanfaatkan pupuk subsidi NPK kakao dengan baik untuk peningkatan produktivitas dan kesejahteraannya,” ujarnya. (rhm)

Share

Komentar Anda


Populer Minggu ini