MAKALE, BKM — Komisi I DPRD Tator bersama Badan Kepegawaian Sumberdaya Manusia (BKPSDM) dan Inspektorat Daerah menggelar rapat kerja (Raker) membahas finalisasi nasib 2.712 Tenaga Kontrak Ddaetah (TKD) Kabupaten Tator di Ruang Komisi I Gedung DPRD Tator, Kamis (30/3).
Ketua DPRD Tator Welem Sambolangi menjelaskan sebanyak 2.712 TKD Tator sudah dikirim ke pemerintah pusat melalui BKPSDM Kabupaten Tator untuk diusulkan menjadi P3K. Usulan itu dibuktikan dengan penyerahan bukti pengiriman kepada Ketua DPRD Welem Sambolangi dihadapan anggota komisi I dan para TKD.
Meski awalnya raker berjalan tensinya tinggi lantaran para TKD turut hadir merasa cemas dan was-was. Demikian pula pimpinan dewan dan anggota komisi satu sudah bersuara lantang seperti apa nasib para TKD sudah puluhan tahun mengabdi.
Menurut Welem, selaku OPD teknis, BKPSDM harus bertanggung jawab menentukan nasib para TKD ke depan.
”Meski BKPSDM sudah membocorkan, namun dewan terus menekan BKPSDM agar mengumumkan nama-nama para TKD yang terkirim,” tegas Welem.
Suasana raker sempat berlangsung tegang bahkan para TKD sudah bersuara keras sehingga nama-nama TKD tersebut akhirnya diumumkan. Para TKD pun berjubel mencari namanya dan menemukan satu persatu.
”Terima kasih ada (harapan) kami sudah dikabulkan Pemkab,” ujar Joni Ringan yang sudah puluhan tahun mengabdi sebagai Satpol PP.
Dewan merekomendasikan tujuh poin kepada Pemkab dan salah satunya BKPSDM diminta menetapkan jumlah kebutuhan OPD sesuai kualifikasi pendidikan.
BKPSDM juga diminta melakukan analisa jabatan dan beban kerja objektif serta memberikan ruang dan perhatian khusus bagi TKD yang sudah mengabdi puluhan tahun.
Welem tidak menampik pengabdian TKD hendaknya dihormati baik menjadi ASN maupun P3K untuk memberikan prioritas.
Dia berharap TKD diberi kemudahan melamar maupun pendaftaran kesempatan yang luas. Dewan akan terus mengawal dan memastikan kebijakan ini dijalankan secara konsisten.
”TKD adalah pahlawan terdepan terus berjuang dengan statusnya. Mereka telah memberikan pelayanan kepada masyarakat baik di pelosok desa terpencil dengan fasilitas minim dan medan tugas yang berat, ”pungkas Welem. (gus/C)