pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Merasa Terpanggil Untuk Memperjuangkan Daerah

MAKASSAR, BKM–Politisi perempuan yang dikenal sebagai akademisi pada salah satu universitas di jakarta Aisyah Tiar Arsyad memiliki niat untuk bertarung pada kontestasi pemilihan anggota legilatif (Pileg) 14 februari 2024 mendatang.
Aisyah melirik DPR RI di Senayan melalui Partai Gerindra dan berjuang di daerah pemilihan (Dapil) Sulsel III meliputi Kabupaten Sidrap, Pinrang, Enrekang, Tana Torjaa, Toraja Utara, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara dan Kota Palopo.

Menurut Aisyah, sebagai pengajar pada salah satu universitas di Jakarta, dirinya merasa terpanggil untuk bertarung melalui Partai Gerindra. Bukan yang pertama kali Aisyah menjadi caleg, namun pernah pada Pileg 2014 lalu. “Saya siap bersaing dengan dukungan full amunisi. Dan kita banyak melakukan diskusi guna menggolkan wacana pemekaran Provinsi Luwu Raya. Saya tak punya kepentingan pribadi soal pemekaran,”ujar Aisyah, lewat ponselnya, Rabu (24/5).
Lantas seperti apa peluang wanita kelahiran Jakarta 14 Agustus 1989 ini masuk senayan.
Dalam sebuah diskusi yang mengambil tema ‘Bedah Peluang Caleg DPR RI Dapil Sulsel III Aisyah Tiar Arsyad di warkop 03 Panakkukang Makassar, Rabu kemarin menghadirkan sejumlah akademisi.

Akademisi Universitas Pancasakti Makassar Sakral Wijaya Saputra mengemukakan bila Aisyah memang pernah bertarung pada Pileg 2014. Saat itu, Aisyah meraih dukungan sebesar 28 ribu suara, “Itu salah satu modal karena pernah turun di Dapil yang sama,”ujar Sakral Wijaya.
Dijelaskan bila Aisyah merupakan putri dari politisi senior Arsyad Kasmar yang jini mendapat amanah sebagai Ketua Kerukunan Luwu Raya. Selain itu, Aisyah yang bersuamikan Robby Ferliansyah merupakan menantu dari mantan ketua mahkamah konstitusi (MK) Prof Dr Jimly Asshiddiqie.
Menurut Sakral, perempan cukup familiar di Dapil Sulsel III, sebab hasil Pileg kemarin, dua dari tujuh kursi adalah milik perempuan yaknj Sarce Bandaso dari PDIP serta Eva Stevani dari Nasdem. Dan satu satunya perempuan yang menjabat bupati itu hanya Luwu Utara yakni Indah Putri Indriani.
Akademisi UNM Yasdin Yasir memulai dengan sebuah teori identitas, seperti suku, agama, jenis kelamin agar dapat menjadi nilai tawar seseorang dalam meraih dukungan. “Identitas yang lain yakni soal cara menyuarakan pemekaran luwu raya, apakah dua perempuan yang telah terpilih juga sering menyuarakan tuntutan masyarakat luwu raya,”jelas Yasdi.
Hal sama juga disampaikan akademisi UNM Acmad Shabir. Menurutnya, pemilih perempuan jauh lebih banyak dibanding pemilih laki-laki. “Perempuan juga sangat melek dengan media sosial sebab lebih banyak diminati oleh perempuan,”jelasnya. (rif)




×


Merasa Terpanggil Untuk Memperjuangkan Daerah

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link