PENGAMAT politik dari Universitas Pancasakti, Sakral Wijaya Saputra mengemukakan bila setiap pemilu senantiasa dipenuhi kalangan aristokrat yang saling berebut suara. Mereka umumnya mengandalkan kekuatan harta melimpah yang dimiliki, darah ningrat (kasta sosial), dan atau kekuasaan orang tua dalam meraup suara. Aristokrat adalah orang-orang dari golongan bangsawan, petinggi militer, dan kelas elit penguasa.
Diantara banyak pengusaha yang akan bertarung di Pileg 2024, satu diantaranya Fadel Muhammad Tauphan Ansar. Pengusaha muda yang baru menginjak usia 27 tahun ini, tidak berasal dari keluarga aristokrat.
“Fadel tidak berdarah ningrat, keluarganya tidak berada di lingkar kekuasaan. Ayahnya memulai karir sebagai orang kecil yang kemudian sukses di dunia bisnis, dan Fadel lebih sukses lagi dibanding Ayahnya di dunia usaha. Ibunya juga merupakan etnis minoritas Tionghoa. Jadi Fadel ini berbeda dengan pengusaha lain yang hanya mengandalkan kekuatan finansial dan pengaruh orang tuanya,”ujar Sakral Wijaya Saputra, Minggu (28/5).
Sakral menjelaskan, aristokrat dicirikan dengan eksklusifitas. Sementara cara bergaul Fadel sangat inklusif. Termasuk saat memimpin BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Makassar.
Sebagai Ketua HIPMI, Fadel berhasil mengubah stigma khalayak umum tentang HIMPI yang selama ini dianggap wadah yang elitis. Selama memimpin HIPMI, Fadel mengakomodir semua pengusaha muda di Makassar tanpa terkecuali serta mengubah tradisi HIPMI yang diidentik dengan hura-hura, flexing, eksklusifitas.
“Meskipun perubahan itu hanya terjadi di HIPMI Makassar. Tetapi itu menunjukkan bahwa Fadel tidak seperti pengusaha lain yang hanya mengandalkan modal finansial saja. Fadel memiliki lebih dari itu. Dia bukan bagian dari aristokrat, masih muda, dan inklusif dalam berkomunikasi, sehingga enak diajak diskusi gagasan, visi, dan program perubahan. Dia membawa suatu gagasan ril dan telah diimplementasikan selama menjabat di HIPMI,” tandasnya.
Dia mengingatkan bahwa sebagai lulusan Bachelor of Business and Entrepreneurship dari RMIT University, Melbourne, Australia, Fadel memiliki kapasitas intelektual tentang bagaimana mengembangkan lebih banyak pengusaha muda.
“Fadel masih muda, sehingga mampu mengkapitalisasi suara-suara kaum milenial. Dia tidak hanya mengandalkan usaha warisan orang tua, tapi memiliki substansi perjuangan yang jelas untuk ditawarkan kepada konstituennya.
Dia sudah membuktikan itu melalui program-program pengembangan UMKM selama memimpin HIPMI, yang hari ini sudah dirasakan masyarakat Makassar,”tambah Sakral.
Ia juga mengingat masyarakat Makassar untuk tidak tertipu dengan anak muda palsu yang berpura-pura memperjuangkan kepentingan milenial. “Banyak politisi yang menggunakan atribut seakan-akan milenial, tetapi secara implementasi tidak memperjuangkan aspirasi milenial. Mereka hanya menunggangi suara milenial untuk kepentingan politik tapi tidak memperjuangkan aspirasi kaum milenial. Hati-hati dengan anak muda palsu yang seperti itu,”pungkasnya. (rif)