MAKASSAR, BKM –Badan Meterologi, Kimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan jika musim kemarau tahun ini lebih panas dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sejauh ini, cuaca terik sudah mulai dirasakan oleh masyarakat dalam beberapa pekan terakhir, pun intensitas hujan juga sudah tak seintens bulan sebelumnya.
Hal itu berpotensi menyebabkan kekeringan sehingga bisa mengganggu produksi pangan.
Persoalan itu disikapi oleh Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Makassar.
Kepala DKP Makassar Mahyuddin mengemukakan, pihaknya tidak tinggal diam dengan mendorong sejumlah program dan kebijakan dalam kota.
Mahyuddin mengatakan antisipasi lewat program internal juga digencarkan. Makassar kata dia memiliki program 1 juta polybag yang dibagikan ke masing-masing lorong wisata (longwis).
“Itu sudah dibagi semua, dan rencana akan kita tambah,” katanya.
Adapula pembagian benih gratis kepada petani lorong, hanya saja ini menyesuaikan asassment kebutuhan petani.
Ini disebut akan memperkuat pangan di tingkat lorong, yang akan menghindarkan Makassar dari bencana pangan jangka panjang.
Kemudian ketersediaan pangan dan distribusinya di pasar juga senantiasa dipantau dengan ketat.”Tapi selama ini kita pantau itu masih normal,” jelasnya.
Untuk program eksternal, pihaknya membangun kerjasama ke beberapa daerah produsen. Ini perlu melihat daerah dengan distribusi yang berlebih.
Saat ini beberapa daerah sudah dibangun, seperti Enrekang, Bantaeng, dan Sidrap untuk beberapa kebutuhan pangan seperti beras dan cabai.
“Ada kerjasama antar daerah, ini juga diharapkan oleh pemerintah pusat, untuk jalin kerjasama dengan daerah produksi,” katanya. (rhm)
