pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Bergenre Komedi, Cita-cita Jadi Kiper tak Direstui Ortu

Tentang Film Keluar Main 1994

MAKASSAR,BKM.COM–SINEAS Makassar terus bergeliat melahirkan karyanya. Sebuah film bergenre komedi berjudul Keluar Main 1994 telah tuntas proses pengambilan gambarnya. Lalu kapan akan tayang di bioskop?

LIANI Kawali selaku Executive Produser berharap film yang diproduksinya bisa ditonton pada akhir tahun ini dan bisa disaksikan banyak orang. Harapan itu disampaikan Liani ketika menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar, Minggu (11/6). Ia hadir bersama Alisa Safitri yang berperan sebagai Vivi, bintang utama wanita dalam film tersebut. Ada pula pemain pria bernama Bryanto Ornardo.
Liani menjelaskan pihaknya tertarik memproduksi sebuah film, karena selama ini memang bergerak di industri bioskop. Sebuah bioskop dengan kapasitas empat layar bernama Planet Cinema telah hadir di Kota Watampone sejak tahun 2020.
Selama ini kita sering mempromosikan film dan memutarnya di bioskop. Akhirnya, pikir-pikir kenapa kita tidak buat film sekali. Hitung-hitung bisa memberdayakan yang lain, seperti tempat persewaan alat. Pemain film kita tidak selalu berpikir untuk ke Jakarta. Cukup di sini saja,” ujar Liani.
Dikatakan Liani, film Keluar Main 1994 berkisah tentang seorang anak muda yang suka bermain bola. Bukan striker yang dipilihnya, tapi sebagai kiper. Namun, cita-citanya itu tak direstui orang tua. Karena di tahun 1994 itu, kebanyakan orang tua lebih mengharapkan anaknya untuk menjadi seorang PNS, dokter, insinyur, tentara, polisi, dan pekerjaan lain yang dianggap lebih terhormat.
”Kenapa kami mengemasnya dalam bentuk komedi? Karena itu yang lebih cepat diterima oleh penonton. Juga ada pesan-pesan di dalamnya. Bagaimana sih kehidupan di tahun 94, yang tentunya sudah berbeda dengan sekarang,” tuturnya.
Sebagai pemain utama wanita dalam film ini, Alisa mengaku awalnya sempat kaget ketika diajak untuk menjadi pemain. Apalagi genrenya komedi. Sementara sebelumnya, ia sempat bermain untuk genre drama.
”Awalnya sempat ragu karena disuruh main komedi. Sementara basicnya bukan di situ. Tapi setelah lihat talent lain, saya langsung bilang harus masuk. Ini akan menjadi pintu agar saya bisa lebih baik lagi ke depannya,” kata Alisa.
Dari tiga film yang telah dilakoninya, Alisa menyebut Keluar Main 1994 yang lebih menantang. Selain karena banyak scenenya, jadwal shootingnya juga dilakukan dari pagi dan nonstop.
Sementara Bryan mengaku, ketika duduk di bangku SMA sempat bermain bola dengan posisi sebagai bek. Ia pun sempat mempraktikkannya ketika shooting.
Bagi Bryan, ini merupakan film pertamanya. Dia pun mengaku sangat seru karena bisa bertemu dengan banyak komika. ”Juga menambah pengetahuannya yang luas tentang komedi, serta memperbanyak teman dan pengalaman,” ujarnya ketika ditanya apa yang diperoleh dari bermain film.
Di bagian lain penjelasannya, Liani mengatakan, orang-orang di daerah lebih suka film nasional. Apalagi, berdasarkan data yang diperoleh, Makassar menjadi provinsi kedua di Indonesia setelah Jakarta, yang terbanyak memproduksi film.
Karena itu, Liani melalui bendera usahanya tak akan berhenti membuat film. Tujuannya agar industri perfilman di daerah ini semakin hidup. Bahkan bisa saja nantinya berdiri sebuah sekolah film.
Sedikit memberi bocoran, Liani berkata bahwa ke depan pihaknya kembali akan memproduksi dua film. Satu bertema anak-anak dan satunya lagi horor.
Liani juga mengungkap alasannya memilih Bone sebagai tempat untuk menghadirkan bioskop. ”Karena dari jumlah penduduk, Bone cukup besar, yaitu 800 ribu orang. Apalagi ada Bosowasi (Bone, Soppeng, Wajo, Sinjai). Selain itu, juga jauh dari Makassar untuk sekadar datang menonton film. Kurang lebih 4-5 jam. Potensi masyarakatnya juga sangat butuh hiburan. Untuk itu kami hadir di daerah untuk menghibur,” jelasnya.
Animo masyarakat untuk datang menonton pun cukup besar. Bahkan ada yang sengaja naik bus untuk bisa nonton bioskop. ”Mereka suka menonton film nasional. Mungkin karena lebih relate dan masuk dengan kehidupan mereka,” imbuhnya. (*/rus)




×


Bergenre Komedi, Cita-cita Jadi Kiper tak Direstui Ortu

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link