pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Jembrana Merebak Lagi, Ada 996 Kasus di Sulsel

MAKASSAR, BKM — Penyakit hewan yang disebabkan oleh virus jembrana kembali merebak di kabupaten/kota di Sulawesi Selatan pada pertengahan tahun 2023 ini.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan (Keswan) dan Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan Sriyanti Haruni, menyampaikan bahwa hingga sebanyak 996 hewan ternak telah terjangkit virus tersebut.

Ia merincikan, untuk Kabupaten Barru itu terdapat 28 kasus, Enrekang 59 kasus, Luwu Timur 20 kasus, Luwu Utara empat kasus, dan Tana Toraja dua kasus.

Selanjutnya, Kabupaten Bone 105 kasus, Bulukumba 86 kasus, Sinjai empat kasus, Gowa sembilan kasus. Kabupaten Jeneponto 100 kasus, Takalar 32 kasus.

Lalu, Kabupaten Pangkajene Kepulauan sebanyak 15 kasus, Pinrang sebanyak 281 kasus, Sidenreng Rappang 48 kasus, dan Soppeng 58 kasus.

“Sampai akhir pekan, data updatenya untuk wilayah kota, di Palopo sebanyak enam kasus, Pare-pare 137 kasus dan Makassar dua kasus,” paparnya saat dikonfirmasi, Minggu (11/6).

Ia mengatakan, untuk kasus tertinggi itu ada di Kabupaten Pinrang dengan 281 kasus. Diikuti Kota Pare-pare dengan 137 kasus, lalu Kabupaten Bone sebanyak 105 kasus. Disusul Jeneponto sebanyak 100 kasus.

“Untuk terendah itu ada Kabupaten Tana Toraja sebanyak dua kasus, Sinjai sebanyak empat kasus, Kota Makassar dua kasus, dan Kabupaten Luwu Utara empat 4 kasus,” sebutnya.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan drh Nurlina Saking, mengakui saat ini kapasitas vaksin untuk virus jembrana di Provinsi Sulsel masih terbatas.

Mencuatnya kembali virus yang menyerang hewan ternak sapi di wilayah Sulsel akhir-akhir ini juga dipengaruhi oleh keterbatasan vaksin, serta kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksin jembrana terhadap hewan ternaknya yang sehat.

“Vaksin jembrana memang terbatas. Selain itu, juga banyak peternak yang tidak mau vaksin ternaknya. Ini sedang kami pantau, apakah semuanya sudah terdistribusi ke kabupaten dan kota,” jelasnya.
Kata dia, pengobatan untuk ternak yang telah terserang virus jembrana itu memiliki tingkat keberhasilan rendah karena daya mematikan virus tersebut cukup tinggi.

Jadi, lanjut Nurlina Saking, salah satu langkah untuk mengurangi virus itu dengan cara melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak yang masih sehat.

“Pengobatan untuk penyakit jembrana tidak efektif, karena kecepatan virus mematikannya tinggi, sehigga pengobatan kalah cepat dari serangan virusnya. Untuk itu yang perlu dilakukan adalah vaksinasi pada ternak yang sehat,” terangnya.

Ia menjelaskan, idealnya pemberian vaksin jembaran pada hewan ternak itu setiap bulan atau 30 hari setelah dilakukan vaksin sebelumnya. Hal itu akan sangat berperan menekan volume virus.

“Bisa dibooster setiap bulan (sebulan setelah vaksin). Paling lambat enam bulan setelah booster. Tapi dengan vaksin pertama kali itu sudah lumayan, efektif menekan pergerakan penyakit,” ungkapnya.

Untuk memaksimalkan persediaan vaksin jembrana, sambung Nurlina Saking, pihaknya sedang mengusahakan tambahan vaksin dari kementerian terkait.

“Saat ini kami sedang mengusahakan tambahan vaksin, dari kementrian dan juga melalui anggaran kedaruratan provinsi. Kita memang harus pesan sekitar satu bulan. Butuh waktu satu bulan untuk produksi,” tandasnya.

(jun)




×


Jembrana Merebak Lagi, Ada 996 Kasus di Sulsel

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link