pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Rektor UNM Janji Pecat Mahasiswa yang Terlibat

Yang Ditemukan Dalam Kampus Bukan Bunker, tapi Brankas

MAKASSAR, BKM — Teka teki tentang kampus ternama di Makassar yang jadi tempat penemuan bunker penyimpanan narkotika jenis sabu, akhirnya terungkap. Bunker yang di dalamnya terdapat brankas itu berada di area yang sebelumnya merupakan sekretariat organisasi mahasiswa di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS). Petugas pun sudah memasang garis polisi di lokasi tersebut. Selain itu, lima orang telah diamankan terkait penemuan bunker itu. Namun, tak ada satu pun di antaranya mahasiswa. ”Tidak ada mahasiswa yang ditangkap. Alumni semua,” kata Presiden BEM FBS UNM Rusci Lestari Syam, Sabtu (10/6).
Dia mengaku tidak tahu menahu dengan aktivitas yang dilakukan oleh oknum alumni itu. Karenanya, Rusci kaget dengan penemuan barang yang berkaitan dengan narkoba.

Rektor UNM Prof Husain Syam mengapresiasi pihak kepolisian karena sudah berhasil membongkar kasus tersebut.

“Kita biarkan masuk karena kita mau tahu siapa pelakunya. Kalau dia misalnya orang luar, maka tentu kita serahkan sepenuhnya kepada petugas,” ujarnya.

Dia menegaskan, bila pelaku adalah mahasiswa, pihaknya akan mengambil tindakan secara tegas dengan mengeluarkan atau memecatnya. Menurutnya, langkah tersebut diambil agar kasus semacam itu tak terulang.

“Kita persilakan masuk untuk membongkar, melihat siapa pelakunya sampai akar-akarnya supaya tidak ada lagi seperti berikutnya,” tegas Prof Husain.
Senadan dengan Prof Husain, Wakil Rektor III UNM Prof Andi Muhammad Idkhan menegaskan akan mengambil tindakan jika ada mahasiswa yang ikut terlibat. “Jika ada mahasiswa UNM yang terlibat maka pihak pimpinan akan mengambil ketegasan, yaitu dengan melakukan pemecatan,” ucapnya kepada wartawan, Sabtu (10/6).
Menurut Idkhan, sampai saat ini pihaknya masih menunggu data lima orang yang telah ditangkap oleh polisi. Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan ada oknum mahasiswa yang terlibat.
“Untuk saat ini kita masih menunggu informasi dari kepolisian. Kalau mereka melakukan pengembangan, tidak menutup kemungkinan apakah ada mahasiswa yang terlibat,” imbuhnya.
“Kalau data itu sudah lengkap kami terima dari pihak penyidik, tentunya kami pimpinan akan melakukan rapat dengan pihak rektorat, dalam hal ini langsung mengambil keputusan,” tambahnya.
Ia pun menyatakan pihaknya tidak sepakat dengan istilah bunker narkoba yang diungkap oleh polisi. Menurutnya, kata itu tidak tepat.
“Setelah saya melihat di lokasi, ternyata yang dimaksud bunker itu tidak benar. Jadi yang benar itu adalah brankas kecil yang berada di bawah lantai. Jadi bukan bunker. Karena kalau bunker itu ukurannya besar. Sementara yang ditemukan hanya sebatas brankas yang ukurannya kurang lebih 40×40 cm,” ungkap Idkhan.
Bunker narkoba itu sebelumnya diungkap oleh Direktur Reserse (Ditres) Narkoba Polda Sulsel Kombes Dodi Rahmawan dalam keterangannya kepada wartawan di di Mapolda Sulsel, Kamis (8/6). Dodi menyebut bunker tersebut dilengkapi dengan buku rekap.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Petrus Reinhard Golose, angkat bicara terkait temuan bunker narkoba dalam kampus UNM. Ia menyebut, prevalensi mahasiswa dan pelajar cukup tinggi di kampus. Namun, diakuinya dalam dua tahun terakhir ini prevalensi meningkat sampai 1,35 persen dari yang awalnya 1,0 persen.

“Prevalensi cukup tinggi di kampus, mahasiswa dan pelajar. Dari 2019 itu, hanya 1,0 persen kemudian naik menjadi 1,35 persen, walaupun masih di bawah dari prevalensi nasional 1,95 persen. Tapi prevalensi dunia 5,5 persen,” ujar Komjen Petrus kepada wartawan, Sabtu (10/6).

Meski prevalensi di kampus saat ini belum melampaui dunia di angka sampai 5,5 persen, namun ia mengaku cukup hati-hati dengan angka prevalensi mahasiswa di kampus yang mulai naik.

Ia juga terus melakukan pemantauan di kampus-kampus perihal dugaan penyalahgunaan narkotika yang masuk dalam lingkup perguruan tinggi.

“Dalam setiap tur kampus saya, setiap saya tanyakan tidak mayoriti, karena itu tugas kami. Untuk meminimalisir peredaran dalam narkotika,” ungkapnya.

Setiap melakukan perjalanan ke kampus, pihaknya selalu menekankan agar pengelola kampus tak main-main dengan narkotika. Untuk itu, dirinya akan terus melakukan upaya-upaya pencegahan penyebaran narkoba dengan cara melakukan pendekatam soft power dan hard power.

“Cara-cara pencegahan yang kami lakukan adalah seperti sekarang ini. Tidak hanya di kampus. Itu sudah ada program sekolah, ketahanan keluarga, Desa Bersinar. Kita juga mengumpulkan komunitas interagama bersama-sama. Kita lakukan seimbang antara soft power dan hard power,” pungkasnya.

Sebelum pengungkapan temuan bunker narkoba di dalam kampus UNM, sempat terjadi tawuran antara mahasiswa FBS dengan Fakultas Teknik (FT), Minggu (4/6) lalu.

Salah seorang mahasiswa dipukuli oleh mahasiswa lain yang tidak diketahui dari fakultas mana.

“Dari kejadian salah seorang mahasiswa yang dipukul di depan kampus UNM Parangtambung, namun tidak mengetahui mahasiswa dari fakultas mana.
Setelah kejadian itu, mahasiswa FT yang baru saja tiba dari pengkaderan datang dengan menggunakan dua mobil bus. Saat mahasiswa FT masuk ke fakultasnya, mahasiswa FBS diduga melempar ke arah mahasiswa FT.

Tak terima mendapat lemparan tersebut, mahasiswa FT lantas menuju FBS dan langsung melakukan penyerangan menggunakan batu dan busur. Tidak lama kemudian, terdengar suara teriakan dan melihat mahasiswa Fakultas Teknik sudah menuju ke arah Fakultas Bahasa dan Sastra, dan langsung melakukan penyerangan dengan menggunakan batu dan busur. (jun)




×


Rektor UNM Janji Pecat Mahasiswa yang Terlibat

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link