MALILI, BKM — Bupati Luwu Timur, H. Budiman didampingi Bunda PAUD Lutim, Hj. Sufriaty Budiman menghadiri penamatan massal Taman Kanak-kanak Kecamatan Towuti, di Lapangan Si Rio-Rio Kecamatan Towuti, Kamis (15/6).
Bupati Lutim, H. Budiman menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada seluruh tenaga pendidik dan anak-anak PAUD yang sangat luar biasa telah menampilkan persembahan terbaiknya hari ini.
“Tidak gampang menjadi guru, jika kami bisa melihat ini, prosesnya tidak pernah bisa dilihat. Sehingga mereka bisa berpantun, mengaji, menari, dan mengkritik di dalam sebuah tontonan dan tuntunan tentang bagaimana menyelamatkan lingkungan,” katanya.
Bupati berpesan kepada OPD terkait agar nantinya anak-anak PAUD tetap bisa berkarya melalui program-program yang berpihak kepada mereka dan tentu hasilnya akan dilihat 20 Tahun kedepan yang sangat berdampak bagi perkembangan daerah, khususnya di Lutim.
“Ini doa kita semua, saya menitip 20 tahun kedepan anak-anak kita ini yang mendapatkan perlakuan khusus bisa memperoleh hubungan yang baik, kita lihat kelak mereka akan menjadi orang yang baik di kemudian hari,” tandasnya.
Sementara itu, Bunda PAUD Lutim, Hj. Sufriaty sekaligus menyampaikan materi terkait, “transisi PAUD – SD yang menyenangkan”. Ia memaparkan bahwa, transisi PAUD ke SD adalah program pembelajaran yang ada di TK yang masih akan dilanjutkan ke tingkat SD.
“Program penerimaan siswa baru diharapkan para guru, kepala sekolah tidak lagi mempersyaratkan anak-anak yang masuk SD, harus ada tes tulis atau Calistum. Jadi tidak perlu lagi ada orang tua yang memasukan anaknya les privat karena tidak bisa membaca,” paparnya.
Dia menekankan enam komponen utama yang harus diajarkan kepada anak-anak ketika masih berada sekolah PAUD di antaranya, mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa, kematangan emosi, pemaknaan belajar positif, keterampilan motorik dan perawatan diri dan kematangan kognitif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
“Jadi terkait dengan kematangan emosi, artinya anak-anak pada saat TK sudah diajarkan bagaimana budaya mengantri dan bisa sabar menungu jam pelajaran, dan menggunakan permainan secara bergantian tanpa saling berebut,” jelasnya.
Dia berharap adanya kolaborasi antara orang tua dan guru yang dianggap sangat penting. Sehingga nantinya bisa dipahami apa yang mejadi kelebihan dan kekurangan mereka pada saat berada di luar rumah atau di sekolah.
Sebagai informasi, jumlah murid Taman Kanak-kanak yang mengikuti penamatan massal ini ialah sebanyak 1.137 dari 26 taman kanak-kanak yang ada di wilayah Kecamatan Towuti. (rls)